🌻tai kucing anjrit

199 15 5
                                    

hari itu minju disuruh ke ruang guru buat ngambil buku panduan sama bu wendy. awalnya minju biasa aja jadinya dia sendirian ke ruang guru. tapi pas sampe meja kerjanya bu wendy buku panduannya setinggi gempita anjir tau gitu dia terima aja tawaran chenle buat bantuin dia.

minju ogah bulak-balik buat ngangkut buku doang. jadinya dia bawa sekaligus itu buku panduan. berat sih, tapi mau gimana lagi.

jarak ruang guru ke kelas minju terhitung deket tapi harus naik tangga sama ngelewatin lapangan.

bruk!

buku panduan yang minju bawa pada berserakan. mana ada yang masuk solokan lagi.

minju bukannya mungut malah diem aja masih speechless ceritanya.

"eh anjir, ngapain lo bawa-bawa buku gitu mana banyak lagi," kata orang yang ditabrak minju.

itu tzuyu—tetehnya minju.

"ini nih dibabuin sama guru," kata minju terus jalan ke arah solokan.

buku panduannya basah kuyup, bau, ditambah ada lumut sama tai kucing yang cair gitu anjrit.

"ADUH GIMANA NIH TEH?? AING KUDU OTOKEH?" kata minju masih termenung ngeliatin buku panduan yang malang.

"buang ju! bau gitu! HEH JANGAN DIPEGANGG!!" tapi telat minju udah keburu megang itu buku bau tai.

minju ngedeket ke tzuyu mau megang tangan tzuyu, cuma tzuyu lebih cepet ngehindar dari serangan tangan bau adiknya tersebut.

"GAK USAH LO DEKET-DEKET! GUE JIJI! JANGAN SENTUH AKU!"

tzuyu teriak kenceng banget sampe anak yang lagi olahraga nengok. menyaksikan pertengkaran antar saudara.

di lapangan ternyata ada anak yang kepo sama ributnya minju-tzuyu, dia yang tadinya mau cetak gol langsung berhenti dan udahan main.

orang itu nyamperin minju tzuyu yang lagi ribut, berniat mau ngelerai keributan itu.

"ada apa nih wi—LAH KOK LO BEDUA MIRIP???"

"adek gue," kata tzuyu.

"aduh jem tolong dong, bantuin adek gua ngangkut buku ini. kasian gue liatnya keberatan gitu," lanjut tzuyu.

si 'jem' itu ngangkat alisnya sebelah, "kenapa gak lo aja?"

"gue keberatan,"

"yeeeuu bagong,"

"yaudah duluan y—HEH GAUSAH PEGANG-PEGANG GUE!!"

minju ketawa sambil nutup mulutnya pake tangan waktu tzuyu niup-niupin lengannya yang hampir di toel minju.

minju megang pinggangnya pake tangan kanan soalnya kalo tangan kirinya udah gak perawan.

"ini gue gimana anjir ngambilnya,"

cowok itu ngedeket ke arah minju terus jongkok. tangan kirinya ngulurin buat ngambil buku tapi minju tahan pake pukulan pelan.

"ngapain?" tanya minju.

"perlu gua jawab?"

"gak usah sih, cuma basa-basi,"

"gapapa," cowok itu ngambil buku basah itu terus dia angkat ke udara tinggi-tinggi soalnya bau bangett.

"ini kucing kenapa sih berak di solokan biasanya juga dipasir," kata cowok itu terus melastikin itu buku.

minju lega buku udah diambil. minju beresin buku-buku sisa terus dia taro di bangku panjang deket situ.

"makasih ya," senyum minju sambil ngambil plastik dari tangan cowok itu.

cowok itu senyum balik terus minju lanjutin nguli. cowok itu kaget lah masa iya minju bawa buku sebanyak itu sendirian? mana tega liatnya.

"sini gua bantu," kata cowok itu.

"akhirnya ada pertolongan juga, nih bagi dua ya,"

"oke, ini dibawa kemana?"

"ke kelas gue,"

"kelasnya dimana??"

"10 ips 2,"

"oalaah adek kelas,"

"hah? lo kakak kelas?"

"iya, gua satu tahun diatas lo,"

"EHH MAAF KAK AK NGA TAU."

"gapapa santai aja, btw nama lo siapa? "

"minju kak,"

"gua jaemin, salam kenal,"


"kayaknya dalam waktu deket ini gua bakal putusin heejin," kata jaemin sambil natep langit-langit kamarnya.

"gila lo, lia udah punya cowok gak usah lo gebet lagi." kata haechan kaget.

"ck, bukan lia tapi adek kelas. cewe banget,"

"lo pikir heejin waria?"

"yaa enggak , cuma ni cewek beda banget chan."

"beda apaan?"

"ketawanya gak mukul,"

¦ minju (2001)
¦ jaemin (2000)
¦ haechan (2000)
¦ tzuyu (1999)


sunflower, jaeminju.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang