hiji

26 4 6
                                    

"EDAN BANGUNNNNNNNNNNN" 

Suara teriakan yang bersumber dari seorang ibu rumah tangga keluarga Aditama, selalu saja terdengar hingga keseluruh penjuru, bahkan sampai tetangga pun ikut terbangun hanya mendengar teriakan nyonya besar yang membangunkan putra semata wayangnya itu. Tapi yang dibangunkan malah tidak bangun, dengan rasa gedeg nan gondok wanita itu pergi keluar dan kembali dengan membawa peralatan dapur yang dengan senang hati siap membantunya untuk  membangunkan kebo yang sangat sulit untuk dibangunkan.

PRANGGGGG.....

"ASTAGHFIRULLAH..... APANSIH BRISIK BAT KEK MAK GW KLO MAO MASAK APAN AJA DIBANTINGIN HERAN BANGET! NGAPA-" saat tersadar dan melihat wajah cantik bundanya Edan pun terdiam dari rapp-nya. dan langsung kabur ke kamar mandi agar tidak kena hantaman senjata-senjata dapur yang siap terlempar.

"DISURUH BANGUNNYA AJA SUSAH BANGET! HARI INI KAMU MOS! KALO KAMU TELAT, BUNDA SAMA AYAH GAMAO ANTERIN KAMU!" setelah mengatakan kalimat cintanya , wanita tersebut langsung turun dan bersiap untuk pergi ke kantor.

Dengan terburu-buru Edan mandi dan memakai seragamnya. Setelahnya ia langsung turun ke bawah dan memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh bunda tercintanya.

"Yahhhh aku kapan dibeliin motor? aku uda SMA iniii aku udah ngebet bonceng kakel cecannn, masa iya aku sekolah masi dianter jemput melolo? malu yah malu udah gede, ayah kan punya duit banyak, medit amat sih ama anaknya yang cuman satu-satunya. Emang ayah mao aku pergi dari rumah gara-gara ga dikasih motor doang? yarin aja nanti ayah sama bunda ga punya anak lagi" cerocos Edan panjang lebar yang hanya di bales anggukan oleh ayahnya. 

Wajahnya kembali kusut dan malas untuk menatap ayahnya, lalu ia melanjutkan sarapan.

"pergi aja sana nanti ayah sama bunda bisa bikin lagi" jawab bundanya setelah memberikan kotak makan untuk anaknya.

Edan pun hanya melongo mendengar ucapan dari bundanya.

.

Setelahnya sampai disekolah edan pun memasuki lapangan dan ikut kedalam barisan yang memiliki warna nametag yang sama dengan yang dimilikinya. MOS pun dimulai, yang diawali dengan apel pembukaan. 

Para siswa yang telat disuruh beridiri di depan, untungnya Edan tidak telat pagi ini. Edan pun melihat satu persatu orang yang telat dan itu cukup banyak, setelah melihat semua murid yang telat Edan mendapatkan satu perempuan yang berjalan dengan santainya kedalam barisan manusia-manusia telat. Edan pun melongo melihat kesaintaian wanita itu.

Apel selesai, para murid baru diperbolehkan untuk istirahat. Edan pun pergi ke taman belakang dan memakan kotak bekal yang diberikan oleh bundanya. Edan pun heran kenapa sampai saat ini Edan masih saja dibawakan bekal oleh bundanya, mengingat usianya yang sudah besar dan dia adalah laki-laki. Mengapa bundanya senang sekali membawakan bekal untuknya? saat ditanya jawaban bundanya hanya. karena masakan gw lebih enak, karena masakan bunda lebih sehat edann, biar irit, bla bla bla bla bla-itulah bundanya ketika ditaya.

Setelah selesai makan Edan pun pergi dari taman belakang dan kembali mengikuti kegiatan MOS, kegiatan selanjutnya adalah keliling sekolah dan dipandu oleh para OSIS. Jujur Edan sangat malas mengikutinya karena ia pikir ini terlalu seperti anak kecil, padahal tanpa dipandu seperti ini para siswa akan tahu dengan sendirinya. Saat sedang diberikan pengarahan oleh para OSIS Edan hanya iya iya saja padahal ia sangat malas dan tanpa sadar Edan bergumam.

"kek bocah da"  gumamannya pun terdengar oleh salah satu OSIS hingga OSIS tersebut menoleh dan bertanya kepadanya.

 "ngomong apan lu tadi?" tanya kakak OSIS tersebut kepadanya.

EDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang