4

457 22 17
                                    

Bulan yang terjaga sudah berganti tugas dengan matahari untuk menyinarkan cahayanya. Ayam pun mulai berkokok untuk membangunkan para manusia yang masih mengarungi mimpi indahnya. Y/n gadis manis itu telah terbangun sejak sebelum ayam berkokok, gadis itu terbangun karena rasa mual serta pening yang mengusik tidur nyenyaknya. Ketika ia terbangun, dengan cepat ia melesat ke kamar mandi untuk mengeluarkan hasrat mualnya. Setelahnya, ia segera mandi dan berpakaian sekolah. Sebelum keluar dari kamar, y/n melihat kearah cermin dan memandangi dirinya yang begitu menyedihkan. Wajah pucat kini terpapang jelas dalam rautnya. Searasa puas memandangi dirinya yang menyedihkan itu, gadis itu pergi menuruni tangga menuju ke dapur untuk membuatkan makanan untuk para abangnya sebelum dia pergi untuk menimba ilmu.

.

.

.

Makanann yang dibuat y/n telah matang dan telah tertata rapi di meja makan. Y/n melirik kearah jam yang kini telah menunjukkan pukul 05.15. Y/n beranjak dari dapur, berniat untuk membangunkan para abangnya. Belum sampai di tangga pertama, y/n sudah lebih dulu melihat sosok berbadan tinggi dan mempunyai lesung pipi yang manis, dia Namjoon, abang y/n keempat yang sedang berdiri di depan kamar mandi bawah tangga. Y/n menyapa namja itu.

"Pagi bang" -sapa y/n dengan senyum manisnya

"Pagi" -jawab namja berlesung pipi itu dengan senyum yang sedikit ia sunggingkan

"Abang duduklah dimeja makan, biar y/n yang membangunkan abang yang lain" -perintah y/n

Namjoon tak bergeming sedikitpun, ia bimbang, ia ingin memeluk y/n namun egonya masih menguasai segalanya. Namun untuk kali ini dia memutuskan untuk mengalah pada nuraninya. Namjoon dengan tiba tiba memeluk erat y/n. Y/n kaget karena hal itu, namun ia memilih untuk diam dan samar samar menampilkan senyum manisnya. Cukup lama mereka saling berpelukan, sampai pada akhirnya y/n mencoba untuk membalas pelukan dari abangnya itu. Merasa pelukan itu dibalas oleh y/n, Namjoon mengeratkan lagi pelukan itu dan y/n pun melakukan hal sama. tapa sadar mereka berdua menitikan air mata.

Apa ini mimpi? Kalau iya, mengapa rasanya sangat nyata? Pelukan hangat dan nyaman dari abang yang selama ini belum pernah aku rasakan, dan kini aku telah merasaka untuk yang pertama kalinya. Tuhan terimakasih untuk semua ini, aku benar benar merasa bahagia . Terimakasih abang-batin y/n

Setelah lama mereka berpelukan, mereka melepas pelukan itu,

"Makasih bang" -ucap y/n dengan nada yang sedikit bergetar

Namjoon hanya menjawab dengan senyum manisnya, lalu ia kembali memeluk singkat dan mengecup kening y/n, setelah itu ia pergi menuju meja makan dan membiarkan y/n membangunkan para abangnya.

.

.

.

Setelah membangunkan semua abangnya, y/n turun dan bersiap untuk berangkat sekolah. Seperti biasa, y/n hanya minum air putih untuk mengisi perutnya, lalu berjalan melewati meja makan yang disana sudah ada para abangnya yang sedang menikmati makanan, dan y/n berpamitan.

Dengan menundukkan kepala y/n berpamitan kepada para abangnya, "Abang, y/n berangkat sekolah dulu". Tak mendapat jawaban, y/n pun membungkuk memberi salam keudian berjalan menjauh dari ruang makan, melangkahkan kakinyanya menuju halte bus seperti biasa.

Di lain tempat dirumah keluarga Kim

"Tadi pagi gue liat ada yang mulai peduli ke y/n nih" -ucap Jin semabari melirik ke Namjoon

"Siapa bang?" -tanya jimin

Jin tak menjawab tapi dia mengisyaratkan matanya yang melirik lirik kearah Namjoon. Jimin peka dengan semua itu, lalu berbisik ke Jungkook yang seari tadi tidak peka dengan isyarat yang diberi abangnya, Jin.

30 hours forever [BTS X YOU] | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang