Gadis berambut sebahu itu terbangun dari tidurnya. Ia mengucek-mengucek matanya agar memperjelas cahaya yang masuk pada retina. Lengan gadis tersebut teralih kepada benda pipih miliknya itu.
"WHATT? JAM SETENGAH TUJUH?" teriak gadis tersebut.
"MAMAHHHH. KENAPA GAK BANGUNIN ZEA SIH??" teriaknya lagi sembari bergegas menuju kamar mandi yang berada disudut kamarnya.
Beruntung Zea hanya membutuhkan waktu lima menit saja untuk mandi. Ia langsung memakai seragam putih abunya dan memoles sedikit bedak bayi pada wajahnya. Setelah semuanya siap Ia mengambil tas punggung sekolahnya dan bergegas turun kebawah. Setelah sampai di meja makan Zea langsung menyembur mamahnya dengan segala omelannya.
"Mamah ih jahat banget sih bukan bangunin anaknya. Kan zea jadi telat gini kan" ujar Zea dengan wajah cemberut.
"Suruh siapa udah gede juga masih aja harus dibangunin" balas mamah Zea dengan santai.
"Tau ah mamah ngeselin. Udah ah Zea langsung berangkat aja" katanya sembari mencium punggung tangan mamah dan papahnya lalu berjalan keluar rumah.
"Eh zea gak sarapan dulu ini" tanya mamah Zea.
"Gak" jawab Zea dengan singkat.
''Gak bareng aja berangkatnya sama papah" tanya mamahnya lagi.
"Gak ah. Zea mau naik ojek online aja biar cepet" teriak Zea yang sudah hilang dibalik pintu rumah. Dan kini Zea sudah berdiri depan pagar rumah menunggu ojek online pesanannya tiba. Lima menit kemudian, ojek online yang Zea pesan tiba depan rumahnya. Zea pun langsung memakai helm dan menaiki motor ojek online tersebut.
"Pak cepetan ya! Saya udah telat banget nih. Kalau bisa ngebut aja pak!" ujar Zea pada pengemudi ojek online tersebut.
"Siap mbak" balas ojek online tersebut dan segera mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata.
gara-gara galau semaleman nih sampe gua telat bangun gini. Gumam Zea dalam hati.
💫💫💫
Hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk Zea tiba disekolah. Untung saja pengemudi ojek online tersebut mengikuti ucapannya agar mengendari motor dengan cepat. Dan Zea bisa memasuki area SMA Taruna Nusantara walau detik-detik gebang akan ditutup oleh satpam sekolah. Baru saja Zea berjalan menaiki tangga menuju kelasnya, tiba-tiba muncul lelaki berperawakan tinggi berjalan dari arah berlawanan darinya.
"Heh, dari mana aja lu. Dicariin dari tadi dan lu baru datang sekarang. Udah tau jadi panitia masih aja telat lu" ujar lelaki tersebut dengan nyolot.
"Hah? Apaan sih mana ada gua jadi panitia" balas Zea tak kalah nyolot dari lelaki tersebut.
"Dari kemarin gua teleponin lu buat jadi panitia dokumentasi di acara mpls hari ini. Dan lu malah gak bisa dihubungin"
"Terus itu kenapa tuh mata lu merah dan sembap kaya gitu hah" tanya lelaki tersebut yang sebenarnya tidak peduli juga.
Dari kemarin sore Zea memang sengaja mematikan ponselnya sehabis pulang dari pertemuannya dengan Vino. Ia tidak peduli dengan notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya. Yang Zea lakukan sesampainya di rumah hanya mengurung diri di kamar dan menangis semalaman hingga membuat matanya jadi merah dan sembap seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Lara
Teen FictionDikara itu sok ganteng. Dikara itu sok cool. Dikara itu suka tebar pesona. Dan sialnya Zea justru jatuh cinta sama lelaki itu.