PART 1

16.1K 322 19
                                    

"Permisi..."
"Permisi..."

Terdengar suara orang diiringi ketukan dari luar, aku terbangun dari tidur siangku  dan membuka pintu. Tampak seorang pria muda berdiri di depan pintu, berjaket kulit hitam dengan celana jeans denim, berbadan tegap dengan rahang tegas, wajahnya tersenyum memandangku.

"Maaf Dek, menganggu...", ucapnya

"Ini kamar sebelah kosong ya", lanjutnya

Aku yang masih setengah sadar, mengangguk pelan. Setelah mengucek ngucek mataku, aku pun keluar kamar dan menghampirinya.

"Iya Bang, kosong.. Abang mau sewa?", tanyaku

"Bisa dilihat dulu ga ya dalamnya?", jawabnya

"Boleh Bang, saya pegang kuncinya"

Aku pun mengambil kunci  dan membuka kamar samping. Lalu kami berdua pun masuk.

"Tiga petak ya Dek..", ucapnya

"Iya Bang.."jawabku

Selagi dia berkeliling, ku tunggu dia diluar. Tak berapa lama dia keluar dan memandang sekeliling.

"Disini biasa sepi begini atau rame Dek", ucapnya

"Ya, standar sih Bang, lebih sering sepi tapi", jawabku.

"Yang punya rumah besar itu?", tunjukknya

"Iya Bang, yang cat hijau itu", jawabku.

"Oh iya, kenalkan saya Wira", ucapnya

Dia mengulurkan tangannya ke diriku, jabatan erat dan bertenaga dan kusambut sambil tersenyum.

"Aku Toni Bang", jawabku.

"Toni dah berapa lama disini", ujarnya

"Dari SMP, hampir tiga tahun Bang", jawabku.

"Berarti sekarang?", ucapnya terhenti

"Besok kelas 1 SMA, hehehe", jawabku.

"Oh ya ya..besok tahun ajaran baru ya", serunya

"Abang kerja?", lanjutku

"Iya, Fire Fighter", ujarnya

"Pemadam ya Bang?", tanyaku.

"Iya, saya baru dipindah dinas ke pemadam yang di depan perumahan sana", lanjutnya

"Ohh.. aku sekolah di SMA dekat sana", lanjutku

"Oh ya, dekat dong ya", jawabnya tersenyum.

Setelah mengobrol beberapa saat, Bang Wira terlihat  sibuk menelpon, sepertinya dia sedang berdiskusi, menimbang apakah akan mengontrak disini atau tidak.

"Toni, saya tinggal dulu ya, terima kasih", ucapnya

"Iya Bang Wira, sama sama", jawabku

Pria itu mengacungkan jempolnya, dan berlalu pergi. Ku lihat ternyata dia membawa sepeda motor dan berjalan hilang dari pandangan.

Sore hari, sebuah mobil memasuki pekarangan. Walaupun kontrakan, dan berada di daerah kampung. Mobil masih dapat masuk ke melintasi jalan. Bu Rodiyah, pun pemilik kontrakan sengaja membuat halaman parkir yang agak luas, karena kampung ini masih terbilang dekat dengan pusat keramaian dan kota.

Jadi mayoritas warga asli sini, mendirikan banyak kontrakan di tanah mereka untuk para karyawan dan mahasiswa yang bekerja atau kuliah di pusat keramaian tadi. Dan rata rata dari mereka memang mencari kost atau kontrakan yang muat atau boleh bawa kendaraan, terutama sepeda motor.

TONI & WIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang