¹³; Sama saja

5.5K 579 54
                                    


-happy reading 🌹
-sorry for typo(s)


🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹

Ren, Jean dan Haezal masih berada di parkiran sekolah, padahal anak-anak yang lain mungkin sudah dari beberapa menit lalu pergi pulang. Ketiganya dengan wajah datar khas masing-masing hanya duduk di motor masing-masing, netranya kini sama-sama menatap orang yang sedari tadi mereka tunggu, yang kini sedang berjalan menuju arah mereka dengan lesu.

Si teman yang tak lain adalah Nathanael Jevan, mengernyit saat mendapati tiga sahabatnya itu menatapnya garang, "Kenapa dah? Muka lu pada jelek banget" ujar Jevan, seraya menghampiri motornya sendiri.

"Abis dari mana lu? Kaya gembel banget penampilan lu gue liat-liat" komentar Haezal.

"Hehe ketiduran di rooftop" sahut Jevan, seraya menggaruk tengkuknya.

"Ketiduran tai ayam. Lo tidur dari pagi sampe sore begini? Boong banget anjir" sewot Ren.

"Ya emang ketiduran. Namanya juga ketiduran nggak sadar" sahut Jevan lebih sewot lagi.

Sahabat-sahabatnya hanya mengerling malas pada akhirnya, kemudian Jean melemparkan tas milik Jevan pada si empu, "Ke loby lu sana. Cari masalah banget jadi orang" ujarnya, yang mana membuat Jevan mengernyit heran.

"Ngapain ke loby?" Herannya.

"Bokap lo jemput" sahut Ren santai, yang tidak santai adalah reaksi Jevan sekarang.

"Anjing mati gue"

"Lo nggak punya anjing btw"

"Babi nggak gitu maksud gue" dengus Jevan.

"Ya udah sih tinggal samperin. Lagian udah tau lagi nggak fit, kabur-kaburan mulu kaya buron lo" kesal Haezal, menatap sinis Jevan.

"Ren, bolehin gue nginep please" mohon Jevan.

"Kaga. Gue nggak mau ditembak om Sean karena sembunyiin anak bungsunya. Gue masih mau hidup"

"Tai lah nggak ada yang membantu" kesal Jevan, kemudian memilih berlalu sembari menghentakkan kakinya.

"Kaya bocil anjir lah" cicit ketiganya kompak. Benar-benar kompak sampai membuat mereka sendiri langsung saling pandang tak percaya.


Jevan kira, hanya Ayahnya saja yang menjemput, nyatanya setelah Jevan sampai di loby, Jevan tidak hanya menemukan sang Ayah. Anak itu memutar bola matanya pun membuang napasnya lirih, Ayahnya datang tidak sendiri tetapi membawa serta beberapa bodyguardnya.

[1] Mademoiselle || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang