PROLOG

64 9 10
                                    

“Assalamualaikum, nak. Bagaimana kabarnya hari ini” Terdengar suara perau wanita paruh baya di balik telpon yang sedang menempel bebas di telinganya.
“Waalaikumussalam, Alhamdulillah, baik Ma.”
“Oh iya, skripsimu sudah sampai dimana?” Pertanyaan itu membuat jantungku kembali berdebar tak karuan.
“Iya Ma, doakan saja ya Ma. Semoga Allah membrikan kemudahan”
“Iya, Aamiin Mama selalu mendoakanmu”
“Ma, saya berangkat kekampus dulu ya ma, Assalamualaikum”
“Waalaikumussalam, hati-hati”
Setiap minggu hanya pertanyaan itu saja yang selalu saya dengar dari balik telpon dari wanita terhebatku yang selalu saya panggil dengan sebutan Mama.
***
Sekarang sudah minggu ketiga di penghujung semester perkuliahan. Ya, saya salah satu mahasiswa akhir yang harus bergelut dengan skripsi dari pagi hingga malam menjelang. Dan, satu kali dalam seminggu hanya satu pertanyaan yang selalu saya dengar dan berhasil membuat saya seakan-akan ingin gila mendadak hanya dalam satu hari itu saja dan kemudian kembali normal disaat pertanyaan itu tak dilontarkan. Iya, pertanyaan tentang ‘bagaimana dengan skripsimu’.

Menanti Maret Mengejar SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang