Chapter 1

6.3K 396 17
                                    

Kamis, 12.49am
LA, California (AS)

Sudah terhitung lima jam dua anggota berseragam SWAT dan seorang polisi terjebak di sebuah rumah berukuran 115 meter persegi. Salah satu dari kedua orang berseragam SWAT dan polisi duduk berlutut di lantai dengan tangan terangkat di udara. Sementara anggota SWAT yang satunya di dudukkan di atas kursi kayu dengan tangan terikat di belakang sandaran kursi.

Dengan ditodong senapan api, keduanya tampak waspada, takut jika tanpa disengaja timah panas menembus kepala mereka.
Jimin, pemuda berperawakan mungil menghela nafas kasar. Tubuhnya sudah sangat pegal terutama pada bagian pundak. Rasa perih pada pergelangan tangannya yang di ikat oleh tali tambang ikut menyertai penderitaannya. Namun netra kelabunya masih tidak bosan untuk melayangkan tatapan tajam pada mitra kerjanya yang tidak berhenti mengawasi pergerakan musuh sampai menghiraukannya.

Penyanderaan ini bermula dari kepolisian setempat yang diperintah untuk mengeksekusi sebuah rumah di LA bagian utara yang dijadikan tempat berkumpul para pengedar narkoba.

Baku tembak antara para pelaku dan polisi terjadi saat polisi berusaha memasuki rumah. 6 polisi mengalami luka-luka dan satu polisi berhasil dibawa pelaku sebagai sandera.

Tim inti SWAT akhirnya dipanggil dan datang setengah jam setelah aksi baku tembak. Dua dari lima anggota tim SWAT ditugaskan untuk menyelinap masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang. Sementara 3 lainnya berdiri mengawasi keadaan dari depan.

Sayangnya, misi gagal. Salah satu dari 2 anggota yang ditugaskan tidak sengaja menembakkan peluru saat keduanya berhasil masuk dan bersembunyi di dapur. Akhirnya aksi baku tembak kembali terjadi dan berakhir dengan 2 anggota tim SWAT yang ikut menjadi sandera.

Jimin memalingkan wajahnya cepat ketika sebuah tangan kasar berbau ganja bercampur tembakau membelai wajahnya.

"don't touch me, fucking jerk!" desis Jimin tajam. Matanya menatap nyalang pada pemuda berambut pirang yang terkekeh pelan.

"what are you looking at, bastard!" ketus pemuda itu ketika berbalik dan dihadiahi tatapan tidak kalah tajam dari pemuda berseragam SWAT berperawakan jauh lebih besar dari Jimin. Setelahnya pemuda itu pergi ke depan jendela untuk melihat situasi di luar.

"shit! Sampai kapan mereka akan berdiri di sana?" gumamnya.

"sial! Apa yang dia lakukan?" pemuda Negro yang ikut mengintip berucap kesal saat seorang berseragam SWAT mengarahkan senter ke arah mereka dan menyala padamkan cahayanya.

Jimin yang melihat itu segera menoleh ke arah Froy yang juga tengah menatapnya. Keduanya saling berpandangan, berbicara melalui tatapan untuk waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya Froy menganggukan kepalanya sekilas.

"hey, jerk!" seru Jimin yang mana membuat atensi semua orang beralih padanya. Sementara matanya menatap seorang pemuda berkulit tan yang sedari tadi terus mencuri-curi pandang ke arahnya.

"me?" pemuda itu bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri yang diangguki kepala oleh Jimin.

Mendapat pembenaran dari Jimin segera pemuda itu beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri Jimin.

"what?" tanyanya.

"aku ingin ke kamar mandi~" Jimin sengaja mengubah suaranya menjadi merengek, terlebih paras cantiknya yang menampilkan ekspresi memelas, membuat beberapa pemuda di sana tidak tahan untuk mengumpat.

Pemuda itu menoleh ke arah pemuda berambut pirang, meminta persetujuan. Dengan begitu Jimin bisa menebak jika pemuda pirang itu adalah pemimpin mereka.

"antarkan dia" setelah mendapatkan izin barulah pemuda tan membantu Jimin untuk berdiri dari kursi, kemudian menuntun Jimin menuju kamar mandi.

"apa lagi?" pemuda itu menatap Jimin bingung, ketika Jimin hanya berdiri di depan kamar mandi seraya menatapnya melas.

You Are My Love Target | KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang