#3Kisah Aisyah Cemburu Berat karena Nabi Sering Menyebut Nama Khadijah

96 14 0
                                    

Dikutip dari buku Fiqih Cinta karya Abdul Aziz Ahmad halaman 344,di dalam hadist sahih dari hadist Humaid dari Anas bin Malik berkata: Beberapa orang istri Nabi dihadiahi sebuah nampan berisi roti kincah. Ketika itu beliau sedang berada di rumah salah seorang istrinya. Lalu istrinya memukul tangan pembantu yang membawa nampan tersebut. Hingga nampan itu pecah. Ternyata inilah momen merasa cemburu.

Lalu Nabi SAW memunguti roti kincah tersebut dan meletakkannya kembali ke atas nampan. Beliau berkata kepada para sahabatnya, "Makanlah, ibu kalian sedang cemburu."

Kemudian beliau menunggu hingga datang nampan yang bagus. Lalu beliau memberikan nampannya yang sudah pecah tadi. Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan An-Nasa'i.

Aisyah RA berkata, "Aku tidak pernah cemburu kepada seorang wanita seperti cemburuku kepada Khadijah. Karena Nabi SAW sering menyebut namanya. Suatu hari beliau mengingatnya. Lalu aku berkata: "Apa yang dapat kau lakukan dengan wanita keriput ompong itu? Padahal Allah SWT telah memberi ganti untukmu dengan yang lebih baik darinya." Beliau menjawab: "Demi Allah. Allah SWT tidak menggantinya untukku?" Diriwayatkan oleh Bukari dan Muslim.

Perhatikan cemburu yang luar biasa pada Aisyah terhadap wanita yang telah wafat. Hal ini karena cintanya yang luar biasa kepada Rasulullah SAW. Ia cemburu terhadapnya, karena beliau mengingat dan menyebut wanita lain.

Demikian juga cemburunya Aisyah kepada Shafiyah RA. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mengambilnya sebagai istri. A'isyah berkata: "Aku mengingkarinya. Aku keluar dan melihat. Ternyata beliau tahu dan mendekatiku. Tapi aku berbalik dan pergi. Lalu beliau mempercepat langkah dan menyusulku. Kemudian beliau memelukku seraya berkata: "Bagaimana pendapatmu mengenai dia?" Aku menjawab: "Yahudiyah binti Yahudiyat."

Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin mengatakan, kisah cemburunya Siti Aisyah kepada Siti Khadijah memang benar. Bahwa sifat atau perasaan cemburu itu adalah wajar, dan setiap manusia memilikinya.

"Ya, itu ada. Kisah yang sengaja disampaikan dalam siroh Nabawi hanya untuk disetujui, itulah cemburu itu manusiawi selama terukur, akurat, tidak egois, tidak emosional, bernalar sehat, komparatif, terbuka, jujur, dan dapat dipertanggung jawabkan boleh-boleh saja," katanya saat dihubungi Okezone, Rabu (11/3/2020).

Ia melanjutkan, bahkan mengendalikan cemburu harus ada bentuk kontrol atas kelanggengan keluarga.

"Misal, si suami boleh mengintip masalah istri saat keluar rumah. Jika ada gelagat yang mengundangakan. Begitu juga sebaliknya," pungkasnya.

Kisah teladan:Aisyah Binti Abu BakarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang