look for;

70 6 0
                                    

Seperti janjiku, hari ini aku akan keluar rumah untuk mencari keberadaan Min Yoongi dan juga Min Hoo. Min Hoo? Siapa dia? Dia Ayahku. Sebenarnya aku tidak pernah menganggapnya sebagai seorang Ayah.

Sangat tidak di duga, Ibuku jatuh sakit.   Tadi malam, badannya demam—— mungkin karena kecapean? ditambah memikirkan anak sulungnya. Jadi, aku mencarinya hanya seorang diri. Tidak masalah, aku memiliki ponsel canggih yang terdapat GPS.

—Alisse, kau ini! Semua orang-orang juga memilikinya.

Memakai sepatu converse all star  itu adalah kebiasaanku. Alisse memang senang menggunakan sepatu merek itu. Kemanapun dia berpergian selalu mengenakannya. Paling yang ia suka sepatu berwarna hitam, merah, dan juga kuning; kini Alisse memakai yang berwarna merah! —Tunggu, mengapa jadi membahas sepatu? Ah Alisse memang seperti itu.

Ibuku yang mendengar suara pintu depan terbuka; "Alisse? kau akan pergi sekarang?" Mengambil dokumen-dokumen dengan sampul map putih yang ada di tiolet miliknya.

Aku memutar balik arah "Iya bu, tenang saja aku tidak akan tersesat"

Semoga saja.

"Alisse" Memberikan map putih —"kau pegang ini"

"Untuk apa?"

"Mencari kakakmu, disini sudah ada alamat rumahnya."

Oh, sangat beruntung. Aku tidak usah susah payah untuk menanyakan ke semua orang yang sedang berjalan di jalanan pinggir kota dan menanyakan "Apa kau kenal dia? Namanya Min Yoongi, pemuda asal Seoul yang katanya sekarang menginjak umur 20tahun" —Ah malas sekali!

•••••

Sekarang aku berada di pertengahan kota. Menyebrangi lalu lintas, dan berjalan sambil menengok-nengok ke arah gedung-gedung megah yang berada di Seoul. Sama seperti di Amerika, hanya bedanya ya sangat asing sekali.

Sudah setengah jam tubuhku ini berkeliaran entah kemana, menanyakan kepada orang yang sedang berjalan untuk mencari nama jalan tujuanku. Sepertinya mereka-mereka akan berangkat ke kantor. Aku menjadi ingat, aku akan kuliah di universitas mana? aku tidak ingin jauh-jauh dari rumahku yang ada di Seoul ini. Pasti universitas sini akan mau menerimaku. Alisse yang cerdas dan memiliki banyak kemampuan dibidang seni. Apa kalian tahu? Saat menduduki masa sekolah menengah pertama dan menengah atas, Alisse selalu mendapatkan juara. Lomba mapel matematika dan sains. —Juga lomba dibidang seni, yaitu melukis! Otak dia sangat cerdas, dan tangannya yang selalu berkarya. Meskipun dia terlihat aneh dan labil, tetapi Alisse itu dewasa! Asal kau tahu itu.

Sial! tenggorokanku merasa kering, aku lupa tidak membawa botol minum. Sungguh sangat lucky Alisse ini. Menemukan sebuah minimarket yang ada disebrang sana.

"Segar!" setelah meminum botol soda.

Saat aku sedang disebelah pintu minimarket; —Deg! Tunggu, sepertinya aku pernah melihatnya. Aku berusaha mengumpat di belakang tempat sampah. Ah aku tidak peduli tempat apa itu. Bayangkan lima menit tubuhku membungkuk disitu, hingga lelaki itu pergi meninggalkan minimarket. Ya! dia adalah lelaki yang melihatku dengan bibir dan dahi yang berdarah. Lelaki dari sekumpulan yang berkelahi saat aku sedang menunggu perbaikan taksi.

Shit! Kepalaku terkena lemparan botol. Siapa yang berani melempar botol kaleng soda ke kepala Alisse!

Aku dengan sigap berdiri, dan mendekati tubuh lelaki dengan kaos hitamnya.

Tanganku ini memegang botol sampah miliknya "Excuse me, is this your bottle?"

"Yeah, why?" Alis tebal nya mengangkat

silent & hiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang