MEREKA SAHABATKU

51 7 1
                                    

Agustus 2016
Semester terakhir, detik-detik untuk meraih gelar sarjana.

Tepat pukul 11.35 WIB
Saya memantapkan hati untuk mebahagiakan kedua orangtua dengan cara menyelesaiakn perkuliahan dengan tepat waktu. Dan akan memberikan yang terbaik setelahnya. Dengan segera berberes untuk berangkat ke kampus yang niatnya caman satu perpustakan jurusan untuk mecari judul skripsi,
"nanti bareng ya ke perpus kata" Ucapnya pada sahabatanya Si Gendut
"Gitu dong". kata si gendut
"Mulai lagi skripsimu" sambungnya.
Sesamapai di kampus dia mulai melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju lantai dua kampus. Tepatnya di perpustakan kampus
Kaget, satu kata yang mewakilinya saat sampai di depan pintu perpustakaan.
Matanya menjalar kian kemarui menyusuri setiap ruangan itu. Ruangan itu terlihat dipenuhi oleh teman-teman satu angkatan dengannya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing yang mungkin juga berhubungan dengan skripsi.
"gendut ngak jadi ndut, saya malu "
"malu kenapa"
"orang-orang udah pada bikin bab 1 bab 2 bahkan dah mau ngolah data , saya malu ndut , saya masih cari judul" jelasnya.
Niatmnya kembali ter-urung untuk memulai skripsinya. Hanya karena malu dengan teman yang lain, yang mana dia belum memulai satupun yang berhubungan dengan skripsinya.
Langkahnya kembali surut menjauh dari pintu perpustakaan dan dia memilih untuk duduk di kursi di depan perpustakaan sambil memegangi handponenya. Entah apa yang saat ini terpikir dibenaknya selain kata malu.
Beberapa menit kemudian lamunannya terhenti, handponenya bordering.
Ada beberapa notifikasi dari grup yang memenuhi layar handponenya saat itu
Segera jemarinya sigap memnyentuh layar handpone dan membuka notifikasi itu.
Ternyata notifikasi BBm dari para sahabatnya
Tari : kalian di mana kata tari ?..
Geno :Kalian dimana kata geno , kesini lah kami di jurusan
Dengan sigap jematrinya langsung mengetik beberapa kata untuk mambalas bbm dari sahabatnya,
Dedet : Sini laah tar kami di perpus sama si gendut
Geno : kalianlah yang kesini, kami di jurusan sma tari lagi nunggu Use
Dengan langkah gontai saya dan Gendut turun dari lantai dua perpustakaan menuju lantai satu dimana posisi Tari dan yang lainnya berada. dan menghiraukan skripsi yang menjadi tujuan awal kami tadi.
***
Sesampai di depan jurusan kami pun duduk dan tak lama kemudian orang yang kami tunggu-tunggupun datang.
"woi...woi..." Sapa Tari , "kemana aja kalian dah lama ngak keliatan" Sambungnya.
Maklum kami semua pada sibuk sendiri belakangan ini, Kami bersahabat 6 orang. Tari si anak gendut yang otaknya ngeres, Geno si anak basket yang selalu bercelana jeans sobek-sobek, Use si anak tukang keluyuran, Si gendut alias Arif anak yang paling lelet di antara kami berlima, Satu lagi si dilut si anak tomboi yang kadang-kadang jadi feminim.
Mereka berdua pun datang menghampiri kami , kali ini mereka mambawa dua orang temannya, Dera dan inyiak. Mereka berdua merupakan anak yang sama-sama mempunyai hobi yang sejalan dengan kami , apalagi kalau bukan BASKET.
Dera si anak basket berpostur tinggi jagkung dan Inyiak si anak heboh yang paling hits di insatagaram, boleh di katakan hari-harinya selalu ceria, yang paling mengheran kan mereka berdua boleh dikatakan bukan teman baru ,di sebabkan baru aja kenal dengan kami mereka lansung bisa asik dan nyambung buat di ajak ngobrol
Jam menunjukan pukul satu lewat, azan pun terdengar berkumandang dari berbagai arah
"solat yok?" ajak Dedet, hatinya bergetar mendengar panggilan azan yang baru saja dia dengar
"wes...wes...wes... Tobat ni ceritanya" kata tari
Dedet pun terdiam mendengar ucapan tari yang seakan-akan menyindirnya. Dia pun menundukan kepalanya, seakan kata-kata tari tadi mengingatkannya kembali ke tujuan semula. skripsi, dia ingat pesan orang tuanya sewaktu dia awal-awal masuk kuliah yang sempat mengerakkan hatinya.
"nak ingat kita itu ngak sendiri karna selalu ada allah di smping orang-orang yang selalu mengingatnya,allah tidak akan memberi ujian melebihi kemampuan umatnya ,mintalah kata allah maka akan ku beri" .
Menginggat kata kata orang tuanaya dan sindiran dari temannya tadi dia lansung berdiri, semuanya kaget saat lelaki itu beranjak pergi dan berkata "tungu di sini ya aku mau solat dulu", dengan sigap langkah kakinya berjalan menuju musola di samping jurusan ,.
Sesudah solat diapun kembali ke tempat para sahabatnya ngumpul, baru saja sampai di sana salah satu dari mereka bilang, "pergi makan ke pantai yuk dan mereka lansung berdiri dan menaiki motornya", kami pun berangkat menuju tempat makan di tepi pantai ,
***
"Makan makan makam," Kata geno yang seakan seperti orang kelaparan disaat mereka baru saja memarkirkan kendarannya.
"Buk nasinya 6 ya buk, 2 pecal ayam lebihnya ayam hijau buk, minumya es kosong aja"
Setelah memesan kamipun berjalan menuju tempat duduk, ada yang bercanda sambil berlari dengan yang lainnya sembari menuju tempat duduk.
Belum semua kami sempat duduk eee si tari si anak ngeres berteriak "wowowowwowowo. Hai tengok tu ada yg lagi mesum" teriaknya dengan semangat, bukan kami saja yang kaget mendengar teriakannya akan tetapi smua orang yang ada di sanapun kaget dan seketika hampir semua orang yang berada disana menoleh kearah kami dan seketika tertawa terbahak-bahak.
"liat tu ayam tu lagi ngapai tu?, dia lagi mesum" ulangnya
Parah ni anak ngak kenal tempat ngak liat orang sekitar tetap saja fikirannya ngeres, semua orang di sana tertawa meliaht nya ngomong kayak tadi , benar kan ngak salah apa yg kami bilang kalau ni anak kami juluki si si otak ngeres, ngak mesum ya tapi ngeres,, beda-beda dikit lah hahaha...
Kami pun duduk kembali dengan tenang,
Selang beberapa menit kemudian makanan yang kami pesanpun datang. Seperti biasa si arif taman kami yg satu ini mulai sibuk, sibuk mencari sesuatu yang boleh dikatakan penyambung hidup bagi dia, Sendok.
kanapa kami bilang penyambung hidupnya, dia anak yg paling nggak biasa kalau makan ngak pake sendok, makanya dia kayak orang kebakaran jenggot, ketika saat mau makan dia tak menemukan sendok.
"ngak ada sedok ya di sini" teriaknya dengan lantang.
Mendengar teriakannya dengan segera pelayan ditempat makan berlari memberikanya sendok.
***
Sehabis makan, seperti biasa kami mulai masuk ke topik permasalah. kali ini topiknya boleh di bilang sangat horor bagi mahasiswa sementer akhir seperti kami ini, skripsi, iya skripsi adalah pembahasan paling mengerikan dan paling horror disaat nongkrong bersama teman-teman seangkatan. Jangan pernah bertanya sekalipun masalah ini pada teman seangkatan apalagi senior bisa ngamuk dan dunia bisa hancur dalam seketika. Begitu berbahayanya topic yang satu ini jika di bahas.
"Kalian blom juga ngajuin judul" tanya tari.
Mendegar ucapan Tari, semuanya kaget. Diantara kami semua baru dia yang sudah mendapatkan persetujuan judul oleh dosen pembimbing akademiknya ,
"Kapan lagi kalian masukin judul, kita sudah semester akhir loh" sambungnya. Semuanya menatap ka arah tari seakan akan mau meminta bantuan mencarikan judul yang pas buat kami semua dengan tatapan memelas.
"Gini aja, gimana kalau habis makan ini kita ke perpus"
"ide bagus tu" kata dedet dengan semangatnya, seakan-akan semangatnya tumbuh kembali untuk menyelesaikan skripsinya
Tak lama kemudian mereka berangkat keperpustakaan jurusan, dengan tebal muka kami beranikan untuk memasuki ruangan yang sakral itu bagi mahasiswa tingkat akhir sepeti kami. satu persatu kami buka skripsi senior tingkat diatas kami, satu sampai tujuh buah skripsi dikumpulkan lelaki itu, semuanya bikin binggung skripsi yang dia ambil selalu berkaitan dengan basket, tahu kenapa karna itu adalah salah satu cabang olah raga yang dia kuasai , semua skripsi dia bawa ke sudut pustaka tempat sahabat-sahabatnya duduk , dari tujuh buah skripsi yang dia ambil tak satupun dia mengerti.
Dua jam berlalu kami duduk diperpustakaan tapi tak satupun yg bisa kami mengerti ,azan asar pun berkumandang hari sudah menunjukan jam setengah empat, dan itu juga pertanda bahwa perpustakaan akan ditutup. kamipun beranjak keluar pustaka dengan nenteng sepatu kami.
"Tunggu aku" teriak geno, sambil berlari ketempat kami memasang sepatu.
"oh iya nanti malam kalau kita ngumpul gimana" kata geno
"oke juga tu" sahut arif dan tari serempak diujung anak tangga.

Menanti Maret Mengejar SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang