6

516 55 15
                                    







Gue beneran samperin Sehun.

Saat ini aja gue udah berdiri di depan pintu UKS. Kira-kira udah dua belas menit gue berdiri disana, sampai akhirnya memberanikan diri buat buka sedikit pintu itu.

Tepat setelah pintu itu dibuka, gue bisa lihat Sehun di atas ranjang. Sedangkan Irene di bawahnya sambil sibuk ngobatin luka di lutut Sehun.

Sehun diem aja, mukanya masih datar. Gue kok sakit hati ya sekarang, ngelihat itu cewek ngobatin lukanya Sehun.

Harusnya gue berterima kasih.

Anjir, gue cemburu lagi kan?

Gak sengaja tangan gue kepeleset buat buka pintu itu lebih lebar. Taik emang ini pintu, punya dendam kesumat apa sama gue?

Gara-gara ini pintu sialan, Sehun sama Irene yang semula gak sadar ada gue disitu seketika noleh ke ambang pintu.

Deg.

Mereka lihat gue. Gue gelagapan sendiri, peliss mau gue kemanain ini muka?

Pada akhirnya, gue senyum kikuk ke arah mereka.

"Gapapa lanjutin aja, gue mau balik ke kelas dulu!" Ucap gue habis itu langsung pergi ke kelas.

"Nayeon!"

Selang satu langkah ada yang manggil gue. Gue gak halu kan, ya?

Entar gue nengok ke belakang, yang ada Bambam lagi yang manggil gue.

"Nay?"

Gue nengok ke belakang, disana udah ada Sehun yang ngelihat gue dengan senyum tipisnya.

Oh my heart! Alhamdulillah gue gak halu lagi, kali ini.

"Iya, Hun?" Jawab gue.

"Disini aja." Kata dia.

"Hah?"

"Temenin aku disini."

Bentar-bentar,

Sehun nyuruh gue temenin dia dong.

Kalo gue gak lagi jaga image, atau gak ada Sehun disini, pasti gue udah auto salto sambil kayang saking senengnya.

Irene ngelihat ke arah gue sama Sehun bergantian. Terus dia natap Sehun, "Aku tetep gak mau pergi kalaupun Nayeon disini, Hun."

Sehun ngelihat Irene, "Iya, gapapa kamu disini aja."

Irene ngangguk. Gue mendidih gak karuan.

Anjirlah, niatnya apa sih nih cowok!

Gue natap Irene sekilas, terus samperin Sehun dan ngelihat lutut dia yang berdarah.

"Kok bisa kayak gini, Hun? Lo kenapa?"

Sehun ngangguk, "Jatuh."

"Sorry, tadi gue gak bisa lihat lo latihan futsal."

"Hm."

"Udah mendingan, Hun?"

"Hm."

Hm. Hm. Mulu daritadi, kesel gue.

"Ngomong kek, Hun! Jangan ham hem ham hem terus daritadi, gue kan kesel sendiri! Emang gak bisa gitu bicara dikit ke pacarnya sendiri?" Cerocos gue tanpa peduliin reaksi Irene yang melotot ke arah gue.

"Nay."

"Emang segitu susahnya ikut ngomong pas gue tanya, apa sesusah itu ya?"

"Nay."

"Nay Nay mulu daritadi ngomong kek lo!"

"Nay."

Gedek gue sama Sehun.

"Nay, aku kangen sama kamu."

Deg.












My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang