3

304 7 1
                                    

Aku terbangun karena sinar matahari yang menembus jendela kamarku. Aku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku, berusaha mengumpulkan nyawaku. Selang beberapa menit, aku pun bangkit dari tempat tidurku menuju kamar mandi untuk bersiap-siap sekolah. Aku mematut penampilanku di depan cermin, gosh sangat berantakan! Ditambah rambutku yang acak-acakkan seperti surai singa.

Setelah mengenakan seragamku, ku periksa kembali isi tasku. Hmn kurasa semua sudah lengkap, semoga saja benar-benar tidak ada yang tertinggal. Kulangkahkan kakiku keluar kamar menuju ruang makan, disana semua anggota keluargaku sudah berkumpul. Langsung saja kuhampiri mereka dan bergabung. Pagi ini eomma memasak nasi goreng. Hmm kelihatannya enak.

"Hye Jin-ah, nanti sore Oppa tidak bisa menjemputmu. Oppa ada acara. Tapi pagi ini aku tetap mengantarmu" Chanyeol Oppa membuka pembicaraan.

"Hmm tidak apa-apa, aku bisa pulang sendiri" sahutku sambil menyendok nasi goreng.

"Chanyeol, Hye Jin mulai hari ini sampai dua minggu lagi appa dan eomma harus ke Bucheon karena ada urusan pekerjaan. Kalian tidak apa-apa kan kami tinggal?" Ucap Appa di sela-sela makannya.

Aku hanya menghela nafas dan mengangguk tanda 'iya'. Aku sudah biasa seperti ini, appa dan eomma ku selalu sibuk mengurus perusahaan mereka yang memang berkembang sangat pesat.

"Chanyeol, kau jaga Hye Jin" perintah eomma yang dibalas dengan satu anggukan oleh Chanyeol Oppa.

***

Entah mengapa saat ini terasa berat bagiku hanya sekedar untuk melangkahkan kakiku menuju kelasku yang berada di lantai 2. Entahlah aku sangat tidak bersemangat hari ini. Aku melangkah gontai menuju kelasku. Di tengah perjalanan tanpa sengaja mataku kembali menemukan sosok itu. Ya, sosok yang akhir-akhir ini terus mengisi pikiranku. Siapa lagi kalau bukan dirimu Sehun? Kulihat Sehun juga sedang dalam perjalanan ke kelas sambil bergurau dengan Soojung dan Jiyeon. Huh kenapa mereka lagi sih? Eh, kenapa aku kembali merasa tidak suka? Ingat Hye Jin kau bukan siapa-siapanya, sadarlah Park Hye Jin. Begitulah aku terus menasehati diriku sendiri sambil melanjutkan perjalananku ke kelas.

"Hei melamun saja!" Kurasakan satu tepukan mendarat di bahu kananku. Aku memutar bola mataku malas, aku tahu siapa yang melakukan ini. Pasti Kai, sudah menjadi kebiasaannya untuk menepuk bahuku seperti tadi.

Aku tidak menggubris Kai dan menundukkan kepalaku, aku menenggelamkan kepalaku diantara kedua tanganku hingga menyisakan mataku saja. Mataku memandang lurus ke depan, tepatnya kearah Sehun dan Soojung yang masih asyik bergurau. Huh lagi-lagi mereka, kapan sih mereka tidak menempel?

"Cemburu ya?" Kai mencolek bahuku. Aku memutar bola mataku malas, Kai baru saja mengatakan kalau aku cemburu? Hmm mungkin dia benar, aku cemburu. Namun aku tidak boleh mengakuinya di depan Kai, bisa-bisa aku malah jadi bahan tertawaannya.

"Tidak" jawabku datar, seperti biasanya. Oh aku ini memang aneh, hatiku berteriak kalau aku memang cemburu sementara mulutku berkata tidak, aneh.. aneh sekali!

"Kau tidak bisa berbohong denganku, nona Park. Terlihat sekali dari bentuk matamu kalau kau cemburu" bentuk mata? Memangnya bentuk mataku seperti apa?

"Terserahmu sajalah" kuputuskan untuk menyerah saja, aku memang tidak pernah bisa menang jika berbicara dengan Kai.

"Haha Hye jin cemburu hye jin cemburu" kini ia menyorakiku dengan nada menyindirnya. Jujur saja, pipiku memanas sekarang! Aku harus menghentikannya! Aku pun mendelik, menyuruhnya berhenti dan akhirnya ia berhenti.

.

.

Waktu sangat cepat berlalu, tak terasa waktu telah menunjukkan pukul tiga sore dan itu artinya kelas hari ini telah berakhir. Dan apa kalian tahu? Tak satupun ada pelajaran yang masuk ke kepalaku hari ini, selama guru menjelaskan aku sibuk dengan pikiranku yang terus melayang-layang entah kemana. Sudah seperti layangan saja. Kumasukkan buku-buku yang berserakan diatas mejaku ke tasku lalu melangkah keluar kelas menuju gerbang sekolah, disini aku biasa menunggu jemputan Chanyeol Oppa.

"Hei tidak pulang?" Tanya Kai yang sudah berada diatas motornya.

"aku menunggu jemputan Chanyeol Oppa"

"Oh baiklah, salam untuk Chanyeol hyung ya, aku duluan Hye Jin ah"

"Baiklah hati-hati Kai" aku melambaikan tanganku kearahnya lalu kembali menunggu.

Lima belas menit

Dua puluh menit

Chanyeol Oppa belum juga muncul, kemana sih dia? Kutelepon juga tidak diangkat. Langit semakin mendung pertanda hujan akan turun sebentar lagi, aku semakin khawatir. Akhirnya kuhubungi Chanyeol Oppa lagi.

Pip

Diangkat!

"Oppa kenapa tidak menjemputku? Sudah semakin sore" semburku begitu Oppa mengangkat telepon.

"Hei Oppa kan sudah bilang tidak bisa menjemputmu. Kau lupa ya?"

Eh? Ah! Oppa bilang padaku tadi pagi, aku pun hanya nyengir lebar sambil menggaruk tengkukku, aku bodoh sekali.

"Eh? Hehe maaf aku lupa Oppa, baiklah aku akan pulang sendiri" sesalku kemudian mematikan telepon. Huh aku harus pulang dengan bagaimana? Naik bus? Aku tidak berani naik bus sendirian. Sepertinya aku akan jalan saja.

Brrrsssssssss

Oh gosh, sepertinya aku memang sedang sial. Baru satu langkah, hujan turun dengan lebatnya. Aku segera berlari menuju halte yang tak jauh dari tempatku berdiri untuk berteduh. Huhh bagaimana sekarang? Tidak mungkin kan aku berlari? Aku pasti basah kuyup. Kuputuskan untuk menunggu hujan reda, kutatap ujung kakiku yang menggigil, udara sangat dingin.

Tin tiinn

"Belum pulang?" Suara tak asing itu pun menyadarkanku, tunggu ini bukan suara Kai, jelas bukan.. lohh ini kan suara.....

Sehun.

Aku mematung di tempatku, bisa kulihat wajahnya di balik jendela mobilnya. Ia pun menurunkan jendela mobilnya lalu tersenyum ramah kearahku, ah senyum itu.. senyum yang indah.

"Kau tidak pulang Hye Jin?"

"K-kau tahu namaku?" Tanyaku dengan super bodohnya.

"Ya jelas aku tahu namamu Hye Jin, kau kan teman sekelasku"

Ah aku sangat malu!

"Kau tidak pulang?" Ulangnya lagi.

"Eh? Ak-aku menunggu hujan reda"

"Hujan tidak akan reda sampai malam, ayo kuantar kau pulang" alisku bertaut, aku tidak mimpi kan? Sehun mengajakku pulang bersamanya.

"Ah aniya, itu akan merepotkanmu Sehun" tolakku dengan nada sedikit dingin namun halus. Berada di depan Sehun bukan berarti aku melunturkan image ice princessku begitu saja.

"Gwaenchanha, rumah kita searah. Ayo cepat naik, hujan semakin deras" perintahnya.

Aku terpaksa masuk ke mobilnya. Daripada aku menunggu lebih lama dengan udara seperti ini lebih baik aku ikut saja.

Di dalam mobil tidak ada yang memulai pembicaraan, suasana begitu hening. Sehun memfokuskan pandangannya kearah jalanan sementara aku sibuk dengan pikiranku sendiri.

"Alamat rumahmu?" Tanya Sehun.

"Ah jalan xxxx no 171" jawabku.

Setelah itu, tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Aku terlalu gugup untuk mengawali pembicaraan dengan Sehun, apalagi jantungku berdetak tak karuan saat ini, huh..

To be continued.

Maaf kalo part ini masih banyak kekurangan ya, maklum masih pemula hehe. Yo jangan lupa vommentnya dong, hargain ane:( jangan jadi siderssss aja...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang