3. Kegalauan Zea

23 4 0
                                        

Bu Neni sedang menjelaskan beberapa rumus induksi matematika di papan tulis. Sebagian murid mendengarkan dan memperhatikan apa yang sedang Bu Neni jelaskan. Namun, bagi sebagian murid lainnya ada yang tengah asik mengobrol, main handphone, dan ada juga yang sedang tidur dengan tenangnya.

Zea sendiri saat ini tengah asik berpaut dengat pikiran-pikirannya. Padahal pelajaran matematika adalah pelajaran yang Ia sukai. Namun, kali ini Ia sedang tidak mood belajar apapun. Sekali itu adalah pelajaran favoritnya seperti sekarang ini.

"Jey lu ngerti gak sih kenapa ini bisa dapet segini?" tanya Jenny sembari menyodorkan buku tulis matematikanya.

Tidak ada jawaban dari Zea. Jenny pun mengarahkan pandangannya pada Zea yang ternyata sedang melamun itu.

"Jey ih kok ngelamun sih tumben banget" ujar Jenny. Masih tidak ada jawaban dari Zea.

"Zeaaa" ujar Jenny sembari menyinggungkan sikutnya ke tangan Zea yang menjadi tumpuuan di dagunya itu hingga terlepas dan membuat Zea refleks berteriak.

"HAH APAANNN" Bu Neni yang mendengar teriakan Zea itu pun memalingkan wajahnya menatap ke arah tempat duduk Zea. Begitu juga semua pasang mata yang berada di kelas 11 Mipa 5

"Ada apa zea" tanya Bu Neni yang untungnya Zea merupakan murid kesayangan Bu Neni sehingga guru matematikanya itu tidak marah mendengar teriakan Zea ditengah kegiatan belajar mengajarnya ini.

"Hehe ngga kok bu. Gak ada apa-apa" jawab Zea dengan senyuman kikuknya. Bu Neni pun yang mendengar jawaban Zea tidak mempersalahkannya lagi lebih lanjut.

"Lu sih ah jen, jadi malu kan gua" kesel Zea pada teman sebangkunya itu.

"Ada apa sih ada apa jey, jen?" bukan suara Jenny melainkan suara yang berada dibelakang mereka yaitu Sarah.

"Tau nih si zea. Abisnya dari tadi gua sahutin dia malah asik ngelamun aja. Pas pelajaran bu neni lagi. Tumben banget kan?" tutur Jenny.

"Iya sih jey lu kenapa sih?" tanya Sarah.

Sebelum Zea menjawab pertanyaan Sarah tersebut. Bel istirahat berdering  nyaring. Bu Neni pun menyudahkan pembelajaran dan membereskan barang-barangnya lalu bergegas keluar kelas.

💫💫💫

Kantin begitu ramai saat ini. Seluruh murid SMA Taruna Nusantara berdesak-desakan mengantri makanan di beberapa stand penjual. Ada banyak stand yang menjual berbagai macam makanan. Mulai dari mie ayam, nasi uduk, soto, lontong sayur, ketoprak, nasi goreng, dan masih banyak lagi. Tak lupa juga dengan minumannya. Kantin SMA Taruna Nusantara memang terkenal dengan kantinnya yang sudah seperti food court kebanyakan di mall.

"Lu pada mau makan apa nih?" tanya sarah kepada kedua temannya itu.

"Gua mau mie ayam deh. Tapi gua nitip aja ya sama kalian? Gua lagi males banget nih liat orang-orang yang ramean gitu. Gapapa kan?" ujar Zea.

"Yauda jey gapapa santai aja elah. Lu cariin tempat duduk yang kosong aja sana gih"

"Okay deh. Thanks yaa" kata Zea sebelum berlalu mencari tempat duduk yang kosong.

Di ujung sana dekat kaca dan juga wastafel, Zea melangkahkan kakinya menuju sana. Namun, sebelum Zea mendaratkan bokongnya di tempat duduk tersebut. Langkahnya sudah lebih dulu dicegat oleh seseorang.

"Eitss gua duluan yaa" ujarnya.

"Dik sumpah ya gua lagi gak mau berdebat sama lu. Mending lu ngalah deh sama cewek" tutur Zea dengan malas.

"Apaan gak bisa orang gua duluan" ujar seseorang tersebut yang merupakan Dikara.

"Lu cowok bukan sih? Sama cewek aja susah amat sih ngalahnya" kata Zea yang sudah kelewat emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang