Prolog

116 14 16
                                    

Kamu benar Bian. Bukan kamu yang tidak memberikan jawaban, tapi akulah yang tidak pandai memahami jawabanmu. Ternyata, diam mu adalah jawaban yang seharusnya nyata bagiku. Bahwa tak mungkin ada aku di ruang hatimu. Alana. Tempat itu telah di isi oleh dia kan, Bian? Bahwa selama ini ruang itu tak akan pernah terganti kan, Bian?

Selama ini, bukan kamu yang menyakitiku. Tapi harapanku sendiri. Aku seperti membiarkan hatiku ini tersakiti secara ikhlas. Membodohi diri sendiri dengan dalih bahwa suatu saat nanti kamu akan mencintaiku juga. Tetapi nyatanya tidak kan, Bian? Bahwa selama ini jawabannya memang selalu tidak kan?

Bahkan, aku bukan saja menyakiti perasaanku sendiri. Dika. Seharusnya aku bersyukur bisa ditemukan oleh dia. Menemaniku, mencoba untuk menyembuhkanku. Tetapi aku malah membuat dia terluka. Dan dia, seperti merasa bahagia ketika aku lukai. Apakah ini adalah sebuah rotasi dalam roda kehidupan? Aku menjadi Dika yang mencoba menyembuhkanmu Bian. Dan kamu, adalah aku. Yang berlari dan malah berbalik melukai.

RotasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang