Bagian 5

8 2 0
                                    

Happy reading guys!

____________________________________

"May! Bangun, May!"

"Della! Bangun, Del!"

"Scarlett, bangun dongg!!"

"Adelline, lo kenapa sih?!" tanya Scarlett kesal.

"Gue ngerasa ada yang baca mantra aneh di deket telinga gue." ucap Adelline sambil menggosok telinganya.

"Adelline, Adelline. Gaada orang disini selain kita dan nenek itu kan? Lo cuma mimpi kali." heran May.

Setelah itu, mereka kembali tertidur hingga pagi datang. Pukul 06.00, pintu kamar mereka diketuk oleh si Nenek.

Adelline yang mendengar pintu kamarnya diketuk pun bangun dan membuka pintu.

"Sudah pagi cu, bangunkan teman-temanmu." ucap Nenek sedikit terbata.

"Iya, Nek." jawab Adelline lalu membangunkan May, Fredella, dan Scarlett.

Mereka bergegas mandi, dan membantu Nenek membuat sarapan untuk mereka sendiri dengan bahan seadanya. Setelah makan, Nenek mengajak mereka duduk di ruang tamu.

"Nek, kami ingin bertanya sesuatu boleh?" tanya Scarlett hati-hati.

"Si.. Silahkan, Cu."

"Kenapa Nenek memilih tinggal di gubuk ini? Gubuk ini kan terlalu jauh masuk ke dalam hutan, Nek." tanya Scarlett, sedangkan Adelline, Fredella, dan May menunggu jawaban si Nenek.

"Jadi begini, Cu. Di gubuk ini, ada sesuatu yang belum pernah manusia ketahui sebelumnya. Dan hanya Nenek dan cucu Nenek yang sudah meninggal saja yang tau." jawab Nenek pelan.

"Mohon maaf jika kami lancang bertanya, Nek. Tapi, hal apa yang hanya Nenek dan almarhum cucu Nenek ketahui?" tanya Fredella penasaran.

"Tentang kebangkitan sebuah sifat baru."
jawab Nenek semakin membuat mereka penasaran.

Setelah itu, si Nenek mengalihkan pembicaraan dan bertanya darimanakah mereka. Adelline dan Fredella pun menjelaskan jika mereka adalah murid SMA yang sedang berkemah di dekat hutan.

Sedangkan di sisi lain, Scarlett merasa jika sifat May sedikit berubah. Scarlett pun mencubit tangan May, namun May tidak meresponnya.

'May kenapa sih? Biasanya kalo dicubit terus teriak-teriak, kok ini enggak?' batin Scarlett.

Scarlett pun mencubit tangan May sekali lagi, dan May merespon dengan memberikan tatapan kosongnya pada Scarlett.

"Della, May kenapa sih? Dia diem mulu daritadi, tatapannya kosong gitu. Gue jadi takut nih." adu Scarlett pada Fredella.

"May, lo kenapa?" tanya Fredella sambil melambaikan tangannya di depan wajah May.

Adelline yang mengetahui hal itu pun, mencoba mencubit pipi May. Tapi, May sama sekali tidak bergerak, dan tatapannya masih kosong.

Adelline, Scarlett, dan Fredella pun menjadi khawatir. Mereka mengguncang-guncangkan tubuh May. Sedangkan si Nenek, hanya tersenyum melihat kejadian itu.

"Jiwanya berkelana di dalam mimpi. Kalian akan kesana sebentar lagi, dan dia akan sangat senang." ucap Nenek lalu pergi ke kamarnya.

Adelline, Fredella, dan Scarlett mengangkat tubuh May dan membawanya ke kamar yang mereka pakai.

Mereka berusaha membangunkan May dengan berbagai cara. Beberapa saat kemudian, May terbatuk lalu bangun.

"Guys, kalian kenapa? Kok mukanya tegang gitu?" tanya May heran.

"Astaga May! Lo itu baru aja pingsan, gimana kita nggak khawatir coba?!" marah Scarlett.

"Gue pingsan? Enggak kok. Gue tuh tidur tadi, orang gue sampe mimpi kok." bantah May.

"Lo mimpi apa, May? Cerita ke kita." tanya Adelline.

"Gue mimpi, kalo kita itu tersesat di dimensi lain. Dan kita belum bisa keluar dari sana." jawab May.

"Gue yakin, bentar lagi yang dikatain May itu beneran terjadi."

***

Saat Adelline keluar dari kamar untuk ke kamar mandi, dia melewati kamar si Nenek. Dia mendengar si Nenek sedang mengobrol dengan seseorang.

Awalnya, Adelline hanya mengacuhkannya saja dan berjalan menuju ke kamar mandi.

Tapi saat dia menaiki tangga untuk ke rumah, dia melihat seorang perempuan keluar dari kamar Nenek.

Adelline mengendap-endap mengikuti perempuan itu, dan Adelline melihatnya memasuki kamar yang dipakai Adelline dan teman-temannya.

Adelline yang penasaran pun masuk ke kamar. Setelah menutup pintu dan menguncinya dari dalam, ia bertanya pada teman-temannya.

"Siapa yang baru aja dari luar?" tanya Adelline.

"Lo sendiri." jawab May.

"Masa sih?!" tanya Adelline tak percaya.

"Iya, Adellineeee. Gaada yang keluar lagi selain lo tadi." jawab Fredella dan Scarlett.

"Gue tadi ngelihat cewek keluar dari kamar si Nenek, terus dia masuk sini." ucap Adelline lalu duduk di kasurnya.

"Hah? Berarti tadi yang buka pintu bukan lo?" Scarlett menatap tajam Adelline.

"Gue masuknya baru aja, Lett. Berarti gue buka pintunya baru aja dong."

"Tadi emang pintunya sempet kebuka, kita ngiranya itu lo, Delline. Sama May udah dipanggil-panggil juga, tapi nggak nyahut." jelas Fredella.

"Iya, gue tadi ngiranya tadi juga lo, Delline. Eh ternyata bukan. Pas gue mau cek, terus lo masuk." sahut May.

"Gue ga nyaman disini, banyak misterinya. Gue jadi takut." ucap Adelline.

"Udah, jangan takut Delline. Nanti kita sama-sama cari jalan pulang ke perkemahan." ucap May menenangkan mereka semua.

Tanpa mereka ketahui, si Nenek mulai menyusun rencana untuk menjebak mereka di dalam mimpi mereka sendiri.

Tentunya, bersama si perempuan misterius.

***

Malam hari, setelah Adelline dan teman-temannya makan, mereka kembali ke kamar dan mulai menyusun rencana bagaimana mereka bisa kembali ke perkemahan.

Pagi harinya, mereka pamit pada Nenek, dan berterima kasih karena sudah mau memberi mereka makan, dan tempat tinggal sementara.

Mereka mulai menyusuri jalan setapak yang ada di hutan. Setengah jam berlalu, Adelline merasa jika mereka hanya berputar-putar disitu saja.

"Guys, kalian ngerasa kalo kita cuma muter-muter disini nggak sih?" tanya Adelline pada teman-temannya.

"Enggak, Delline. Lo salah kali. Coba kita kasih tanda di jalan ini, kalo kita nanti jalan dan nemuin tanda ini, berarti kita emang muter-muter doang." usul Fredella.

Mereka semua menyetujuinya. Sepuluh menit kemudian, mereka bukan menemukan tanda itu, tapi kembali menemukan gubuk tua si Nenek.

"Kok balik kesini lagi sih?!" kesal May.

****
jangan lupa vote dan komennya ya!
See you next part

Stories At In Dream [SAID]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang