4. Senjata Makan Tuan

73 17 2
                                    


Sore ini gue dan Kak Taeil dating. Tentu saja disela-sela jadwal longgarnya. Kak Taeil baru mendapat pekerjaan jadi pertemuan ini sebagai perayaannya.

"Kenapa senyam-senyum?"

Gue berhenti lihat-lihat foto lama di hape, ketika Kak Taeil sudah kembali setelah memesan makanan.

"Lucu aja, liat foto kakak dulu. Jaim banget,"

"Bukan jaim, emang aslinya begitu."

"Oh iya iya." Kekehku.

"Simpen dulu hapenya. Kita kan lama gak ketemu. Jadi, efektifkan waktu kita untuk ngobrol ya." Taeil menurunkan hape yang sedang gue pegang.

"Hehe okay. Tau gak sih, aku tuh masih sering nostalgia waktu kita pertama ketemu.  Trus Kakak ngajak aku pulang bareng. Sampai tau rumah aku. Terus tiba-tiba nawarin buat pulang bareng terus setelahnya. Em, Kakak kayak gitu juga ke orang yang baru kenal ya?"

"Nggak."

"Tapi nyatanya ke aku gitu,"

Kak Taeil belum menjawab. Dia sedang meladeni pelayan yang datang membawa pesanan kami.

"Makasih Mas." Ucapnya. Lalu, fokus ke makanannya.

"Ish, Kak. Aku lagi tanya loh."

"Oh iya. Apa tadi? Kenapa bisa langsung deket sama orang baru?"

"Ya gitulah. Kenapa?"

"Cuman ke kamu aja. Gak tau, mungkin karena kamu anaknya asik."

Gue gak bisa menyembunyikan senyum penuh rasa bangga, "Emang ya, tipe-tipe cewek kayak aku ini sebenarnya yang banuak disukai cowok-cowok kayak Kak Taeil. Gak sia-sia usahaku deketin Kakak, kan?" Tanggapku sembari terkekeh.

"Iya, sampai-sampai confess duluan gitu ya?"

"Gak apa. Aku bangga bisa nyatain perasaan duluan daripada penasaran terus."

"Kalau waktu itu, gak aku terima. Gimana?"

"Ya gak apa, seenggaknya aku udah utarakan apa yang waktu itu bikin pikiran dan perasaanku uring-uringan cuman kepikiran Kak Taeil doang. Pusing banget dah. Sesak banget tau, nahan perasaan suka ke orang tuh kalo cuman dipendem."

Kak Taeil mengangguk sambil tersenyum kalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Taeil mengangguk sambil tersenyum kalem. Iya, dia selalu seperti itu. Dalam keadaan sangat bahagia pun sepertinya reaksi maksimalnya hanya terkekeh beberapa detik saja sambil mengangguk-angguk.

Gak kayak gue, lucu banget ya ketawa sampai keluar air mata. Pernah Kak Taeil sampai tepuk mulut gue saking terbahaknya.

"Kok bisa suka sih?" tanyanya sambil menyuapkan sepotong toast yang ia pesan.

"Kan aku udah pernah jelasin. Lupa ya pasti?"

"Kapan? Sepertinya waktu itu aku gak banyak interview, langsung terima kan?"

Hzh, dasar cowok ya. Hobinya melupakan sesuatu yang dianggap spesial oleh ceweknya. Mau kesel tapi gak tega.

"Senjata makan tuan. Gak sangka juga kalau berujung baper. Kak Taeil terlalu soft, aku jadi naksir banget."

"Ohh ya. Aku ingat."

Tuh kan, nyebelin emang :(

"Eh bentar-bentar. Penting. Mumpung inget. Aku belum pernah tanya serius soal ini. Mungkin waktu itu terlalu seneng jadi acuh. Kakak kok bisa terima aku waktu itu? Gak mungkin cuman karena aku orangnya asik kan?"

Kak Taeil berhenti mengunyah, lalu menatap lurus ke arah gue. Lagi, gue harus menunggu dia menjawab entah berapa menit lagi.

"Kak, pertanyaan aku sulit ya? Delay mulu tiap ditanya." Candaku tapi dibalas muka serius sama dia.

Gue gak salah tanya kan ya?

___

Hai! Akhirnya bisa update cerita ini lagi HAHA.
masih ingatkah dengan cerita ini? Kuharap masih ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Extraordinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang