1. Bertemu Kembali

2 0 0
                                    

Sebuah ponsel berdering. Wanita itu tersenyum ketika melihat sebuah nama yang tertera disana, dari sahabat nya. Sebuah pesan singkat yang bertuliskan. "Meet me at my office, i need a hug, baby"

Kebetulan sekali dia sudah sampai di depan kantor yang teman kecilnya itu maksud, sebuah gedung tinggi pencakar langit yang bergerak di bidang properti. Wanita itu melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut, seketika beberapa pria berbadan besar mengelilingi diri nya.

"Selamat siang nona Angel, ingin bertemu tuan?" Tanya salah satu dari mereka. Angel tersenyum kepada beberapa body guard yang sudah dikenal nya, bahkan beberapa dari mereka ditugaskan sebagai body guard pribadinya. Angel hanya mengangguk lalu melangkah menuju lift untuk naik ke lantai teratas dari gedung ini.

Angel sampai dan langsung disambut oleh Franklin, sekretaris pemilik perusahaan ini. "Silahkan masuk nona, tuan sudah menunggu".  Angel memasuki sebuah ruangan yang bertuliskan CEO di pintunya, disaat itu pula ia mendengar bentakan keras dari seorang pria "sudah berapa kali ku bilang, jika ingin masuk ketuk dulu pintunya!!". Angel begitu terkejut, sepertinya pria itu tidak tahu siapa yang datang karena terlalu sibuk dengan pemandangan di luar sana.

Angel memeluk tubuh tegap itu dari belakang. "Maaf, ini aku". Pria itu berbalik dan terkejut atas perlakuannya tadi. "Maaf, aku pikir itu Franklin atau karyawan lain". Angel tersenyum lembut, lalu membiarkan pria itu membalas pelukannya, "kenapa kau ingin bertemu dengan ku? Tuan Astan?"

Astan duduk di kursi kerjanya lalu menarik Angel kedalam pangkuannya "aku merindukanmu, sayang". Angel tersenyum, lalu melingkarkan tangannya di tengkuk pria itu, "aku hanya pergi beberapa hari, kenapa kau tidak menyewa jalang saja, Hmm?" Goda Angel.

Astan memainkan tangannya, menghelus-heluskan tangannya di paha mulus Angel yang hanya memakai dress mini yang  membalut tubuh indahnya. "Kau tau aku tak suka menyewa jalang, sayang. Jika sudah ada kau untuk apa lagi aku menyewa mereka"

"Ahh" satu desahan lolos dari bibir Angel ketika Tangan Astan tepat berada di daerah sensitifnya. "Agh As-Astan stop hahh" Dilanjutkan dengan desahannya lagi ketika Astan mulai memasuki sela-sela celana dalamnya. Memasuki dirinya dengan jari-jari panjangnya.

Astan membawa tubuh Angel agar duduk di atas meja kerjanya. Dengan cepat ia, segera melumat bibir Angel dan tak lupa meninggalkan bekas kepemilikannya di leher wanita itu. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia segera menarik belahan dress angel kesamping dan munculah dua gundukan daging Angel yang tidak ditutupi oleh apapun. Ia melumat habis nipple angel.
"Ahh hah astan..hah stophh nanttih adah yangh mendengar ahh kitahh" Angel berusaha menjauhkan kepala Astan dari tubuhnya, namun tidak semudah yang ia bayangkan, kini kepala astan sudah berada di depan daerah sensitifnya, membuka paksa  celana dalamnya lalu menjilati daerah sensitifnya seperti anak kecil yang sedang menghabiskan ice cream nya.

"Tidak sayang, kau lupa bahwa ruangan ini kedap suara?? Kita bahkan sudah sering bermain singkat disini kan" Astan tak memperdulikan keluhan wanitanya itu. Ya, ini bukan pertama kalinya mereka bermain di kantor miliknya. Ia segera menyelesaikan permainan ketika Angel sampai pada puncaknya, ia segera membersihkan cairan itu dengan lidahnya. Dengan cepat Astan mengeluarkan kejantanan nya yang sudah menegang dan segera memasuki Angel.

"Ah kau semakin sempit saja sayang" Astan mulai memaju mundurkan pinggulnya, mempercepat pergerakan nya. Angel menutup matanya, menikmati permainan yang diberikan Astan. Desahan mereka menghiasi ruangan itu. Astan mempercepat gerakannya ketika ia merasa sudah mencapai puncaknya. "Ahhh" Astan segera mencabut kejantanan nya dan mengeluarkan cairan putih itu di atas perut Angel.

Astan tak pernah mengeluarkan nya didalam.
Astan tak pernah mau menggunakan 'pengaman' ketika mereka sedang bermain, alasannya adalah karena itu hanya menghambat permainannya saja. Dan ia tahu betul bahwa Angel tidak menggunakan alat kontrasepsi. Tak ingin menunggu lama, Astan segera melanjutkan kembali permainan panas mereka.

 BestfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang