Hari ini, 22 April 2020, disebuah kota pesisir pantai.
Entahlah apakah ini layak disebut cerita atau diary ku.
Hari ini, tepat saat ufuk mentari memberi sinar yg indah. Patahan hidup kembali terbuka. Hari ini, semua orang berbicara. "apakah kau tak malu dengan porsi ragamu? Ayola, kau bisa mempercantik diri.
Kau tau dunia? Aku selalu berusaha, tak ada yg mau memiliki raga dan cemoohan dari orang lain, tak ada. Namun bagaimana jika ini sudah bagian dari rencana sang Kuasa? Apa aku harus mengelak nya?
Tak mungkin dunia. Saat ini bahkan orang yang "tergolong" dekat dengan darah maupun hidupku telah mendikte hal ini.
Heran nya, apa ini kebahagiaan kalian sesungguhnya? Aku pun nyaman dengan raga yang telah diberi sang kuasa, lantas kenapa kalian tak memberi aku jeda untuk bersyukur?
Aku tau, kalian baik. Menegurku untuk menjadi lebih baik. Hei, apa kalian tak berpikir bagaimana kacaunya isi kepala dan perasaan ku. Mungkin kalian anggap aku egois, tak mau diberi stigma dari mu. Bukan. Salah. Aku berterima kasih. Namun, pertanyaan ku sampai kapan kalian akan mendoktrin hidup seseorang? Ini darahmu, aku pun juga benci dikutuk seperti ini. Namun bagaimana? Ini sudah lengkap, sudah sangat ku syukuri. Sangat. Namun kenapa kalian memberi pendapat jika ini tak baik?
Aku tau, niat kalian sangat baik. Kuucapkan terima kasih. Namun, apa kalian tak pernah berpikir isi kepala ku yg bukan hanya ini fokus ku? Aku juga membenci nya sedari kecil, namun aku bisa apa jika memang ini sudah ciptaan terbaik dari Tuhan. Aku tak mau membenci diri ini, karna ini ciptaan-Nya. Kumohon hentikan.Dari ku yang kalian sebut, terlalu egois❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ansa
Short StoryHanya beberapa kata, kuharap kalian bisa mendedikasikan diri masing-masing. Happy reading, dariku nona ansa.