Annisa [1]

57 7 2
                                    

*Kaka Anaya Cantik*

Nis, Jadikah?

Jadi dong kak, atau Kaka ada acara?

Ga kok, kan demi Lu yang udah 2 taun lebih kenal gue tetep aja manggil gue kak.

Emang gue keliatan tua yak?

Nisa sedang menuju lokasi, kak

Duh ni anak emang yahhh

________________

Setelah berbalas pesan dengan kak Anaya, aku langsung menuju tempat janjian aku dengan kak Anaya.

"Bun, Nisa berangkat! Akan bertemu Kak Anaya kemudian ke toko buku!" Teriakku pada Bunda yang sedang berada di dapur.

"Mba ini masih aja pake bahasa baku. Sedikit gaul dong mba!! Ka Anaya tuhh, gaulll!! Banyak temen! Tapi aku bingung deh, mau aja Ka Anaya berteman sama mba!" Sambar Adikku yang paling aku sebel kalau sudah bicara menyangkut pertemanan.

"Adek tuuu yang tidak gaulll. Bicara kok nyerempet bicaranya Bunda!" Balasku dengan meledek.

"Mba Nisa ga sarapan dulu?" Tanya Bunda yang sedang menyiapkan sarapan.

"Tidak Bun. Annisa buru-buru, sudah ditunggu Kak Anaya" Balasku.

"Sudah tau di tunggu, kenapa masih disitu?" Ucap Adikku dengan nada meledek.

"Ehh kan Kau yang mengajak debat! Sudah tau debat disekolah kalah, ini kok masih mengajak debat? Belum terima kenyataan, dik? Haha" Balasku dengan sengit.

"Sudah yaa! Sana mba, katanya  ketemuan sama Anaya. Nanti malah Anayanya nunggu kelamaan" Bunda memisahkan Aku dengan Adikku.

"Ohh iya Bunda. Assalamualaikum!" Pamitku bersamaan dengan aku yang melotot pada Adikku.

"Hayya... Mba ini!" Seru lirih Adikku yang masih terdengar olehku.

Setelahnya, aku menuju mobilku untuk menuju ke tempat janjian ku dengan kak Anaya. Yaa, aku bersyukur dilahirkan pada keluarga yang berada. Namun, dengan kekayaan keluargaku tidak menjadikanku anak yang manja dan sombong.

Kefokusan menyetirku buyar ketika terdapat dering pesan masuk dari Androidku. Hanya orang-orang tertentu yang jikalau ada pesan terdapat dering notifikasi. Karena jujur, kontak di WhatsApp ku hanya beberapa teman saja, sisanya hanya keluarga, pun tidak semua keluarga nomornya aku simpan.

Jadi, ini pesan dari siapa ya? Kutepikan mobilku didepan sebuah toko. Lalu, kuambil Androidku yang berada didalam tas ransel ku.

__________________

*Ayah Saya*

Nisa sudah ditunggu Anaya dari tadi.

Iya, Yah.
Sedang menuju ke sana

Nyetir sendiri?

Iya, Yah.

Hati-hati!

____________________

Libatkan Dia Di Setiap LangkahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang