Etalase Kehidupan

8 1 0
                                    

Malam berganti malam, kegelapan adalah cahaya baginya. Disaat mereka tertawa diantara  wajah palsu, dia hanya menikmati kesendirian didalam kamarnya.
Yah kamarnya yang begitu setengah terang kadang dirinya menari indah dan berkaca centil dibalik jendela kamar.
Ia berdiri diam diantar remang remang lampu kamar, dipejamkan matanya dan  mulai menari sesekali tersenyum dan tertawa.
Begitu cintanya dirinya kepada sunyi, kepada kesendirian.
"its oke"
Tak ada yang bisa menarik ia dari ini, cinta katamu?" oh bullshit" hahaha"
Ia muak dengan wajah wajah yang pura pura tersenyum, dan muak dengan orang diluar semua.
"ini duniaku" hahaha
"bukan, itu bukan kehidupanmu"
"kau hanya pura pura girang dalam gelap"
"stop!!! Enyah kau dari sini" wajah manisnya  meneteskan air mata.
Di. pandangi langit langit kamarnya.
"Yah kau tersenyum sayang, aku masih disini sayang, tenang saja aku tak akan kemana mana. Janjiku untukmu"

Apakah kau menangis??
Kenapa kau tak bangun?
Mana senyummu?
Ini bukan aku?
Kenapa mulutku keluar busa?
Ranii...rani.. Ranii....

Tamat..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

etalase kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang