Hari ini akhir pekan Salsya ngajak mantai semua anak paguyuban. Alan, Riki, Salsya, Mikha, Viesa, ditambah satu anggota baru Beni.
Mereka janji berkumpul di apartemen Mikha, karena itu tempat yang paling strategis. Salsya yang pertama kali datang.
"Eh gue mau numpang nonton di laptop lo, dong!", pintanya pagi-pagi.
"Boleh tapi jangan sampe lowbatt ya beterainya, awas aja lu!", Mikha membolehkan.Salsya berbaring diatas kasur, sedangkan Mikha membuat bekal untuk mereka piknik. Tidak lama Alan dan Beni muncul dari balik pintu,
Alan, "Askum, cuy!", Salsya kaget dan nyaris melempar laptop. Mikha menegur gaya bicara Alan, "Salamnya yang bener!", Alan manyun lalu mengulanginya lagi, "Assalamualaikum, cuy!".
Mikha menepuk jidat, "Anak sinting emang!". Beno duduk disebelah Salsya. Alan membuka toples cemilan di ruang tamu, "Ngemil, cuy!".
Beno, "Lo gak capek nonton terus!", menegur Salsya yang menonton hingga mengantuk. Salsya mengelap iler yang lumer hingga ke dagu, "Daripada ngeliatin elu banyak drama!.
Alan terkekeh.
Mikha," Lan! Riki gak bareng lo? ", duduk disamping Alan, ikut ngemil.
"Tau tuh. Katanya bareng Viesa",
Salsya tertawa, "Ati-ati, gebetan lo ditikung Riki!". Alan memanyunkan bibirnya, dalam batin 'Siapa yang naksir sama Viesa, orang gue juga punya gebetan sendiri'.
Setelah lama menunggu, yang datang malah Rio dan Riza. Mikha berdiri menyambut mereka, "Kalian juga ikut?". Riza, "Iya kita disuruh Alan, jadi dadakan".
Salsya, "Gak masalah. Jadi makin rame",
Mikha mengangguk mantap, "Kalo gitu gue siapin makanan tambahan deh, biar banyak!". Riza, "Gue bantu!",
Mikha dan Riza di dapur. Salsya dan drakornya di kasur. Sedangkan Alan, Beni, dan Rio bermain karambol di ruang tengah.
Pukul 09.05
"Cus mantai!", suara Riki terdengar di depan pintu. Viesa masuk terlebih dahulu, lalu diikuti Riki.
Salsya langsung mengambil posisi berdiri, bersiap mengeluarkan api dari dalam mulut dan menyemburkannya pada Riki. Karena sudah membuatnya menunggu terlalu lama.
Tapi Mikha keburu menarik tangn Salsya, "Lo kenapa aja, Rik. Lama banget?",
"Gue abis cari mobil buat kita mantai. Lo pada harusnya berterima kasih sama gue!",
"Kenapa gak pake mobil gue?", tanya Mikha. Riki melepas kaca mata hitamnya. "Emang mobil lo muat?". Bener juga, ya. Batin semua.
Alan, "Jadi lo sewain kita mobil apaan?",
"Bajay!". Salsya melongo mendengar jawaban Riki, "Hah?"
"Enggak bercanda, gua sewain mobil pick up buat kalian!",
Milha meletakkan tangannya dipinggul, "Kalo naik itu gue gak mau. Jadi serasa kambing naik kolbak ke pasar senen!",
Semua orang mengangguk, para cewek berpendapat panas lah, gak nyaman dan lain sebagainya.
"Ya Allah! Gue cuma bercanda netijen! Gue sewain Vw!"
Alan, "Type apa?"
"Type 2 T2 'Kombi' ",
Mikha, "Kalo itu gue setuju!", "Klasik! Tapi asik!". Cewek lainnya juga ikut setuju. Yang lainnya juga setuju. Jadi sekarang tinggal cuss berangkat!Rio menyetir didepan, disebelahnya ada Beni, setia mendampingi.
Mikha, Salsya, Viesa dan Riza duduk di belakang, juga dua sigung yang tidak ketinggalan, Alan dan Riki.
Mikha, "Ki!,".
"Hah? Apa?",
"Lo kok lama datengnya, habis ngapain?",
"Gue harus pamit sama Mamih",
"Terus. Selama itu?"
"Orang Mamih gue arisan. Ya mau gak mau gue harus tungguin sampe dia pulang",
"Kan bisa telpon!",
"Gue takut Mamih marah. Nanti disangka anak durhaka".
Alan terkekeh, "ADM lu!"
Semua orang menatap Alan,
Beni, "ADM apaan?"
"Anak Didik Mamieh!", Alan tertawa terpingkal-pingkal. Membuat selera humor semua orang menjadi receh.
Riki yang bersungut-sungut lalu menarik leher Alan, "Cepat! Keluarkan semua ketololan mu!",
Semua orang dibuat semakin tertawa ngakak. Alan memegangi lehernya yang sakit, "Eh ada yang ikut PMR enggak dulu? Leher gua sakit!".
Mikha, Salsya, dan Riza mengangguk. Kecuali Viesa.
"Ini cara ngobatin leher pegel gimana?",
Semuanya menggeleng tanda tak mampu menyembuhkan. Alan menggeleng,"Terus tujuan kalian ikut PMR itu apa?"
Mikha, "Ya biar gak ikut upacara lah, tolol!",
Salsya, "Gue netijen, kali ini no komen. Karna itu bener!". Alan, "Gak guna emang!".
Perjalanan masih diisi gelak tawa di dalam mobil.
Ada 45 menit perjalanan. Mereka akhirnya sampai di pantai.
Alan, "Welcome to the bitch!", seketika kepalanya di tampol dengan sendal Riki, "Beach goblok!",
....
Jadi pengen mantai... 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Talk About The Future
Teen Fiction#TALK ABOUT THE FUTURE Menurut para tokoh : "Ngayalin masa depan tuh, serasa makan coklat gak taunya tai ayam", Alan "Kalo gue mikirin masa depan, sebelum nikah gue mau ganti nama. Biar besok istri gua kalo dipanggil namanya bukan BURIK", Riki