[TXT]
Lokal AU!Jam 9 pagi selalu menjadi kesempatan sarapan terbaik bagi 5 orang yang tak saling mengenal. Dari mereka yang senang berkeliling mencari kuliner, bahkan hingga sebatas makan untuk kebutuhan.
Sebut saja, Wei Wuxian, selebgram yang gemar makan secara live di instagram,
Atau ada juga Karma Akabane, pengangguran yang masih sanggup bercengkerama dengan kawannya di setiap tempat,
Tomioka Giyuu, pria pencari inspirasi yang gemar melangkah kesana-kemari dan mendarat di setiap tempat,
Lee Jinhyuk, pelanggan setia suatu warung bakso sejak jaman kuliah,
Bahkan juga ada Asano Gakushuu, mahasiswa semester akhir yang kehabisan bahan dalam kamar kosnya karena sedang marahan dengan sang ayah.
Beragam macam manusia di dunia ini, dan pastinya ada lebih dari 5 jenis pelanggan.
"Nagisa, lo tau nggak? Kemaren gue habis namatin game nya tau!"
Pria bersurai biru langit tersenyum, kemudian bertepuk tangan pelan. Sebatas kesopanan antar kawan. Karma tersenyum bangga. Pria itu mengeluarkan ponsel dari saku.
Sebatas informasi, Nagisa Shiota bahkan tak tau game macam apa yang dimaksud kawannya. Ia bukan penyuka game.
"Nih!"
Pria bernama Karma Akabane itu menunjukkan layar ponselnya. 4 ruangan kosong, satu diantaranya memiliki sedikit bintik.
Nagisa mengernyit. Gamenya aneh.
"Itu game apaan?"
"Pet Shelter."
Tanpa kawannya tau, mulut Nagisa sedikit membulat, pupil matanya pun membesar. Ia terkejut. Ia kira kawan jahilnya ini akan memainkan game yang kawan sekerjanya sering bicarakan. Seperti PUBG atau semacamnya.
"Kirain game kayak PUBG-"
"Ah nggak suka."
Nagisa sedikit gelagapan, "O- Oh..."
"Disini lo bisa biarin hewannya sampe sakit dan kurbel. Jadi lebih menantang."
Pria berstatus guru itu terkekeh kecil, ia tersenyum. "Ooh,"
Kawannya yang ini masih belum berubah.
Mulut pria bernama Wei Wuxian sibuk mengunyah bakso jumbo. Ia kelepasan memakan bakso itu tanpa memotongnya.
Biarpun begitu, jempolnya terus teracung di depan layar ponsel. Biasa, selebgram.
Pria itu sedang live instagram. Mengabaikan sekitar yang riuh (karena volume suara Karma yang tak dikontrol), ia tetap asik memakan bakso (yang sebenarnya sudah habis 3 mangkok), bahkan berencana menambah lagi.
Followersnya pun heran. Soalnya makin banyak makan pria ini makin tampan.
"Ini enak, guys. Kalian harus cobain. Namanya warung apa ya? Bentar, lupa soalnya hehe."
Wei melangkah keluar. Papan nama terpampang jelas di sana.
"Bakso Padang ges namanya. Gak tau dah, Padang dari mana. Soalnya gue asli Padang rasanya beda jauh. Bakso Padang asli rasanya bukan selera gue."
Wei mengendik. Ia memilih masuk ke dalam, tentu tetap berceloteh.
"Padangan pertama kali ya, maksudnya. Baru pertama liat warungnya langsung bucin soalnya."