satu

358 43 4
                                    

Kaizan menggeleng kepalanya frustasi, dia memikirkan kekasihnya jemma yang terus menangis saat tau bahwa ibu kaizan menolak dirinya saat pertemuan mereka 2 hari yang lalu, kaizan pun semakin kalut saat ibunya berniat akan menjodohkan kaizan dengan putri seorang kyai yang merupakan sahabat eyang kaizan.

"mah please, kaizan gak mau mama atur atur kaya gini, kaizan tau apa yang baik dan enggak buat kaizan" keluh kaizan lelah.

"mama tau kaizan, mama tau apa yang terbaik buat kamu, mama nggak srek sama sekali dengan jemma, mama mohon nak, mama cuma pengen kamu ketemu dulu aja sama anaknya pak khusaeri, ya sayang?" bujuk mamanya.

tanpa menjawab apa apa lagi kaizan melenggang pergi, masuk ke ruang kerjanya, dia merenung kembali, perlahan kaizan membuka handphone-nya, dengan ragu melihat foto di kontak whatsapp yang diberikan mamanya, hanya foto wanita berjilbab cokelat muda dengan tatapan lembut, dengan gaya yang amatir yang tersenyum formal melihat kamera, terlihat polos dan anggun, resolusi foto yang kurang baik membuat kaizan berpikir ini mungkin satu satunya foto yang selalu dipakai gadis ini, namun cukup cantik.

"sabtu sayang, pak khusaeri kesini, jauh jauh dari lembang kamu harus sempetin ketemu putrinya, cantik lho, kamu nggak usah ragu sama pilihan mama, atau.. eh kamu kontak deh anaknya pak khusaeri kan kamu ada nomornya" jelas mamanya panjang lebar saat kaizan bertanya kapan keluarga gadis itu datang untuk bertemu dengannya.

"ck.. iya ma" gerutu kaizan
"kamu harus sempetin pokoknya, yang sopan ya kamu" mamanya menatap kaizan menyipit
"jangan malu maluin mama" peringat mamanya sambil menunjuk wajah kaizan kekanakan, kaizan hanya mengangguk pasrah.

Jemma mendatangi kaizan di kantor dengan mebawakan makan siang untuk kekasihnya
"tumben kamu masak" ledek kaizan sambil mencubit gemas pipi jemma "aku tuh kursus tau, yank! abis mama kamu bilang gasuka cewek yang gabisa masak aku kursus, kamu cobain dulu ya" senyum cerah jemma menghiasi wajahnya saat menyerahkan kotak bekal itu.

"sabtu jalan yuk, kita jarang banget quality time, aku mau ditemenin lihat lihat apartemen" kata jemma saat melihat kaizan makan "gabisa aku, sabtu" kaizan menolak tanpa memberikan alasan "hm yaudah deh emang kapan sih kamu bisa" rengek jemma manja "minggu aja ya, aku temani" kaizan merasa bersalah kepada pacarnya itu, " beneran yaaa? nanti aku reschedule" jemma mengecup pipi kaizan.

Mama kaizan bergegas mempersilahkan tamu yang telah ditunggu tunggunya itu untuk duduk, seorang lelaki paruh baya yang memakai kemeja batik, peci dan sarung serta wanita paruh baya yang juga memakai dress polos berwarna cokelat muda itu duduk berdampingan di ruang tamu, lalu disusul putri mereka yang memakai rok biku putih dan jilbab paris berwarna biru yang sangat sederhana
"tadi lancar pak di jalan?" sapa mama kaizan, "alhamdulillah bu almira lancar saja" sahut pak khusaeri ramah, kaizan pun datang bergabung dengan mereka, menyalami kedua orang tua gadis itu kemudian melirik gadis itu yang sedang menunduk, lebih cantik daripada di foto, batin kaizan tersenyum simpul. namun, gadis itu tetaplah bukan seleranya, lihatlah pakaiannya.

"mas kaizan libur kerja nopo sabtu gini?" tanya ibu gadis itu sopan
"enjeh bu" sahut kaizan seadanya
"ini cantik sekali, karina. nduk, lagi sibuk apa sekarang? sudah lulus kuliah to?" sapa mama kaizan pada gadis lembut yang bernama karina itu
"tante oh ibu, iya sudah bu, sekarang kerja saja di rumah sakit di semarang, alhamdulillah" sahut karina sopan
"iyaa baru dua bulan bu almira jadi perawat dia, seneng sekali punya kerjaan sendiri" sahut ayah karina dengan tertawa,
karina yang mendengarnya pun tersenyum malu,
hal itu tak luput dari perhatian kaizan, cantik sekali.

karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang