00

1.8K 115 1
                                    

"Bahkan disaat seperti inipun, mengapa
yang terlihat hanyalah kebohongan?"

Detak jantungku tak lagi sama....
Lalu, pertanyaan mulai menyerang seiring kebingungan ini tak menemui ujung.

Aku rasa ada yang berbeda.
Hubungan ini terasa canggung.
Dia semakin asing hingga aku tak mengenalinya lagi, disela detik yang kami lewati bersama, seperti dia bukanlah dia.

Sayang....
Apa kau masih orang yang sama?
Jika tidak, katakan dimana wanita hangat yang aku kenal dulu menghilang?

WHO?

Sore itu hujan turun sebentar, hanya sekedar membasahi bumi dan kemudian pergi meninggalkan rintik yang menjadi alunan.

Kaca terlihat berembun, helaan nafas yang terasa berat terdengar.

Didalam kafe ini, suasana tidak begitu hening. Sesekali ada deru percakapan pengunjung yang terdengar, dan suara lalu lalang kendaraan bermotor yang lewat. Kafe ini berada dipinggir jalan paling ramai dengan aktifitas para penduduknya. Tapi, rasanya aneh ketika hanya Jungkook sendiri yang merasa sunyi dan canggung dalam keadaan ini.

Jungkook dan Chaeyoung saling berhadapan dalam kecanggungan. Mereka duduk pada meja paling depan dekat pintu kafe. Saling diam dalam pikiran masing-masing.

"Sayang?"

Suara berat Jungkook memanggil namun tak dihadiahi apapun. Untuk sekali lagi, ia mencoba.

"Sayang?"

Merasa putus asa, Jungkook membuang nafasnya kasar. Chaeyoung, wanita itu masih diam tak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Sedingin dan secanggung itu suasana yang menyelimuti mereka. Rasanya sangat asing. Bahkan mungkin orang lainpun tau, mereka tak pernah berada dalam atmosfer seperti ini, dingin dan senyap dalam perasaan.

Menunggu beberapa detik, Jungkook memutuskan mengulurkan tangannya. Menautkan jemari besar itu kedalam jemari mungil milik Chaeyoung.

"Bukan seperti ini caranya, Chae, " ucap Jungkook, terdengar sangat pelan.

Atensi Chaeyoung akhirnya tertuju sepenuhnya pada Jungkook. Sorot matanya menatap tepat dikedua mata itu.

"Kita berjanji satu sama lain, kita sudah dewasa. Hubungan yang kita jalin bukan lagi seperti hubungan antara anak remaja yang hanya memikirkan kenyamanan dan kebahagiaan saja. Tapi ini masalah hati dan keterbukaan, Chae. Jika ada masalah atau entahlah itu kau bisa membicarakannya dan kita akan mencari jalan keluarnya bersama, atau kau bosan denganku serta lelah dengan hubungan ini? Kau juga bisa mengatakan itu jika memang itu yang kau rasakan, aku tak apa. Tapi yang membuat semuanya semakin rumit adalah, ketika kau memilih diam dan berubah menjadi dingin seperti ini, Chae...."

"Kumohon, katakan alasannya. Aku ingin mendengar itu langsung darimu, karena prinsip hubungan kita adalah hati, kenyamanan, dan keterbukaan. Katakan, seberapa sakit apapun alasan itu, aku siap."

Jungkook mengakhiri kalimatnya, menemukan kaca yang melapisi manik Chaeyoung. Kaca yang hampir retak di kebisuan. Jungkook masih menunggu. Menunggu bibir itu mengucapkan sesuatu.

"Berikan aku waktu, Jung, " jawab Chaeyoung, bersamaan dengan retaknya kaca di manik hangatnya.

Jungkook hanya tersenyum pahit. Ini bukan jawaban yang ia kira akan keluar dari mulut Chaeyoung. Ini lebih seperti pernyataan bahwa wanita ini tidak akan memberikan alasan atasan kepingan yang hancur di hubungan mereka.

Dan hari itu, Chaeyoung hanya mengatakan kalimat itu saja kemudian pergi tanpa senyuman yang biasanya selalu Jungkook harapkan dalam pertemuan mereka.

Semenjak hari itu, semuanya berubah. Kepingan yang hancur semakin banyak dan jika kalian ingin mendengarkan cerita mereka maka,aku akan ceritakan semuanya. Dimulai dari kepingan awal yang masih utuh hingga ... Kepingan dimana semuanya bahkan tak bisa disusun seperti semula lagi.

Cerita mereka memang biasa, dan mungkin tidak menarik bagi kalian tapi aku tau sebagian dari kalian justru tertarik pada sebuah kisah cinta yang menyakitkan dan membosankan. Jadi, biarkan aku memulai kisahnya disini.

With Luv💕

WHO?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang