04 ꟷ bad argue

52 0 0
                                    

awas, isinya tidak seuwu gif di media.




Baru saja memasuki ruangan Taehyung, Jungkook langsung melempar testpack-nya. Tepat di wajah Taehyung. Kelima-limanya.


"Bangsat," sumpah Taehyung. Jungkook pura-pura tertawa.


"Bukannya kamu si bangsat?"


"Jangan membuatku berpikiran untuk mengusirmu, Jeon. Sudah baik aku mau menemuimu."


Jungkook memejamkan mata. Entah kenapa gaya bicara Taehyung sekarang membuat hatinya sedikit perih. Kim Taehyung sudah berubah, hanya dalam kurun beberapa hari saja. Hebat.


Taehyung memungut benda kecil berukuran panjang tersebut, lantas mengamatinya dengan telitiꟷmelihat betapa jelasnya dua garis merah terpampang jelas pada indikator alat tersebut. Pria itu kemudian mengusap wajah kasar. Bagaimana ini bisa terjadi?


"Aku sudah mencobanya lima kali, jadi jangan beralasan tesnya keliru," tukas Jungkook dengan kepala menunduk. Isi kepala Taehyung makin kacau tak beraturan. Kali ini otaknya benar-benar tak jalan lantaran terlalu kaget menghadapi situasi yang mendadak seperti ini.


"Kaꟷkamu yakin?"


Jungkook mendongak, "Apa?"


Taehyung menelan ludah sejenak, "Yakin ini anakku?" tanyanya ragu.


Meski sejujurnya ia tahu Jungkook bukan anak seperti itu, tapi tetap saja. Ada keinginan dari dalam dirinya untuk bertanya demikian.


Ia melihat gigi Jungkook mulai bergemeletuk. Alisnya menukik tajam, pun wajahnya merah padam menahan amarah.


"Pertanyaan sampah."


"Aku hanya bertanya, jangan marah."


"Kamu pikir aku orang seperti apa, Kak? Jalang?"


"Kookꟷ"


"Bagus, berbanggalah Taehyung. Banggalah punya pacar seorang jalang," sarkas Jungkook sembari menahan mati-matian air matanya supaya jangan turun.


Namun, Taehyung memang kelewat bodoh. Pria berdarah Kim itu malah memicingkan mata, marah karena salah memaknai sindiran yang lebih muda.


"Jadi benar kamu bermain di belakangku?"


"Sulit bicara denganmu. Aku tidak bisa membayangkan betapa kerasnya usaha klien-klienmu untuk membuatmu paham dengan penjelasan mereka." lagi-lagi Jungkook menyindir, dan tak luput membuat Taehyung tersenggol.


"Jangan menyinggung harga diriku, Jeon."


"Jangan juga berani menyinggung harga diriku, Kak."


Taehyung lantas terpaku, mendapati Jungkook yang mulai menangis. Meski sudah tahu ia gagal menahan air matanya, Jungkook seperti tetap mengempat kesedihannya. Membuat paru-parunya terlewat sesak, pun nyaris seluruh ujung kulitnya bergetar hebat.


Persetan, Jungkook pergi disini untuk meminta pertanggungjawaban, bukan untuk menangis cengeng seperti ini!


"Makanya bicara dengan jelas. Kalau iya, iya! Kalau tidak, ya sudah tidak!" bentak Taehyung frustasi, menepis perasaan lain yang hadir tatkala melihat Jungkook menangis di hadapannya.


Jungkook mengusir air matanya perlahan. Berniat untuk meluruskan pembicaraan ini ke jalan yang benar sebelum Taehyung kembali berulah dengan bibir kurang ajarnya.


"Bisa saja kan semua ini kebetulan dan kamu menggunakannya supaya aku bisa memacarimu lagi."


Tak khayal, Jungkook bergerak untuk menyiram Taehyung dengan cairan kopi di cangkir mahal sang empu. Pria itu mengumpat, berjengit lantaran merasakan jalaran panas yang ditimbulkan dari cairan tersebut. Kemejanya sudah kotor dan basah, ulah seorang Jeon Jungkook.


"Sepertinya aku tahu inti dari pembicaraan ini. Tidak perlu lagi aku berlama-lama disini."


"Jaga tingkahmu, Jeon Jungkook! Tidak sopan sekaliꟷ"


Jungkook berjalan menuju pintu ruangan, "Lihat saja. Aku akan bilang ke semua orang di kantor ini kalau aku sedang hamil anak atasan mereka tapi sang terhormat Kim Taehyung tidak mau tanggung jawab."


"Berani-beraninyaꟷ"


"Biar!" pekik Jungkook sambil membuka kenop pintu, melihat Taehyung yang mulai menghampirinya dengan langkah penuh amarah.


"Biar mereka tahu seberapa bajingnya pimpinan mereka!"







hehe, kayanya terlalu panjang. tapi ya sudahlah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

la la lost you. ✧taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang