2

334 6 0
                                    

Saat itu, aku berpikir bahwa kau adalah sosok yang sangat sulit untuk kugapai. Menggapaimu ibarat menggapai angin. Sulit sekali bukan? Aku mengibaratkanmu seperti itu karena kau sangat sempurna di mataku. Ya, walau aku tahu tak satupun manusia di dunia ini yang sempurna namun tetap saja, bagiku kau sempurna. Bahkan tak sekalipun, aku pernah melihat kelemahan atau sisi burukmu, tidak sekalipun.

Aku terdiam ditengah keramaian kelas, entah kenapa di keramaian seperti aku malah merasa sepi dan sunyi, seolah hanya aku yang ada disini. Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri yang terus saja mengarah padamu. Aku pun tak mengerti kenapa, aku terus saja memikirkanmu. Berkali-kali aku mencoba untuk mengalihkan pikiranku darimu, namun tetap saja pada akhirnya aku akan memikirkanmu lagi dan melirik kearahmu yang duduk tak jauh dari tempat dudukku.

Aku menghela nafas panjang, saat melihatmu bergurau dengan kedua teman dekatmu, Soojung dan Jiyeon. Sesekali kau tersenyum, ah senyum itu... benar-benar senyum yang indah.

"Hahahaha Soojung-ah! Kau lucu sekali!" Gelak tawamu pun menyadarkanku, aku kembali melirik kearahmu. Kau tertawa karena gurauan Soojung. Mendengar tawamu saja, sudah membuatku ikut tersenyum.

Namun senyumku memudar saat melihatmu mengacak puncak rambut Soojung dengan gemas. Entah kenapa, aku merasa sedikit tidak suka melihatnya. Apalagi saat kau merangkul bahu Soojung dan tertawa bersama lagi. Dadaku terasa sesak melihatnya, aku mengalihkan pandanganku kearah lain, berusaha menahan sesak yang semakin menjadi di dadaku.

Namun hey! Apa hakku untuk merasa tidak suka? Bahkan aku bukan siapa-siapanya. Ya, Park Hye Jin sebaiknya kau sadar kau bukan siapa-siapanya! Sadarlah, kau hanyalah seorang siswi culun yang tidak populer di sekolah sementara dia? Dia sangat populer bahkan sempurna! Jadi, kau tidak berhak untuk merasa tidak suka Hye Jin.

Entah kenapa aku malah memaki-maki diriku sendiri dalam hati. Aku pun mengambil salah satu buku, berusaha mengalihkan perhatianku agar tidak tertuju padamu lagi. Hingga aku merasakan seseorang menepuk bahuku cukup keras.

"Hei Hye Jin" seseorang memanggil namaku, dari suaranya aku bisa menebak siapa yang memanggilku, ini suara Jongin.

Jongin adalah satu-satunya teman yang kumiliki di sekolah ini. Kalian pasti akan heran, ada berapa banyak siswa di sekolah ini namun aku hanya memiliki satu orang teman? Yah begitulah, sikapku yang dingin dan menutup diri membuatku sulit mendapatkan teman. Untunglah, masih ada orang yang bisa memahami sikap tertutup dan dinginku ini, ia adalah Jongin aku sering memanggilnya Kai.

"Hai Kai" balasku singkat.

"Kau sedang apa? Biasanya jam kosong begini kau ke perpustakaan"

"Ehm aku itu-aku..." aku harus jawab apa? Tidak mungkin aku menjawab 'aku memperhatikan Sehun' itu memalukan.

"Memperhatikan Sehun?" Sindirnya. Eh? Apa Kai bilang?

"Mwo?" Tanyaku.

"Kau memperhatikan Sehun kan? Sudahlah, aku melihatnya" ucapnya lalu terkekeh.

"Kalau kau memang suka Sehun, jujur saja padanya..." ucapnya lagi seenak kulit hitamnya itu.

Pletak!

"Aduh kenapa kau menjitakku?" Kesalnya sambil mengusap-usap keningnya yang kujitak.

"Kau pikir semudah itu?"

"Aish lupakan"

*******

Jam pulang sudah lewat setengah jam yang lalu. Sekolah pun sudah sangat sepi, hanya sedikit orang yang masih berada di sekolah dan kebanyakan dari mereka berada di sekitar gerbang sekolah.

Aku masih berada di area sekolah, tepatnya di depan ruangan latihan dance. Dari celah pintu bisa kulihat kau menari di dalam sana. Tubuhmu meliuk-liuk seirama dengan alunan musik. Aku berdecak kagum melihatmu menari, ya walau tarianmu tak seluwes tarian Jongin, namun aku tetap kagum.

Setelah beberapa menit memperhatikanmu, kulangkahkan kakiku menjauhi ruangan itu. Kutatap langit Seoul yang kelam sore ini, pikiranku kembali tertuju padamu.

Sampai kapan, aku akan seperti ini? Bersembunyi-sembunyi seperti pengagum rahasia.

Tbc~

Heheuuuu gimana gimana??? Maaf kalau part ini kurang memuaskan ya, oh ya seperti biasa vomment nya jangan lupa:3 hargain ane...

Your ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang