Caraka Ananda Sabit

2 0 0
                                    

Suasana di Kerajaan Sabit sudah sangat membosankan, membuat diriku pangeran tampan nan kaya ini harus melakukan kegiatan yang unfaedah. Bermain dakon bersama anak para dayang dayang. Sebenarnya suasana di sini sudah sangat stabil bahkan jarang sekali ada yang namanya perang. Mungkin bisa dihitung dengan jari. Karena Raja yang notabennya ayahku sendiri selalu melakukan perdamaian yang menguntungkan sesama. Yang tadinya lawan jadi kawan.

Namun, ada satu kerajaan dari negeri seberang yang sangat ingin sekali merebut tahta ayah sebagai raja. Dia sangat ingin sekali merebut kerajaan Sabit, membuat pertengkaran dan huru hara. Sangat menyebalkan. Sebenarnya aku sudah sangat bisa untuk turun di medan perang, melihat aku sudah sangat mahir melakukan gerakan yang diajarkan oleh kroco, guru bela diri sekaligus kapten perang yang diutus ayah untuk mengajariku bela diri.

Tapi, saat perang, ayah selalu menolak aku untuk turun di medan perang. Katanya, aku masih belum cukup berpengalaman untuk ikut perang bersama beliau.

Ya.. kalau belum dicoba kapan aku bisa berpengalaman, kalau ditolak mulu kapan yang namanya fresh graduate bisa merubah status menjadi berpengalaman. Kadang aneh dengan orang orang ini.

"Yaahh... kapan aku menangnya sih, masa dikalahin mulu sama bocah macam kau ini" lenguhku saat aku bermain dakon bersama anak dayang. Surti namanya, anak yang berumur 8 tahun itu tengah tersenyum penuh kemenangan sambil menengadahkan tangan, menagih janji yang sempat aku buat sendiri. Jika aku kalah selama tiga kali berturut turut aku akan kasih dia hadiah yang adanya hanya di tempat jauh melewati dimensi.

"Hhhh..." jengahku sambil mengalihkan pandangan. "Oke baik baik, nanti aku carikan di negeri yang jauh disana" janjiku pada gadis kecil ini.

"Tapi jangan bohong ya pangeran, awas aja nanti kalau bohong" ancamnya padaku.

"Hahaha.. haha.." tawaku terbahak bahak. "Iyaa iyaa.. aku janji... hahh.. sudahlah, aku ada janji sama cokro, kau mainlah dengan kawanmu.. okee" jawabku sambil mengacungkan jempol yang dibalas dengan gaya yang sama.

Saat lagi menikmati udara yang sejuk dibandingkan negeri nan jauh itu yang banyak polusi itu. Udara masih bisa dinikmati disini. Oh iya, aku belum cerita negeri nan jauh itu adalah masa depan, sama saja dengan negeri yang aku pijak sekarang hanya saja disana sudah sangat maju, orang orang kalau ingin bertemu dan janjian hanya lewat kotak kecil yang layarnya bisa ditekan muncullah huruf yang diinginkan. Ponsel mereka menyebut benda itu. Aku juga punya, hanya saja aku tinggal benda itu di negeri tersebut. Pernah aku membawa ponsel itu tapi gak ada sinyal, jadinya gak kepake sama sekali.

Aku bisa saja keluar masuk dari negeriku dan negeri dia, anak kecil yang aku selamatkan. Tapi, setiap aku pergi  ke negeri masa depan aku tak menemukannya. Yang aku tahu dia juga sama punya tanda lahir seperti tato di lengan kanannya sama dengan punyaku hanya saja aksara jawa itu berbentuk 'hana' pasti namanya.

"Pangeran..." sapa cokro, sambil berlali menghampiriku. "Raja ingin bertemu dengan pangeran.

Ini yang kusebut masih kolot. Kalau di negeri jauh kan bisa saja menggunakan ponsel untuk memberi tahu. Kalau begini kan menguras tenaga dan waktu. "Ya aku akan bertemu dengan ayah segera. Terima kasih cokro"
"Sama sama pangeran" cokro berlalu meninggalkanku. Dan aku segera menuju ayah.

Suasana di kerajaan sama dengan wajah para penjaga yang berjaga disetiap lorong menuju singgasana ayah. Flat. Itu pikiran yang terlintas di benakku.

Sampai didepan pintu ruangan ayah. Akupun mengetuk pintu dan lngsung dijawab oleh ayah. "Masuklah nak"

Aku yang mendengar lngsung membuka pintu dan masuk.

"Kerajaan bintang sedang mengalami keselisihpahaman dengan kerajaan kita" ayah to the point lansung membicarakan masalahnya. Aku yang turut andil dalam masalah ini memasang wajah serius mendengar cerita ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hana CarakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang