Di apartemen Mikha. Jauh dari kampus sekitar 4 km. Apartemen Mikha termasuk apartemen elite. Tidak salah karena keluarga Mikha termasuk keluarga terpandang.
Cewek itu masih tidur, menggunakan piyama dan earphone tercantel di kedua kupingnya.
Hari ini Mikha ada janji. Salsya datang, mengetuk pintu apartemen.
"Kha! Lo di dalem?"
Salsya membuka gagang pintu,
"Gak dikunci! Gila nih anak!",
Salsya menyelonong masuk. Mikha masih tidur? Jangan-jangan Mikha diapa-apain lagi sama orang, batinnya.Salsya mengguncang-guncang tubuh Mikha,
"Kha? Lo kenapa? Ada yang macem-macem sama lo?",
Mikha membuka sebelah mata, lalu melirik ke alarm di sebelah tempat tidurnya.
"Eh udah jam sembilan?"
"Iya, Kha. Lo kok baru bangun?"
"Enggak tadi ada tukang susu", kondisi setengah sadar.
"Lo di apain sama tukang susu?",
"Bukan bego, dia nawari susu ke gue lebih pagi, tadi jam 5. Terus gue ketiduran, capek habis lembur",
"Gue pikir apa! Yaudah buruan mandi, apa mau gua mandiin sekalian, biar cepet!"
"Bawel lu",
Mereka keluar apartemen pukul 09.15. Lalu menunggu taxi online yang baru diorder.
Taxi datang dan melaju menuju kampus,
Sampai di kampus,"Ini pak Uangnya", Salsya membayar uang taxi,
"Tumben?"
"Sekali-kali", "Yuk masuk".
Saat mereka berjalan, banyak anak lain yang menatap mereka. Mereka ditaman, di lorong, di ruang jalan bahkan di kantin. Semua anak memperhatikan Mikha dan Salsya dengan tatapan yang aneh.
"Kha?"
"Heem,apa?"
"Kok kayanya dari kita nyampe di kampus, jalan, sampe makan disini. Anak-anak lain natap sambil merhatiin kita deh!"
Mikha malah tertawa, "HAHAHA...,
ni gue jelasin. Itu namanya Spotlight
Effect, otak lo melebih-lebihkan kekhawatiran. Padahal aslinya lo itu lagi ge'er aja""Bukan itu maksud gue, pea"
"HAHAHA,terserah elu deh",
....
Benar saja, Mikha mulai mengamati mata anak-anak lain saat mereka berjalan."Sya!"
"Apa?"
"Lo bener. Mereka pada ngeliatin kita"
"Lo aja kali yang ge'er",
Lama-lama Mikha geram melihat dirinya menjadi bahan tontonan.
Mikha menarik tangan cewek yang baru saja melewatinya,"Ngapain lo liatin gue sama Salsya",
Salsya terkejut melihat reaksi Mikha yang sangat agresif. "Kha! Lepasin tangan Iren!"
"Ngapain lo ngeliatin gue sama Salsya! Ada yang aneh!", Mikha meningkatkan nada bicaranya.
Irene gemetar melihat cewek barbar memarahinya, "Engg...akk,gue gak ngeliatin kalian".
"Jangan boong lo, gue liat dari mata lo, ya!", " Jawab",
Tiba-tiba tangan Mikha yang mencekam erat tangan Irene ditepis oleh Dimas.
"Lo jadi cewek jangan kasar!"
Mikha melawan, "Kalo gitu jaga mata cewek lo, dia bikin gue gak nyaman",
Dimas membentak Mikha, "DIEM LO!",
Suasana semakin memanas, anak-anak lain berkerumun menyaksikan keributan, dasar anak kepo lu pada!
Mikha tidak kalah berteriak
"DIEM? LO LIAT CEWEK LO, TUKANG GUNJING!"Dimas geram dan menampar pipi Mikha. Salsya yang melihat kejadian jadi ikut agresif dan ikut berteriak,
"LO COWOK PECUNDANG! BERANINYA CUMA NAMPAR CEWEK !",
Dimas jadi semakin geram,
"GUE GAK ADA URUSAN SAMA LO! LEBIH BAIK LO DIEM! DAN GAK USAH BANYAK OMONG !"
Alan melihat kerumunan di depan pintu kelas. Lalu bertanya pada salah satu anak yang lewat,
"Eh! Itu ada apaan rame-rame? Ada obralan panci?"
"Bukan! Anu... Itu Lan. Anu...."
"Nu Ana Inu Ana Inu. Apaan?"
"Mikha di tampar sama Dimas!"
"HAH! Di tepar? Eh, di tampar?"
Alan berlari menuju kerumunan. Menepis anak-anak kepo yang menghalangi pandangan.
"Minggir! Minggir!",
Alan melihat Mikha dan Salsya di tengah-tengah kerumunan, juga Dimas yang merangkul Irene. Alan juga melihat pipi Mikha yang merah lebam.
Dimas hendak keluar menggandeng Irene dari kerumunan. Tapi dicegah oleh Alan,
"DIM! LO KALO NGAJAK RIBUT JANGAN SAMA CEWEK! PENGECUT LO! ",
Sekarang giliran Alan dan Dimas adu mulut.
"LAN? NGAPAIN LO BELAIN CEWEK KAYA MEREKA? GAK GUNA!"
"GAK GUNA?"
Alan meninju mulut Dimas, hingga Dimas terpanting ke belakang.
Perkelahian tak terlerai mereka saling adu pukulan.
Perkelahian berakhir di ruang dekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talk About The Future
Teen Fiction#TALK ABOUT THE FUTURE Menurut para tokoh : "Ngayalin masa depan tuh, serasa makan coklat gak taunya tai ayam", Alan "Kalo gue mikirin masa depan, sebelum nikah gue mau ganti nama. Biar besok istri gua kalo dipanggil namanya bukan BURIK", Riki