Chapter 8

1.6K 190 32
                                    

Vote n Komen
-Happy Reading-

"Kamu tau? Pertama kali aku kesini, aku diajak Jay makan makanan ini lho" ucap Taehyung dengan senyum kotaknya
"Tapi bukan yang disini...Yang di deket rumah"

Mereka berdua sudah berada dikedai yang dimaksud Lisa

"OOOHH...Mie ayam yang deket lapang, bukan?" tanya Lisa

"Iya iya, yang deket lapang"

"ADUHHH, itu mie ayam langganan gue sama Jay. Waktu dulu kalo sepulang sekolah gue ama dia selalu mampir, mie ayamnya emang juara bangetlah pokoknya" Lisa bercerita dengan antusias
"Kalo yang ini juga langganan gue. Tapi bareng yang lain. Lo mau tau kenapa gue, Oci, Aming, Jay, Jeka bisa suka sama mie ayam sini?"

"Mau"

"Eeh tunggu! Lo bilang, waktu lo baru dateng ke sini, Jay ngajak lo makan mie ayam. Emangnya lo dateng kesini kapan?"

"Mmmm-kapan yaaa? Sekitar seminggu sebelum kita ketemu"

"Emangnya di daerah lo gak ada mie ayam? Lo asal dari mana?"

"Aku dari—"

"Permisi, ini mie ayamnya. Silahkan" seorang pria yang membawa dua mangkuk mie ayam datang menghampiri Lisa dan Taehyung. Menyajikan mie ayamnya

"Iya, makasih mas"

Lisa dan Taehyung segera meracik mie ayam mereka sesuai selera. Lisa yang memakai banyak sambal. Sedangkan Taehyung memakai sedikit sambal, tapi memakai banyak saos

"Jadi gimana ceritanya?" tanya Taehyung

"Oohiyaa. Jadi gini, gue sama yang lain waktu itu masih jadi MABA... Waktu pulang, kita gak bawa kendaraan, dan uang kita tuh abis. Jadi kita jalan, entah mau kemana, pokoknya jalan. Nyari orang yang ikhlas nganterin kita pulang"
"Karna kita cape, kita istirahat dulu disini. Beneran deh, cuman istirahat, gak ngarepin apa-apa. Daan...emang gue itu anak sholeh yaa, kita di kasih mie ayam gratis disini. Sejak hari itu, kita langganan mie ayam ini"

"Kalo gak salah waktu itu hari Jum'at. Ya! hari Jum'at"
"Tapi sekarang udah jarang banget kesini. Terakhir itu...sekitar 1 bulan yang lalu"

"Udah lama juga ya?"

"Ya gitu deh"

***

Jay sedang bersandar pada headboard. Ia menatap foto seoarang anak laki-laki yang memakai pakaian putih biru, dan anak perempuan yang juga memakai pakaian putih biru. Mereka tersenyum sangat lebar sembari saling merangkul

"Kalo gue bisa ngembaliin waktu. Gue pengen banget kembali ke masa kecil kita Lis" gumam Jay

"Jaman dimana gue selalu lindungin lo, yang selalu dibully"

"Jaman yang cuma kita berdua"

"Yaa cuma kita berdua"

"Berdua Lis"

"Kenapa lo berubah?"

"Kenapa lo gak kaya dulu"

"Dulu lo itu gamau jauh-jauh dari gue"

"Lo yang selalu ngandelin gue"

"Gue gamau lo berubah Lis"

"Jangan kaya gini"

Jay terus saja bergumam. Tentang keinginannya untuk bersama Lisa. Ia masih menatap foto itu, foto masa SMP-nya bersama Lisa

Dulu Lisa adalah gadis yang pendiam, pemalu, dan juga penakut. Karna hal itu Lisa selalu jadi objek bullying disekolahnya

Sampai Lisa berteman dengan Jay, teman sebangkunya. Jay selalu melindunginya, dan selalu meyakinkannya untuk berani

Hingga akhirnya Lisa yang pendiam, penakut, dan pemalu berubah menjadi Lisa yang ceria, pecicilan, heboh dan bar bar

Tapi dalam hati Jay, ia tak menginginkan Lisa-nya berubah

***

"Dari mana aja lo?" tanya Jennie setelah melihat Lisa yang baru pulang
"Lo jalan-jalan sama doi lo kan?"

"Dih! Kepo"
"Jangan sok tau mba"

"Lo kira gue gak pernah pacaran gitu? Gue ngerti kali yang lagi berbunga-bunga, abis jalan sama doi"

"Lah? Bukannya mba Jen jomblo dari lahir?"

"Heh! Enak aja lo!"

Lisa berjalan menghampiri Jennie. Dan duduk disampingnya

"Putri Irene mana mba?" tanya Lisa

"Di rumah kak Jessya. Gue bilang ke bang Jin, kalo siang gue ada urusan. Jadi bang Jin nganterin Irene kerumah kak Jessya. Kebetulan kak Jessya lagi sendiri di rumah"

"Tapi bang Jin gak ngasih tau tentang Putri Irene yang sebenernya kan?"

"Nggak kayanya"

Tok! Tok!

"Bukain pintu gih!" titah Jennie

"Dih ogah lo aja"

Jennie mendecih, lalu pergi menuju pintu utama

Clek

"Permisi, Lisanya ada?"

Jennie tidak memjawab. Ia masih sibuk menatap wajah tampan pemuda di depannya ini

"Permisi, Lisanya ada?" tanya pemuda itu lagi

"Eh-iya iya ada" Jennie tersadar dari lamunannya
"Ayo masuk dulu"

"Gausah. Aku cuma mau ngembaliin tas Lisa. Tadi ketinggalan dimobil"

Jennie mengambil tas Lisa yang ada di tangan pemuda itu

"Gapapa masuk dul—"

"Ada siapa mba? Eh Tae!" Lisa terkejut saat Taehyung berada diteras rumahnya

"Hai Lisa"
"Aku kesini mau ngembaliin tas kamu"

"Oiya, mana?" tanya Lisa, ia tak tasnya di tangan Taehyung

"Inih! Ceroboh banget sih!" Jennie memberikan tas itu pada pemiliknya

"Riweh!"

"Dia pacar lo?" bisik Jennie

"Bukan"

"Ooh. Bagus deh, gue bisa deketin dia" Jennie mengedipkan sebelah matanya, lalu Jennie beranjak memasuki rumah. Meninggalkan Lisa dan Taehyung berdua

"Mau masuk dulu Tae?"

"Gausah Lis. Aku langsung pulang aja"

"Emang lo lagi sibuk?" tanya Lisa

"Nggak. Emang kenapa?"

"Lagi cape?"

"Nggak juga"

"Mmmm—"

"Kenapa?"

Lisa seperti ingin mengatakan sesuatu tapi dia ragu

"Lo gak mau nemenin gue disini?"

"Eh?"

"Jangan salah paham! Gue cuma pengen ada temen ngobrol aja"

Taehyung tersenyum jahil
"Kan ada sodara kamu. Kenapa gak ngobrol sama dia aja?"

"Eh iya iya. Yaudah sana pulang"

Taehyung mengusap kepala Lisa sebelum berbalik untuk keluar dari halaman rumah Lisa. Dasar tetet gak peka!

Setelah Taehyung keluar dan mengendarai mobilnya. Tak lama ada mobil lain yang datang

"Kaya kenal"

***

Nemuin ada yang janggal gak di chapter ini?

Kalo gak nemuin, baca lagi deh, kalo bisa dari chapter 1. Hehehe

Vote n Komen
Terimakasih

My Prince Came From The Mirror✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang