d u a

30 4 3
                                    

Aku mendatangi Papa yang sedang menonton film Tangled.

"Pa, kok nonton tangled sih?." Aku duduk disebelah Papa, lalu ikut mencomot biskuit buatan Mama ditoples yang Papa pegang.

"Ya ndak papa toh, Princess Rapunzel kan pacar Papa." Tanganku yang ingin mengambil biskuit lagi dipukul pelan oleh Papa.
"Ndak usah banyak-banyak, ini pacar kedua Papa." Papa memeluk toples biskuitnya.

Aku memutar mata jengah dengan kelakuan Papa yang seperti anak muda, padahal usianya sudah hampir kepala lima.

"Tak bilangin ke Mama ya, Papa selingkuh."
"MAMAAAA, PAPA PUNYA PACAR DUAA."

"Bodo amat, Papa gak takut." Papa menjulurkan lidahnya bermaksud mengejek.

"Halah, paling pacar Papa mu itu toples biskuit sama princess disney." Mama datang dari dapur membawakan 2 gelas coklat hangat.

"Ihh kok Mama jadi sekongkol sama Papa?!"

Tidak mempedulikan protesku, Mama duduk disebelah kanan Papa --aku disebelah kirinya-- kemudian menyenderkan kepalanya dibahu Papa, yang langsung direngkuh oleh Papa.
Aku mendelik karena kelakuan Papa dan Mama yang seperti menyindirku.

"Apa kamu liat liat? Sirik? Jomblo sih." Sesaat kemudian Mama dan Papa menertawakanku.

"Hih mending sama bang Farel ajalah aku."

"Farel belum pulang masih ngerjain tugas dirumah temennya, udah toh kamu jomblo terima nasib aja." Papa menepuk pundakku seolah ikut merasa prihatin.

"Males ah. Udahlah aku mau ngetwit aja."

"Eh iya Sel."

"Hmm."

"Eh ndak jadi. Eh iya Ma."

"Hm."

"Ealah. Papa punya 2 Nissa Sablon."

"Pa, udah minum obat? Halusinasi Papa kambuh keanya. Mau Mama ambilin obatnya?"

"Gak usah. Ambilkan Papa Meses aja Ma. Papa mau buat maha karya.  Shella aja ndak bisa pasti buatnya heumh." Papa melipat tangannya didada dan mengangkat dagu dengan gaya pongah.

"Apasih maha karya apa? Shella tutup mata juga bisa paling."

"Nih kamu liat ini." Papa menunjukkan ponselnya.

" Papa menunjukkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah gitu doang mah, kecil." Aku melakukan gerakan menyentilkan jari.
"Aku kira Papa bakal buat mukanya Chips Arnol. Yang kayak gini nih."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fake AccountTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang