Never Stranger

Prolog

Bandung, 2 desember 2019.

Rerintikan hujan sedikit demi sedikit mulai berjatuhan, membuat semua yang sedang beraktivitas mulai mencari tempat untuk berteduh. Hujan semakin menambah dinginnya cuaca saat itu.

Seorang gadis berlari dengan terburu-buru karena hujan yang turun semakin deras, gadis itu lalu berhenti tepat di Terminal Bus angkutan umum.

Ia lalu mendudukan diri pada kursi terminal yang kosong, sembari menggosok-gosok kan tangannya karena gadis itu merasa kedinginan saat itu.

Di saat ia merasa sedang berada di tempat yang sedang di datangi banyak orang, gadis itu satu-satunya seseorang yang sangat sepi.

Apa kalian pernah merasa, kalian sedang berada di tempat ramai tetapi kalian merasa kesepian di tengah keramaian? Rasanya tidak enak pasti.

Gadis itu lalu menundukan kepalanya dengan memeluk dirinya sendiri karena merasa Bus yang ia tunggu sangat lama datangnya.

Kali ini hujannya terdengar dengan gemuruh petir yang saling bersautan, semua yang mendengar di sana melonjak kaget saat gemuruh bersautan.

Tiba-tiba terdengar suara motor yang khas terdengar oleh gadis itu, tetapi ia hanya tetap menunduk merasa tidak tertarik dengan suara itu meskipun ia mengenalnya.

Dengan sembari tetap menggosokan tangannya untuk mencari kehangatan, tiba-tiba saja seseorang memakaikan jaket padanya.

Gadis itu langsung mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang memberikan jaket padanya, ternyata seorang laki-laki.

"Kenapa gak minta jemput sama gue!" tanya laki-laki itu dengan nada kesal.

Tetapi yang di tanya hanya kembali menundukan kembali kepalanya, meskipun saat ini ia merasa hangat karena memakai jaket laki-laki itu saat ini.

"Kalau di tanya itu seharusnya di jawab." ujar Laki-laki itu lalu menyamaratakan dirinya dan tangannya terulur mengusap pelan puncak kepala gadis di hadapannya.

"Gak mau jawab hm?" tanyanya sekali lagi.

Dengan tetap pada pendiriannya, gadis itu hanya tetap diam tak bergeming. Setelahnya ia mengangkat kepalanya lalu menatap datar laki-laki di hadapannya saat ini.

"Ngapain sih lo ke sini?!"

"Karena gue peduli sama lo."

"Tapi gue gak butuh peduli lo! Jadi pergi aja dari sini sekarang, bawa juga nih jaket lo!" balas Gadis itu sembari melepas Jaket yang masih melekat di tubuhnya.

Bukannya mengambil jaket, tetapi laki-laki itu malah memakaikan kembali jaketnya pada gadis itu.

"Gue anter pulang sekarang!" katanya lalu menarik tangan gadis itu untuk bangun dari duduknya.

"Mau lo apa sih?!" tanya Gadis itu yang mulai kesal dengan keadaan seperti ini.

"Gue cuma mau anter lo pulang."

Saat mendengar jawaban seperti itu gadis itu hanya tersenyum seperti di paksakan, apa katanya? Hanya ingin mengantar pulang.

Apa menurut kalian wajar jika seseorang di masa lalu masih memperlakukan kalian seperti orang yang masih sangat spesial?

"Salah gue peduli sama lo?" tanyanya lagi.

"Sebenarnya gak ada yang salah dalam 'peduli', karena yang salah saat ini. Posisi lo udah gak pantes buat peduli lagi sama gue!" jawab Gadis itu dengan bawah bibir yang ia gigit seolah menahan tangis.

Rasanya ia ingin berlari sejauh mungkin agar tidak lagi bertemu dengan laki-laki dihadapannya saat ini.

Tetapi ingin sejauh apapun ia berlari, ingin sembunyi di tempat yang tidak mudah untuk di temukan. Tetap saja ia akan kembali pada titik yang sama

Mengapa kadang takdir seolah tidak adil untuknya?

•••

Halo gaes akhirnya aku buat cerita baruu😂

Cerita kali ini gak beda jauh sama cerita percintaan aku, tapi bisa di bilang cerita ini sama banget sama cerita percintaan aku di kehidupan nyata.

Awalnya mau buat cerita pertama tentang ini, tapi aku waktu itu masih ragu untuk menuangkan menjadi cerita. Jadinya baru mau kali ini.

Mungkin cerita yang ini konfliknya gak terlalu berat kaya sebelah, cuma bakal bikin kalian nyesek sendiri aja.😌

Intinya have fun gaeseu sama cerita aku yang iniiiiii, kalian seneng gak sih aku buat cerita baru?:(

Komen dan vote sebanyak-banyaknya biar aku semangat update part pertama😜😜

Salam sayang💜
Tikapst