Chapter 5

2.8K 339 33
                                    

Sebelah sudut bibir Jungkook terangkat melihat raut ketakutan pada paras cantik Jimin. Mengelus lembut wajah Jimin, Jungkook mendekat wajahnya pada ceruk leher Jimin. Menghirup dalam aroma mawar dan vanila yang menguar, memabukkan.

"kamu mau membawaku ke mana?" Jimin bertanya ketus begitu Jungkook tiba-tiba menariknya keluar dari ruangan itu.

Tidak ada jawaban dari Jungkook, membuat Jimin menjadi waspada. Terlebih melihat raut serius serta pergerakan Jungkook yang nampak terburu-buru.

Jimin menganggukkan kepalanya saat matanya tidak sengaja berpapasan dengan mata Sejong yang menatapnya khawatir, memberikan kode jika dia baik-baik saja.

Jungkook membawa Jimin ke tempat parkir. Membuka pintu kanan mobil sebuah ferarri warna hitam, berikutnya mendorong Jimin masuk ke dalam.

"Kamu mau membawaku ke mana, Jerk!?" Jimin kembali bertanya dengan garang. Sementara Jungkook tidak menghiraukannya, fokus memasang seatbelt pada tubuh Jimin.

"jawab aku, dammit!" Menghela nafas, akhirnya Jungkook menoleh pada Jimin. Menatap Jimin dengan tatapan yang membuat Jimin mati kutu. Mata pekatnya berkilat tajam seolah hendak melahap mangsanya. Aura dan wajah yang menggelap ikut serta memperkeruh ketenangan Jimin.

Tidak melihat adanya pemberontakan lagi dari Jimin, Jungkook menutup pintu, lalu masuk ke dalam mobil melalui pintu kiri, di mana stir berada, selanjutnya melajukan mobilnya.

Sepanjang perjalanan, dalam hati Jimin tidak hentinya melontarkan umpatan dengan tubuh menegang ketakutan. Bukan apa-apa, tapi cara berkendara Jungkook yang ugal-ugalan membuat Jimin takut mati. Sungguh, meski setiap saat Jimin selalu berada di situasi menegangkan seperti ini saat mengejar pelaku kriminal rasanya benar-benar berbeda. Lelaki di sampingnya ini seolah benar-benar mengajaknya untuk mati.

"pelankan mobilmu, Sialan!!" tidak kuat dengan rasa takut yang melanda, Jimin berteriak marah pada Jungkook yang tampak acuh pada posisinya.

"Bastard!! Are you fucking kidding me!? Stop this car!!"  Jungkook menghiraukan teriakkan Jimin. Yang lebih penting dari ketakutan Jimin adalah adiknya yang sudah merasa sesak dan berdenyut sakit di bawah sana.

"Shit!" Jimin mengumpat pelan. Di tengah-tengah ketakutannya tangan Jimin bergerak melepaskan anting bagian kirinya.  Menjatuhkan antingnya diam-diam, tanpa sepengetahuan Jungkook setelahnya Jimin berpegangan dengan erat pada pegangan tangan yang tertempel di atas atap, samping pintu.

Kurang dari 15 menit kemudian, Jimin memejamkan matanya sambil mengatur nafas, berusaha menenangkan dirinya begitu akhirnya Jungkook menghentikan mobilnya di depan sebuah mansion mewah  dengan halaman yang terhampar luas.

Namun baru beberapa detik Jimin memejamkan kedua matanya, Jimin harus dikagetkan dengan Jungkook yang tiba-tiba menurunkan sandaran jok dan mengungkung tubuh mungil Jimin.

Jimin tidak bisa menyangkal jika bulu kuduknya berdiri melihat sepasang mata Jungkook menunjukkan bara nafsu yang menyala-nyala.

Susah payah Jimin meneguk ludahnya dengan tangan berusaha mendorong tubuh Jungkook, menjauh. "s-sebentar.. bisakah menjauh da-hmppppp!!"

Mata Jimin terpejam erat sesaat sebelum terbelalak terkejut mendapat serangan tiba-tiba dari Jungkook. Kedua tangannya kian gencar mendorong tubuh Jungkook, meski berakhir dengan sia-sia.

Menghiraukan segala perlawanan Jimin yang tidak ada apa-apanya, Jungkook meraih paha Jimin sebelum mengangkatnya dan mengapit kaki Jimin di pinggangnya. Tangan Jungkook bergerilya, mengelus sensual paha dalam Jimin. Perlahan elusannya naik hingga ke pinggang, menelusup mengelus perut rata Jimin.

You Are My Love Target | KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang