#5

180 26 8
                                    

Masih di kampus? Kami ke sana sekarang.

"Kenapa, Gaara?" tanya Sasuke melihat Gaara beraut muka terkejut setelah membaca pesan singkatnya.

"Naruto dan Ino mau ke sini sekarang. Ada apa ya?"

"Sudah, tunggu saja."

Sementara itu, Ino masih belum mampu menguasai dirinya yang dibawa Naruto ngebut.

"Naruto!"

"Diam. Kita harus cepat. Aku tak bisa menunggu besok."

"Kenapa?" Ino bertanya dengan raut wajahnya yang masih ketakutan. Ia belum pernah merasakan kebutan seperti ini.

"Aku takut lupa." Jawab Naruto. Masih dengan tampang serius. Dan Ino hanya bisa menepuk dahinya.

Gubraks! Cuma takut lupa?

Akhirnya mereka sampai di kampus dan segera menemui Gaara serta Sasuke di kantin.

"Jadi?" tanya Gaara.

"Ya, sekarang saja kita bicarakan. Waktunya tinggal 2 pekan." Jawab Naruto. Mereka terlibat diskusi yang seru.

Mari kita lihat bagaimana Sakura Haruno.

"Hei, ke mana dua orang itu? Bukankah Ino selalu di depan laptop, menjalankan online shopnya? Atau mereka keluar? Duh, aku nggak diajak," Rutuk Sakura sendirian. Ia baru saja pulang usai mengajar privat. Akhirnya ia memasak ramen instan yang disimpan Naruto di dapur.

Sambil masak, pikirannya melayang pada Gaara. Pertemuan yang tidak mengenakkan hari ini. Terutama Hinata yang membuatnya harus ketus.

Sudahlah, biar saja. Mungkin memang harus begini jalanku. Tak mungkin juga kalau kuminta pada kami-sama untuk tak mempertemukanku pada mereka berdua dulu. Sakura membatin lagi, memikirkan berbagai sisi akan hal tersebut.

Sudah lewat satu pekan sejak hari itu. Sakura sudah mendapat pekerjaan yang belum pernah dia bayangkan: mengajar TK. Dan hari ini salah seorang siswa, Sasori, berulang tahun. Ya, seperti kebiasaan siswa TK pada umumnya, terutama kalangan elit, pasti akan merayakan ulang tahunnya. Begitupun dengan Sasori, lelaki berambut merah yang masih berusia 5 tahun itu. Pagi hari sudah Sakura lihat kesibukan tim acara ulang tahun Sasori sibuk menghias ruangan. Balon, pita, juga kertas krep menjadi sarana hiasan. Ingin Sakura membantu, tapi tidak bisa karena ia harus menyiapkan satuan kerja hariannya. Sekolah belum ramai juga.

"Ohayou, Haruno-san," sapa guru melukis, Kakashi Hatake. Sakura membalas sapaan itu. Beberapa guru sering membicarakan Kakashi Hatake di depan Sakura, tapi Sakura tidak menyahuti berlebihan. Baginya, menggosip hanya menghabiskan waktunya. Ya, ia hanya terfokus pada kegiatan utamanya di sekolah ini.

Pelajaran berlangsung baik menurut Sakura karena anak-anak ceria menjalani kegiatan hari itu. Mereka juga bersiap mengikuti acara ulang tahun Sasori. Ketika bel berbunyi, tiap anak berlari keluar. Sakura mengira ia sendirian di kelas sampai ia melihat seorang anak perempuan, Konan, duduk diam di kursi. Tidak beranjak dengan teman-temannya. Segera Sakura menghampiri Konan, gadis kecil berambut biru.

"Konan-chan? Ada apa?" tanya Sakura sambil berjongkok agar tinggi mereka sama. Konan menatap Sakura. Kemudian menunduk. Sakura menangkap gelagat aneh siswanya yang manis ini. Tangannya bergerak-gerak. Segera ditelusurinya tangan itu dengan kedua mata emerald yang ia punya. Dan di ujung jari tergenggam sekotak benda berbungkus kado.

"Kado?" tanya Sakura. Konan mengangguk.

"Untuk siapa?"

"Sa... Sasori-kun,"

Sakura tersenyum. Di antara siswa lain, Konan memang agak diam.

"Nanti berikan saja di ulang tahunnya," ujar Sakura menyarankan. Konan menatap Sakura. Kemudian menunduk lagi.

Manusia Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang