3 : Jawa Dwipa

27 1 0
                                    

Melira, Atlantis 15600 SM

"apa yang ingin kau lakukan kak?" suara Maya membututi Naya dari belakang

"aku ingin mengambil makanan, gausa bawel" jawab Naya tanpa menoleh

"untuk siapa?" tanya Maya lagi

"Untuk kucing tadi.. sudah kukatakan tadi dia lapar" ucap Naya dengan nada judes sekali

"yaudah sih kak biasa aja gausa marah-marah gitu" suara sendu Maya terdengar sembari memegangi lengan Naya, ya, Maya sedang memberi rasa tenang dari pikirannya untuk sang kakak melalu tangannya, atau lebih tepatnya memberi materi positif.

Ya mereka memang bisa melakukannya, memberi materi negatif atau positif sesuai pikiran kita kepada orang lain.

...

Mood Naya sudah membaik saat ini, ia mengambil beberapa potong ikan dari danau. Danau di purinya, mereka terbiasa memelihara ikan sendiri untuk kebutuhan makanan, karena memelihara ikan yang paling mudah.

Naya dan Maya kembali keluar untuk memberi ikan itu kepada kucing didepan puri mereka. Namun alangkah terkejutnya mereka, kucing itu sudah tidak ada namun lantai yang mereka pijak bergetar begitu hebat.

Mereka sudah terjatuh dilantai walau puri mereka belum hancur, namun mereka yakin sebentar lagi puri mereka akan hancur, karena sekuat-kuat nya teknologi yang mereka punya, tidak akan bisa menahan kekuatan alam.

Mereka masih terjatuh didepan pintu, tidak sanggup berdiri, mereka hanya bisa berpasrah kepada Dewa, mereka merasa ini sudah kiamat mereka.

"kak ada apaa ini, baru pertama kali aku merasakan gempa di negeri ini" ucap Maya setengah berteriak, sambil memegangi lengan kakaknya, ia terlihat sangat ketakutan

"aku jugaa tidak tauu, ini kiamatt kita mayy, berdoalah pada dewa semoga ada yang menyelamatkan kita" jawab Naya sambil setengah berteriak juga.

Nasib mereka akan selesai hari ini.

Naya melihat ada gelombang air tsunami dari ujung jauh sana "Mayaa, negeri kita akan benar-benar lenyap, kita juga akan lenyap, tidak ada jalan kemana-mana lagi" Naya menangis mengucapkannya sambil menangkup wajah adiknya sambil menatapnya dalam, Naya tau adiknya sangat sedih sekarang, ia memberikan materi positif lewat tatapannya.

"aku sangat menyayangimu kak, sampai bertemu di alam surga nanti" tangisan Maya menjadi-jadi sambil memeluk Naya erat sekali.

"hei kita belum mati, berdoalah dulu jangan pasrah begitu, itu juga kalau masuk surga gimana kalau neraka?" ucapan Naya menenangkan sang adik, walau memang sudah tidak ada harapan.

2 menit

5 menit

10 menit

Air bah itu mendekat, diiringi banyaknya pesawat – pesawat kecil berterbangan. Pesawat. Ya, mereka masih ada harapan.

Kedua anak kembar itu hanya duduk saling memeluk di depan pintu puri mereka, melihat genangan air yang sudah sampai lutut mereka.

"kak kita akan benar-benar mati" teriak Maya lagi sambil menangis dan semakin erat memeluk sang kakak.

"tidak may, cobaa lihatlah" Naya menoleh sambil menunjuk keatas diiringi Maya yang ikut melihat keatas.

"PESAWAT TERBANG! DASAR BODOH, KENAPA KITA TIDAK MENGHUBUNGI AYAH DARITADI" teriak Maya yang kini percaya akan harapan untuk tetap hidup.

"terlambat anak – anak, cepatlah naik" tidak disadari satu pesawat terbang yang terlihat lebih besar dari yang lain sudah ada dihadapan mereka. Dan suara itu adalah suara sang ayah, Rivaldi.

"AYAAHH KAMI MENCINTAIMU" Naya dan Maya mengucapkannya serempak dengan segera menaiki tangga dari pesawat terbang tersebut.

Tidak ada 5 menit mereka sudah selamat dari musibah terbesar sepanjang hidup mereka, bukan rumah nya saja yang hilang, tapi negeri mereka, dari ketinggian mereka melihat sedikit demi sedikit negeri itu tenggelam, sangat menyedihkan, peradaban mereka senyap dalam beberapa menit saja.

Tak ada perbincangan di dalam pesawat terbang, didalam pesawat itu hanya ada ayahnya, Naya, Maya, dan asisten ayahnya. Pesawat ini juga automaticaly pilot, jadi mereka hanya benar-benar ber 4 di pesawat ini. Tidak semua atlantean bisa dibawa dengan pesawat tersebut, pesawat tersebut hanya milik orang-orang tertentu dan pesawat yang berhasil terbang jumlahnya hanya 57. Tidak cukup untuk membawa semuanya. Dan semua yang tertinggal disana hanya akan menjadi kenangan.

Ternyata kejadian ini terjadi karena seluruh gunung berapi yang berada di sepanjang lempeng Eurasia meletus secara serentak dan bersusul-susulan. Tidak hanya negeri mereka yang hilang, pulau lain juga terpecah pecah.

Sekarang tinggal menentukan dimana mereka akan tinggal. Di keheningan antara mereka ber empat, Maya membuka suara, "ayah, aku berterimakasih pada dewa masih bisa selamat juga bersama kak Naya dan dirimu, tapi beritahu kami, dimana ibu, aku memang tidak pernah melihatnya, tapi aku tetap berdoa untuk keselamatannya saat ini, aku ingin ia tetap hidup" suara Maya dengan lirih terdengar diiringi tangisan , sayangnya Naya tidak pernah suka saat harus membahas ibunya. Naya berfikir bahwa sang ibu adalah sosok yang jahat karena telah meninggalkan mereka.

"Maya! Tidak usah pikirkan dia! Dia tidak memikirkan kita, untuk apa kita memikirkan dia?" Suara Naya sangat geram dengan pertanyaan yang diajukan adiknya, wajahnya memanas dan terlihat sorot menakutkan dari matanya, Naya benar – benar membenci ibunya.

Rivaldi menyela perbincangan panas kedua anak remaja itu, lalu mendekat kepada mereka berdua, ia memeluknya, sambil berkata sesuatu. "tenanglah kau aman sekarang, ibumu bukan atlantean, ia berasal dari peradaban lain" sambil mengusap-usap kepala anak-anak mereka.

Rasa tenang timbul pada Naya dan Maya, hangat dari pelukan sang ayah menenangkan mereka.

Namun tiba – tiba, suara terdengar dari pilot room, layar berubah warna merah, menyatakan bahwa bahan bakar pesawat itu habis, lalu sang asisten segera masuk ke pilot room dan mematikan sistem automatically, pesawat mereka terpaksa mendarat di daerah sekitar, beruntungnya mereka sedang tidak dibawah laut.

Lokasi menunjukan mereka sedang berada diatas Jawa Dwipa, atau dalam bahasa berarti pulau Jawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angsu DwipaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang