Selamat membaca dan jangan lupa bintang kecil yah kak dan jangan lupa komen karya pertama aku
-------------
"Arfan" suara yang pelan seakan habis itu memecahkan suasana hening di rumah kecil berdindingkan kayu.
Arfan yang mendengar namanya di panggil itu pun menengok ke arah pemilik suara."Iyah ayah." Arfan menjawab panggilan fandi ayahnya. "Apa yang sakit ayah? Apakah ayah lapar? Arfan ambilkan makan yh?" Kata arfan sambil berdiri ke dapur untuk mengambil makanan. Sebelum berdiri arfan di tahan oleh tangan fandi. "Kenapa ayah?" Lanjut arfan bertanya pada fandi.
"Ayah hanya ingin arfan memeluk ayah!" Kata fandi yang berbicara seakan tertahan di tenggorokannya.
Arfan yang mendengar permintaan ayahnya itu pun langsung berbaring di belakang ayahnya dan memijad punggung yang hanya terlihat tulang. Arfan tak tau kalo malam itu adalah malam terakhir bersama ayahnya."Cepat sembuh ayah. Jangan sakit sakit gini yah. Arfan gk tega kalo liat ayah begini trus." Kata arfan yang hampir menangis, tetapi ia tahan.
"Ayah sudah sembuh, besok kita akan kembali ke rumah bunda mu" kata fandi kepada arfan.
"Iyah, tpi kalo ayah sehat betul, dan maafin arfan kalo arfan selalu nyusain ayah." Arfan seakan akan tak mampu menahan air matanya namun ia coba untuk menguat kan diri.
"Tak ada keslahan dari mu untukku, dan tak ada penyesalan dari ku untuk mu. Arfan tak perlu meminta maaf." Kata fandi yang pelan sehingga arfan harus mendekatkan telinga ke mulut fandi.
Melihat keadaan ayahnya, Arfan seakan tak mampu menahan tangis nya yang sendari tadi ingin keluar, akhirnya tangisnya pun melesat cepat di pipi nya."Jangan pernah menangis, dan jangan pernah arfan merasa berselah, semuanya itu sudah takdir. Ayah harus menerima cobaan ini." Fandi mencoba menenangkan arfan yang trus menangis di samping fandi.
-----------
Flashback4 tahun lalu.
Di rumah yang mewah, berdindingkan beton, berlapiskan cat berwarna putih nan menggah, bercorak batik yang indah. Namun itu tak semegah dan seindah suasana saat itu, yang dimana awal Fandi meninggalkan rumah."Mau kemana kamu mas?" Kata Ana bundanya Arfan
"Aku mau pergi dari rumah ini. Aku gak sanggup dengan ocehan mama kamu yang selalu salahkan aku di rumah ini." Jawab fandi yang menggendong tas berisikan pakayannya "Lagian anak kita semua sudah besar. " kata Fandi yang mengarah ke pintu rumah
"Tapi jangan pergi dari rumah juga mas!." Kata ana
Tanpa menghiraukan Ana, Fandi pergi.
Hingga hari berganti minggu Fandi pergi dari rumah, Ana masi setia membujuk Fandi agar pulang, Namun Fandi tetap menolak. Karna Fandi memiliki watak keras kepala yang di sadari oleh Ana.
Hingga tiba masa di mana Fandi selalu menuduh Ana berselingkuh yang membuat Ana tak tahan mendengar gosip yang di sebarkan suaminya sendiri. Tibalah dimana Ana terbujuk rayu setan yang harus menceraikan Fandi.Hingga perceraiyan pun terjadi, Sejak saat itu, Fandi sakit sakitan, dan lupa merawat diri.
-----------------
Pagi yang sunyi, Arfan terbangun mendapi ayah nya sudah tak mampu berkata lagi, dan matanya terbuka lebar ke depan. Ia seakan akan ingin berkata namun tak sanggup mengeluarkan kata.
"Ayah" Arfan menggerak gerakan tubuh Fandi, namun fandi tak menghiraukan nya
"Ayah kenapa?" Suara arfan makin membesar hingga membangunkan paman dan bibinya
"Ada apa arfan?" Tanya paman dan bibinya hampir serentak
"Telpon sadara sadara mu!" Kata bintang pamannya Arfan.
"Iya paman" arfan bergegas mengambil telfon genggam nya dan lekas mencari nomor azhar kakanya.
"Halo bang? Cepat kerumah paman!. Ayah sekarat."
Azhar yang mendengar kabar dari adiknya langsung meluncur ke rumah pamannya. Ia sangat merasa sedih
Arfan kembali mencari nomor kaka sulungnya Ijay. Namun tak di anggkat oleh ijay.
"Dimana anak ini, kenapa tak di angkatnya?" Batin Arfan
Tak berselang lama, Azhar tiba di rumah paman nya dan langsung menangis. Dia mengeluarkan hendponnya dan membuka yasin yang ada di hendpon miliknya. Berderai air matanya saat melantun kan ayat suci al quran. Hendpon Arfan bergetar, dan arfan mengangkat telpon.
"Kenapa dek?" Tanya ijay
"Ayah sekarat!" Sambil menangis Arfan mencoba menguatkan diri dan Arfan mendekatkan handponnya ke telinga ayahnya agar ijay bisa meminta maaf ke ayahnya, karena ijay tidak sempat ke sana karna sedang di luar kota. Selepas beberapa menit ijay berbicara. Ayah mereka menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir.
Hari itu adalah Hari yang sangat menyedihkan buat keluarga Arfandi. Mereka kehilangan sosok raja dan sosok pembela dalam plita hidup mereka.
Selesai-------
Ini lah akhir dari kisah sang raja perkasa. Menderita karna cinta, hingga lupa akan tahtanya.
Badan yang kekar perkasa kini kurus tak berdaya, terbungkus kain putih tak berwarna.
Alangkah malang nasip sangraja perkasa, menderita sekian lama tanpa cinta dan kasisayang dari pujaanya.
Ia berkata, namun tak ada suara. Ia bergerak, namun tak ada tenaga.
Alangkah malang nasip sang pemuja, terbungkus kain dan tak mampu berkata, hanya diam tanpa suara, terbujur kaku bagaikan air yang membeku. Hingga senyum pun kau tak mampu kau tampakan pada wajah perkasa .
Ini lah akhir dari sangraja perkasa
~ArfanIni karya pertama aku, dan jangan lupa komen dan kasi bintang kecilnya yah kak supaya aku semangat lagi😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Datang Nya Cinta
Humormenceritkan kisah seorang pemuda yang kehilangan ayahnya karna sebuah cinta hingga membuat dirinya merasa kehilangan cinta dan memutuskan untuk tidak mencintai. Namun ada seorang wanita yang mencoba memecahkan hati pemuda tersebut apakah wanita ters...