2

51 7 8
                                    

CERITA INI MURNI FANTASI PENULIS.
TIDAK BERMAKSUD MENYINGGUNG PIHAK TERTENTU, DAN JIKA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN CERITA INI MOHON DIMAAFKAN.

(Jika ada kalimat yang typo mohon segera dikoreksi dengan menuliskannya di kolom komentar, terimakasih).

______________

"Apa yang direncanakan oleh Sang Hyang Widhi?" gumam Catherine.

Catherine pun mengingat salam dari raja untuk Bhadra.

"Anak Agung? Bhadra itu keluarga kerajaan?"

Dung dung

Terdengar bunyi gong, seketika tempat tersebut hening dan menjadi sepi. Catherine yang sadar akan perubahan suasana tersebut langsung melirik ke kanan dan ke kiri. Tercium pula wangi kamboja disekitar tempat Catherine berada.

"Ni Gusti Candra Catherine Yudistia, benar?"

Terdengar suara perempuan, Catherine pun menoleh ke sumber suara tersebut dan mendapati seorang perempuan dengan pakaian tradisional bali. Rambut perempuan tersebut hitam mengkilat, kulitnya putih dan parasnya yang cantik bagaikan dewi.

"Iya benar, dan kau sendiri?" Catherine masih menatap wanita tersebut.

"Aku Sri Dharma Kusuma, adik dari Anak Agung Bhadra Danendra, panggil saja aku Kusuma" jawab wanita itu sambil tersenyum.

"Bagaimana kau bisa mengetahui namaku?" tanya Catherine.

"Tentu saja aku tahu, karena kau adalah orang yang akan menyelamatkan Kerajaan Rembulan" jawab Kusuma.

"Aku tak mengerti apa maksud perkataanmu" Catherine menatap bingung Kusuma.

"Singkatnya, aku yang memanggilmu ke sini" ucap Kusuma, senyumannya tampak misterius.

"Maksudmu apa-"

Belum sempat Catherine menyelesaikan kalimatnya, Bhadra sudah duluan datang dan menyuruh Kusuma untuk meninggalkannya.

Kusuma pun berjalan menjauh dari mereka dan meninggalkan Bhadra serta Catherine berdua.

"Yudistia, mulai hari ini kau akan jadi warga Kerajaan Rembulan, kau juga akan diberi tempat tinggal oleh raja, berbahagialah, karena namamu yang mirip dengan nama bangsawan, raja menjadi segan denganmu" ujar Bhadra.

"Tidak tidak tidak, bukan itu yang aku inginkan, aku hanya ingin pulang ke Ubud" Catherine menatap Bhadra.

"Terserah kau saja, ayo akan kuantar kau ke rumah pemberian raja" Bhadra berjalan duluan dan disusul oleh Catherine.

"Kusuma itu pasti tahu sesuatu" pikir Catherine yang masih teringat dengan perkataan Kusuma.

Mereka berdua pun berjalan keluar dari Puri lalu kembali menaiki kuda dan pergi ke suatu tempat yang letaknya tak terlalu jauh dari puri.

Disana, Catherine melihat sawah yang terbentang luas, beberapa pura yang berdiri megah, dan pemukiman warga berjejer rapi.

Bhadra pun menghentikan kudanya di depan sebuah rumah, dan membantu Catherine turun dari atas kuda.

"Ini kediaman mu yang baru" kata Bhadra.

CATHERINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang