01

25 5 8
                                    

Hai namaku Kayana, Kayana Tiaranita. Salah satu siswi tahun terakhir sekolah swasta yang ada di Bandung. Hidup bersama kedua orang tuaku beserta satu kakak laki-laki yang sekarang tengah menepuh pendidikan nya di salah satu universitas negeri di Bandung dan juga satu adik laki-laki berusia 5 tahun.

" Kayana kamu gak mau bangun? Udah siang loh ini" gedoran pintu dengan sedikit teriakan dari ibu langsung membangunkan ku.

Jam dikamarku menunjukkan pukul 7:45 yang pastinya lima belas menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup. Aku mandi dan bersiap secepat yang aku bisa.

" Aku berangkat ya Bu.  Assalamualaikum" pamit ku yang dengan cepat aku mencium punggung tangan ibu ku lalu berlari menuju pintu.

" Ga sarapan dulu nak?" Teriak ibu

" Nanti aja disekolah Bu, Kay udah telat" balasku kemudian menaiki angkutan online yang sudah ku pesan.

" Tuh kan beneran telat" pintu gerbang yang menjulang tinggi di depan ku ini sudah tertutup rapat. Dan hanya tinggal aku murid yang berada di luar gerbang berdiri dengan muka pasrah kena hukuman.

Hah kenapa juga harus telat batinku mengeluh.

Berdiri di depan tiang bendera dengan posisi hormat selama satu jam membuatku selalu merutuki keterlambatan ku pagi ini. Cuaca yang teduh sedikit menguntungkan aku untuk keadaan sekarang ini.

" Di hukum juga?" Pertanyaan dari seseorang yang tiba-tiba berada di sebelah kanan ku dan juga melakukan hal yang sama dengan aku, yaitu hormat pada bendera.

" Menurut kamu?" Jawabku dengan acuh.

" Gak tau tuh. Kan gua nanya sama lu, gimana sih" ocehan dia tidak aku hiraukan lagi dan tetap fokus pada bendera yang sedari tadi aku tatap, berharap waktu berjalan dengan cepat.

" Lu anak kelas mana? Kok kayaknya gua baru liat lu ya? Apa jangan - jangan lu murid baru di sekolah ini?"

" Kok lu diem aja sih gua tanya daritadi juga" laki - laki itu mendengus melihat pertanyaan dia tidak ada yang ku jawab.

" Ngomong sama tembok gua dari tadi haha"

"Kamu bisa diem?! Pertanyaan kamu mengganggu!" Sindiran dia berhasil membuatku buka suara.

"Oh bisa ngomong juga toh" jawab dia.

" Kamu pikir saya bisu?!" Tanyaku dan dia hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Setelah menyelesaikan hukumanku, aku meninggalkan lapangan dan laki - laki aneh itu menuju kelas.

" Kayyy ko kamu telat sih? Untung aja Pak Dodi gak masuk, bisa abis kamu kalo dia masuk hari ini" tanya Dira. Dira Ahsana, dia adalah temanku dari pertama masuk sekolah menengah atas hingga sekarang. Dan Pak Dodi adalah guru sejarah yang bisa dibilang sadis atau killer. Dia tidak segan - segan mwnghukum muridnya dan menurunkan nilai bagi siswa - siswi yang terlambat di kelas dia dan tidak mengumpulkan tugas.

" Aku telat bangun Ra, gara - gara kebablasan nonton drama sampe jam 2 heheh" jawabku seraya duduk di bangku sebelah Dira.

" Kamu tuh ya kebiasaan banget sih, repot sendiri kan jadinya!"

"Abisnya kalo liat yang ganteng-ganteng tuh suka khilaf sama semuanya" ucapku dengan senyuman kebahagiaan bila melihat tokoh laki - laki yang ada di drama kesukaan ku.

" Sakarepmu lah" jawab Dira dengan muka malasnya.

Bel jam istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar meninggalkan kelas yang rata - rata tujuan utamanya adalah kantin.

" Kay kantin ayo laper nih" ajak Dira.

" Tapi ke toilet dulu ya" jawabku dan diangguki oleh Dira.

Setelah dari toilet kita berdua berjalan menuju kantin. Keadaan kantin yang ramai menyulitkan kita untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

" Yah Kay rame banget ini, tempat duduk juga gak ada yang kosong" ujar Dira dengan muka cemberut dengan mata yang terus mencari meja yang bisa kami tempati.

" Kamu pesen makanan nya aja dulu deh, kaya biasa ya. Biar aku yang cari tempat duduk" tambah Dira.

Aku memesan makanan yang Dira sebut tadi.

" Nasi goreng sama jus mangga nya dua ya Bu" ucapku.

" Iya neng ditunggu sebentar ya" jawab ibu penjualnya.

Aku memegang nampan berisi pesanan ku setelah menunggu beberapa menit. Pandanganku beralih mencari tempat yang di duduki oleh Dira.

Untungnya Dira mengangkat tangan nya memberitahu keberadaanya yang langsung ku hampiri.

Aku meletakkan makanan di meja yang kita berdua-

Bukan bukan berdua tapi bertiga dengan laki - laki yang tidak ku kenali, tengah menunduk memainkan handphone nya.

" Dir " panggilku dengan tatapan bertanya pada Dira.

Dira yang mengerti tatapan ku menjawab " cuman ini tempat satu - satunya yang kita bisa dudukin kay, jadi mending sekarang kamu duduk dan kita makan" Dira menarik tanganku untuk duduk di sampingnya kemudian memakan nasi goreng yang tadi dia pesan.

Aku mulai memakan makananku dan berusaha tidak mempedulikan orang yang berada di depanku. Meskipun aku kurang merasa nyaman.

Bangku di depanku berdenyit membuatku menatap orang yang  sedari tadi sibuk dengan handphone nya.

Dia?

***
Haii
Sebelumnya selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan. 

aku bawa cerita baru buat nemenin ramadhan kalian bagi yang menjalankan.

Ini cerita pertama aku dan masih banyak kesalahan nya hehe

Jangan lupa vote sama comment nya🙏

KayanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang