~2

21 3 17
                                    

Kelas yang mula nya sepi terlihat mulai ramai oleh murid baru.
Jangan tanyakan siapa yang membuat keramaian tersebut.

Tentu saja anak bertiga itulah yang menjadi biang kerok nya.

"Eh guys, gue laper nihh. Cacing di perut gue butuh asupan." Kata Sandria sambil memegang i perut nya.

Memang sedari tadi pagi sandria belum sarapan. dan sekarang ketika udah bel masuk, sandria memohon ingin ke kantin untuk memberi makanan pada cacing di perutnya.

"Aelah, ini tuh udah bel masuk san. Masak lo mau ke kantin? Kalo lo ketemu kakak kelas apalagi OSIS sama guru, kan bisa bahaya tuh." Ucap vana mengingatkan.

"Kan guru nya belum kesini, ayolaahhh sebentar aja ke kantin." Kata Sandria memohon.

"Rila, lo mau kan ikut gue ke kantin?" Tanya sandria kepada Rila.

"Hm." Ya, sesingkat itu.

"Yes, dua lawan satu! Yuk kantin!" Kata Sandria semangat.

Dan vana pun mengalah.

Disepanjang koridor menuju kantin, terlihat beberapa kakak kelas yang masih di luar. Mungkin mereka sedang ghibah?
Ah biarlah bukan urusan author juga.

Akhirnya mereka tiba di kantin tanpa sepengetahuan OSIS dan guru.

"Lo mau beli apa san?" Tanya vana.

"Gue mau beli apa yaa. Ah iya, tuh ada geprek. Gue mau ituu!" Kata Sandria semangat 45 sambil menunjuk kios geprek itu sambil berlari kecil.

"Dasar bocah." Kata vana.
Dan Rila hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman nya itu.

Sambil menunggu pesanannya datang, mereka mengambil duduk di pojok kantin.

"Dorrr!" Seketika mereka terlonjak mendengar teriakan itu didekat meja mereka. Sontak mereka melihat ke arah suara.

"Ah dasar Blek lo apa apan sih!"
Teriak Sandra sedikit kesal karena di kaget kan dengan seseorang itu.

"Kok lo manggil gue blek? Kan nama gue Aldhi bukan blek!"
Ya, dia adalah Aldhi.

"Lo kan item yauda gue panggil blek aja."

"Eh, gue cogan putih kayak gini lo bilang gue item? Lo buta apa ya?
Kata Aldhi membela dirinya.

Memang benar Aldhi berkulit putih.
Tapi entah mengapa Sandria berpikiran sebaliknya.
Mungkin Sandria sebal pada Aldhi.

Vana dan Rila hanya bisa tertawa dan menggeleng kan kepalanya melihat tingkah teman nya itu.

"Terserah!" Bentak Sandria.

"Siapa sih itu, San?" Tanya vana sambil menunjuk Aldhi.

"Monyet nyasar!" Sebal Sandria.

Dan Aldhi pun tidak terima.
Dia langsung menyambar tangan Vana.

"Kenalin, gue Aldhian Ardha. Murid ter ganteng di dunia. Lo bisa panggil gue sayang. Dan lo siapa cantik?" Sambil menunjukkan senyum termanis nya.

"Idih najis." Batin Sandria.

"Gue vana. Rissa Clavana Maheswari."
Balas vana dengan senyum kikuk nya.

"Kalo lo?" Tanya Aldhi pada Rila dengan menjulurkan tangan nya.

"Rila." Jawab Rila ketus tanpa menjabat tangan Aldhi.

"Jangan bilang lo lagi pms?" Tanya Aldhi dengan tatapan menyelidik karena Rila menjawab singkat.

Dan Aldhi hanya di balas tatapan elang dari Rila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang