Part 2

23 1 0
                                    

Dosen akhirnya mengakhiri perkuliahan hari ini
Semua mahasiswa kembali ke aktivitasnya masing-masing, ada yang pergi ke perpustakaan untuk nugas, ada yang rapat, ada yang pergi ke kantin dan ada pula yang lebih memilih berdiam diri di kelas sambil menunggu perkuliahan selanjutnya yang akan dimulai 1,5 jam lagi.

Aku sudah ada di lobby kampus menuju kantin bersama wildan, setelah sebelumnya meminta maaf ke naila dan zulfah karena gabisa ikut ke perpus. Syukurlah mereka bisa memakluminya.
Sepanjang perjalanan, banyak sorot mata yang menatap ke arah kami, lebih tepatnya ke arah wildan. Tak terhitung sudah berapa mahasiswa menyapanya, dan anehnya semuanya ia bales dengan senyuman.
"Ah, ni orang ramah bener" ucapku dalam hati.
Coba aja aku diposisi dia udah pasti aku abaikan, capek tau!😂

"Naj mau pesan apa? Biar wildan aja yang pesanin." Tanyanya setelah sampai di kantin
"Mie yamin aja deh sama air mineral"
"Oke tunggu disini ya, jangan kemana-mana" ucapnya sambil berlalu meninggalkanku sendirian di bangku no.3
Emang dia ngira aku anak kecil apa, yang keluyuran kalau di tinggal ibunya, huhu. Dasar!!!!

Beberapa menit kemudian wildan datang dengan membawa sebuah nampan berisi pesanan kami berdua.
"Selamat makan, najma."
" hehe, makasih banyak ya wil"
Ucapku lalu mulai meneguk air mineral yang ku pesan, lalu berlanjut pada mie yamin yang selalu bikin aku nagih. Hehe

"Naj, nanti siang ada rapat BEM mengenai acara Gathering maba. Kamu bisa hadir?"
"Oh ya kok najma baru tau?"
"Iya tadi wildan baru dapat pesan dari pak wadek, untuk segera mengkonsep acara ini. Jadi rapat ini memang dadakan. Gimana bisa nggak?"
"Insyaallah ya ntar najma kabarin lagi deh."
Sebenarnya aku lagi bete banget hari ini, pengennya abis kuliah langsung pulang ke apartemen. Tapi ya mau gimana lagi ini adalah amanah. Tahun ini aku menjabat sebagai sekretaris BEM di fakultasku. Bener, aku sekretaris si wildan.

Mangkok di depan ku sudah kosong ternyata. Aku segera mengambil dompet dan merongoh beberapa lembar duit, kemudian aku sodorkan ke wildan.
"Ini wil, berapa semuanya?"
"Gausah naj, kali ini wildan yang traktirin."
"Dih, nggak usah wil, nih ambil". Paksaku
"Naj, gabaik loh nolak rezeki."
"Okey deh, tapi lain kali gausah gitu ya, najma gamau ngerepotin orang lain."
"Siap, boskuhhhh". Sambil mengangkat tangannya bak orang hormat
"Gajelas" cibirku

Hp kami tiba-tiba berdering, pertanda ada notif masuk.
Ternyata dari grup kelas.

"Gengss, kabar baik. Pak joni hari ini gamasuk"
"Horeee" jawabku girang, hingga tak sadar wildan menatap ke arahku
"Girang banget dah, aturan sedih naj karena gabisa dapat ilmu."
"Iya sih wil, tapi hari ini najma lagi bete jadi males kuliah".
"Yaudah kalau gitu ke ruang BEM aja yuk, disana insyaallah bete nya ilang" Ajakanya

Benar juga sih kata wildan, Ruang BEM selalu punya cara untuk mengembalikan mood ku dan teman-teman pengurus lainnya juga. Gatau kenapa di ruangan ini aku bisa mencurahkan semua unek ku tanpa beban. Semua merangkul, semua men-support. Itu salah satu alasanku bisa bertahan di kepengurusan BEM selama 2 periode.

🌱🌱🌱

"Baiklah karena semua sudah kumpul, kita buka rapat pada siang hari ini dengan bacaan bismillah." Ucap wildan membuka rapat BEM siang ini.
"Bismillahirrahmanirrahim" jawab kami serempak
"Pertama gua ucapkan terimakasih banyak atas kesediaan kalian bisa hadir pada rapat dadakan siang hari ini, karena jujur kabar ini juga baru gua dapat tadi pagi dari pak wadek, jadi gua minta maaf sebesar-besarnya. Oh ya langsung aja adakah usulan untuk konsep gathering maba kali ini gak?" Tanya wildan.

Kemudian Sheila mengangkat tangannya untuk berpendapat. Dia adalah adik tingkatku yang aktif banget di BEM. Lalu wildan mempersilahkannya untuk berpendapat.
"Makasih kak wil, kalau menurut gua gimana kalau gathering kali ini kita adain di puncak aja. Dengan konsep outdoor dan kegiatan-kegiatan yang lebih terbuka gitu, jadi ga ngebosenin peserta dan misi kita sukses."
"Boleh juga, konsep outdoor memang saat ini lagi rame diperbincangkan. Tapi semisal usul sheila diambil, harus ada beberapa kegiatan yang di recover (kemas ulang) agar selaras dengan temanya. Ya kali ngadain seminar di tengah taman, kan ga logis." Imbuhku

Beberapa teman BEM, ku liat tampak menganggukkan kepala pertanda setuju dengan opiniku.
"Oke makasih Najma dan Sheila, ini usul yang bagus setelah sebelumnya fakultas kita dianggap terbelakang karena hanya berani bermain di kampus doang. Sesekali kan ya kita ke puncak sambil lalu refreshing liat yang ijo-ijo." Ucap wildan menyetujui

Kemudian rapat dilanjut dengan penentuan tempat, tanggal pelaksanaan dan beberapa kegiatan yang akan memeriahkan acara gathering ini. Diskusi berjalan santai tapi tetap ada hasilnya. Aku sebagai sekretaris sibuk mencatat apa saja yang telah dibahas untuk dijadikan notulensi rapat.

"Terkait kegiatan Talkshow Inspiratif ini, adakah yang punya usul sebagai narasumbernya?" Tanya wildan
Semua tampak sibuk berpikir, mencari orang yang cocok untuk dijadikan narasumber.
Tiba-tiba zulfah berbisik ke telingaku
"Gimana kalau kita mengundang gus yang di pesantren kita dulu itu."
"Gus yang mana? Aku gatau."
"Itu loh yang kuliah di UNJ, denger-denger dia masih semester akhir sekarang."
"Emang bisa? Emang dianya mau?"
"Udah di coba dulu aja."
Aku hanya bisa mengangguk pasrah, benar kata zulfah di coba dulu, ga baik menyerah sebelum mencoba.

Aku dan Zulfah dulu sempat bermukim di pesantren yang sama di Gresik, namanya Pesantren al-Itqaan. Sebelum akhirnya kuliah. Sedangkan Naila dia asli orang sini. Dan baru kenal saat OSPEK maba dulu. Jadilah kita bertiga selalu bersama. Hehe
Cuma bedanya aku sama Zulfah aktif di BEM sedangkan si Naila dia aktif di UKM.

"Wil, gua ada usul. Namanya kak ilham, anak UNJ. Teman gua sama najma di pesantren. Sepertinya dia cocok deh untuk jadi narasumbernya." Jelas zulfah, sambil melirik ke arahku.
"Benar naj?" Tanya wildan memastikan
"Eh gatau sih, najma belum pernah liat orangnya. Zulfah yang tau. Dia anak kyai di pesantren kami dulu."
"Oke kalau begitu masalah narasumber wildan serahkan ke kalian berdua." Kata wildan
Hanya di jawab dengan anggukan oleh semua peserta rapat.

Rapat akhirnya di tutup, karena udah pukul 16.00 wib
Biasanya pak satpam akan mengecek semua ruang di kampus karena se jam lagi kampus akan ditutup dan tidak boleh ada aktivitas apapun di jam tersebut.

Aku mengajak zulfah untuk pulang bareng, kebetulan kossannya se arah dengan apartemenku.
"Yuk balik." Ajakku
"Siap bos, tapi mampir dulu ya di Mcd, aku udah kangen Mc.Flurry nya"
"Dasar jajan mulu bocah."
Ucapku lalu melajukan motor di jalanan sore hari yang indah tapi macet wkwk.

Fyi, dari kami bertiga, aku memang lebih sering menghabiskan waktu dengan Zulfah dibanding Naila. Karena Naila super sibuk di ukm nya. Hehe
Sedangkan aku sama Zulfah memang satu jalur wkwk
Sama-sama gajelas orangnya, ngegabut hobinya hahahaha

_________________________________

Jangan lupa vote ya!
Biar author makin semangat buat up lagi.

Selamat menjalankan ibadah puasa 😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang