Semilir angin meniup helaian rambut yang terurai bebas, hawa dingin yang terasa menusuk tak membuat sang pemilik gentar, kaki polosnya menapaki keramik dingin tanpa ragu.
Heningnya malam diiringi hembusan angin bertiup senada dengan helaan napas pelan, diikuti suara isakan yang semakin terdengar menyakitkan.
Entahlah apa yang harus dikata, dalam diam tanpa lisan berucap, ada hati yang terus menjerit, ada air mata yang terus menetes— ada raga yang terus tersakiti.
Sosok itu adalah Sekar Arum Larasati, gadis tanpa kata dengan sejuta luka yang tertulis dalam aksara tak bertitik.
Tentang malam yang menjadi saksi bisu ketidakadilan semesta, isakan diiringi hembusan angin ibarat melodi musik menyayat hati. Andaikan sang sepi bisa bersuara mungkin ia akan ikut menangis bersamanya.
Gadis itu membuka buku yang sedari tadi ia peluk, dengan air mata yang masih terus menetes, Sekar menggoreskan penanya diatas lembar putih yang masih kosong.
'' untukmu malam, heningmu ibarat obat untukku, gelapmu adalah candu bagiku, dan bintangmu laksana cahaya paling terang yang mau menemaniku dalam sunyi, semua tentangmu adalah aku dalam diam —s ''
Hingga pada goresan pena terakhir, ada setetes air mata yang jatuh tepat diatasnya.
— ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Hening
Teen FictionTentang sepi dipenghujung malam yang tak berujung. Dalam bungkam tak terlisankan. Hening tanpa suara, tertutup ruang hampa yang tak berpenghuni. ━━━━━━━━━━━━ hening '' untukmu malam, heningmu ibarat obat untukku, gelapmu adalah candu bagiku, dan bin...