Talk to Talk

5 0 0
                                    

[AUTHOR'S NOTES]

Honestly, untaian kalimat yang akan kalian baca adalah salah satu tulisan yang pernah mengendap lama, lalu kuhidupkan, kusisipkan ruh di sana, agar nyaman dibaca. 

Semua tokoh, jalan cerita, lokasi, alur murni karangan penulis. Jika ada kesamaan, harap maklum. 

Tulisan ini masih banyaaaak kekurangan dalam hal konten, diksi, dan lain-lain. Mohon saran dan komen yang membangun yaa sobat wp. Kalau ada yang mau komen, boleh bangeet.

Lead male dalam cerita ini, aku pakai visual BTS's JK, kenal kan? Kalau gak kenal juga gak apa2. Kalian bebas untuk memvisualkan tokoh di sini dengan siapapun terserah kalian.

Enjoy ya all😁.

Happy Reading 😉

.

.

.

Kejadian memalukan tiga hari lalu sudah tidak mereka ungkit lagi, kala hari ini mereka dengan tidak sengaja bertemu di sebuah toko buku. Apakah ini kebetulan? Jika iya, ini merupakan kebetulan menguntungkan sekaligus mendebarkan. Claire tidak mau ambil pusing tentang berbagai perasaan yang ia rasakan dalam satu waktu.

Awalnya, tidak ada niat untuk pergi ke tempat ini, sekalian lewat, Claire menyempatkan diri untuk mampir dan membeli majalah kuliner kesukaannya.

"Claire." panggil seseorang di balik bahunya.

Sebelum sempat menengok, Claire sudah bisa mengenali suara orang di belakang.

"Jeon? Hi!" sapa Claire singkat.

"How are you?" tanyanya sambil menatap Claire dengan mata coklatnya.

"I'm good, and you?" Claire menjawab terbata. Dia masih kikuk setelah insiden stalking tiga hari lalu.

"Nice. Sudah tiga hari tidak melihatmu di kampus, kamu kemana?" Jeon bertanya diakhiri dengan senyum khas miliknya.

Ah, senyum yang kurindukan, pikir Claire.

"Aku gak ke kampus kemarin. Girls issue, if you know what I mean." jawab Claire.

"Ooh..." Jeon ber oh panjang.

Senyap diantara kami.

"Suka masak juga?" Jeon melihat buku kuliner yang baru Claire ambil dari rak.

"Wanita wajib bisa masak kan?" Claire mengarahkan pandangannya ke deretan rak buku di depannya.

Jeon tertawa sumbang sambil mengacungkan kedua jempolnya,

"Kenapa?"

"Hebat." jawabnya singkat, senyumnya lebih merekah dari sebelumnya.

"Untuk?"

"Kupikir, wanita yang bisa masak itu hebat. Mau tau kenapa?" Jeon melangkahkan kaki menjauhi Claire.

"Kenapa?" Ini adalah pertanyaan "kenapa" kedua yang Claire lontarkan hari ini pada Jeon.

Kaki Claire mulai berjalan agak cepat untuk mengimbangi langkah Jeon. Perbincangan mereka dilanjut sambil menyusuri jajaran rak buku di hadapan mereka.

"Mau tau?" goda Jeon.

Claire mengangguk singkat.

"Karena dengan kemampuan memasak, wanita dapat membahagiakan pasangannya. Para pria tidak perlu makan di restoran atau makanan pesan antar. Mereka dapat menciptakan restoran di rumah mereka sendiri." Langkah Jeon terhenti, mata coklatnya menatap lurus ke depan, seperti sedang menerawang masa depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BeginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang