Catatan Kedua

2 1 0
                                    

Masih dihari ini, kau tau serapuh nya hidup ku. Tak pernah aku berlarut seperti ini. Sudah kesekian kali, semua orang bercemooh akan "fisik" orang. Bahkan lingkungan terdekatku sudah kuanggap nyanyian biasa. Namun, entah kenapa hari ini terasa amat perih.
Kalian tau? Beberapa manusia hanya tau hasil tanpa memikirkan bagaimana proses seorang manusia itu berdiri. Sulit memang. Namun ketahuilah, bahwa proses yg ku lalui bisa di simpulkan berat.
Sedari kecil di papah untuk tegar, kala anak usia 9 tahun harus bahagia. Apa yang salah?
Jelas tak ada. Mungkin semesta tak memihak ku sedari kecil. Tak masalah.
Namun, saat ini kejadian yg sudah lama aku pupuk dalam dalam. Kembali terulang. Sudah sedari kecil aku melewati bab-bab yg tak ada indahnya. Bukan tak bersyukur, salah. Hanya saja, sampai kapan titik tolak pemikiran kita berakhir hanya melihat fisik.
Ku akui, aku kaum kartini yang juga berusaha. Namun kenapa kalian seperti menilai ku tak ada baiknya dari segi manapun. Kumohon, hentikan. Ini melukai ku, ku mohon.

Pesisir Pantai, 22 April kembali.

Nona Ansa❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang