Bel pulang pun berbunyi aku segera membereskan peralatan tulisku trus bergegas pulang kerumah dan kio pun datang tiba - tiba sambil berbicara
"Ayo pulang bareng"
Aku yg kebingungan dan sebenernya ingin pulang sendiri sambil berbicara cara dalam hati
"Hadeh.... Tidak bisa pulang sendirian padahal aku ingin pulang sendirian sambil menghayal, klo sudah begini tidak ada waktu dah buat menghayal.."
Aku pun menerima ajakan si kio, Tetapi dalam perjalanan pulang kio tiba - tiba bertanya kepadaku
"Kenapa wajahmu itu?"
"Tidak, bukan apa - apa"
"Jangan sungkan untuk meminta tolong kepada ku, sudah seharusnya kan teman saling tolong menolong"
Aku yang terkejut mendengar itu sambil berbicara dalam hati
" Tidak kusangka... Dia telah menganggapku teman, padahal cuma kebetulan ketemu dihalaman belakang sekolah, orang yang sangat baik hati... Apakah orang pesimis sepertiku cocok berteman dengannya?"
Aku pun mulai bertanya - tanya kepada diriku sendiri
Setelah jauh perjalanan dari sekolah ke rumah,Tetapi jalan pulang ku dengan kio ternyata berbeda arah,Kami pun berpisah disini....
Ditengah perjalanan pulang kerumah kio salah satu teman ku tidak sengaja bertemu seseorang dan orang itu tiba - tiba mengajaknya berbicara
" Halo.. apakah kamu temannya Rakki?"
" Siapa kau ini?, Kenapa kau bisa tau kalau aku temannya Rakki?"
" Sebenernya aku adalah teman SMPnya Rakki, Namaku adalah william senang bertemu denganmu"
"Ohh... Ternyata teman SMPnya... Maaf tingkahku tadi agak kasar"
"Tidak tidak.. Itu sudah sewajarnya kok namanya juga baru bertemu... sudah seharus kamu berjaga - jaga sama orang yang tidak dikenal"
"Sekali lagi aku minta maaf ya... Trus ada perlu apa kamu kesini?"
"Tidak ada apa - apa hanya saja aku cuma ingin mengobrol sebentar sama teman barunya Rakki.. Apakah kamu tau cerita semasa SMP tentang Rakki?"
"Cerita?Saya tidak tau akan hal itu"
" Sudah kuduga Rakki tidak menceritakannya kepadamu... "
" Ya kurasa juga, aku tidak perlu mendengarkan cerita si Rakki darimu, Dan juga semua orang mempunyai masalah masing - masing... "
" Kenapa kamu tidak membantunya?"
" Tentu saja aku akan membantunya, Tapi tidak sekarang.. aku akan membantunya ketika dia menceritakan masalahnya sendiri kepadaku... Jika aku langsung ikut campur ke masalahnya pastinya dia akan merasa kesal bukan? Aku seorang temannya tidak mau akan terjadinya hal itu, jadi lebih baik aku menunggunya menceritakannya sendiri tanpa harus merusakkan hubungan pertemanan"
Siwilliam pun terdiam dan sambil tersenyum dan meraka pun berpisah dikarenakan arah jalan pulang mereka berbeda..
Setelah aku sampai kerumah dan membuka pintu ayahku datang tiba - tiba
" Apakah kamu masih melarikan diri dari kenyataan Rakki?"
" Berisik Ayah!!!!"
Aku pun membentak ayah dan langsung masuk kekamar dan keesokan harinya aku pun terkena demam dan tidak masuk kesekolah.... Aku pun menghayal sambil berbicara didalam hati
" Aku terkena demam ya, Sudah sewajarnya aku terkena demam karna Aku kemarin membentak ayah.. jadi wajar saja Tuhan marah kepadaku, Padahal aku ini orang yang tidak bisa apa - apa tetapi malah membentak ayah, Anak macam apa aku ini, cuma bisa menjadi beban saja.... Kurasa ayah benar aku hanya lari dari kenyataan karna aku tidak bisa menerima kenyataan pahit padaku... Ya memang aku orangnya pengecut... "
Aku pun menyesal ....
Tiba - tiba ada orang mengetuk pintu kamarku dan membukanya akupun terkejut melihat orang yang membuka pintu tersebut karena bukan Ayah dan Ibuku yang membukanya melainkan kio, Aku pun mulai bertanya" Kenapa kamu kesini?"
" Kenapa? Bukannya kita ini seorang teman?"
Aku pun terdiam dan tersenyum mendengarnya... Dan aku lanjut bertanya kepadanya
" Kenapa kamu bisa tau rumahku? Padahal aku tidak memberi tau alamatnya kepadamu.."
" Ohh itu.. Aku kemarin tidak sengaja bertemu dengan teman SMPmu ketika pulang sekolah dan dia memberi tau alamat rumahmu.."
" Apakah dia william?"
" Ya .."
"Sudah kuduga..."
" Kenapa kamu bisa tau Rakki?"
" Hanya feelingku saja"
Aku yang sedang berbicara dalam hati mengatakan sebenarnya bukan feeling.. tetapi dialah teman satu - satunya waktu SMP yang mengerti perasaanku
Si kio pun mengatakan suatu hal kepadaku sebelum dia pulang kerumah
" Rakki.. Sudah kubilang kan sebelumnya.. Tidak perlu sungkan meminta tolong kepadaku, Kita ini teman kan? Aku hanya ingin mengatakan suatu hal kepadamu bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri maka dari itu kamu tidak perlu sungkan untuk meminta tolong kepadaku... Dan jangan terlalu memaksakan diri"
Aku pun terdiam dan tersenyum untuk kedua kalinya
Aku pun mengangguk dan tidak lama kemudian si kio pun pulang kerumah..
Aku pun mulai mendapatkan semangat untuk mencari impian dan tujuan hidupku....