1

2.6K 97 26
                                    


Juno menghela napas lega setelah mengancingkan kopernya. Akhirnya semua barang-barang yang akan ia bawa pulang kembali ke Medan semua sudah disusun rapi ke dalam koper. Ia lantas mengambil ponselnya yang sejak tadi tergeletak di atas tempat tidur. Ia menghubungi nomor Jeff untuk menanyakan apakah sang pacar juga sudah melakukan hal yang sama yakni menyiapkan keperluan apa saja yang akan dibawa ke Medan.
Yup. Besok pagi Juno akan kembali ke Medan setelah mengambil cuti selama satu minggu pulang ke Mandalanusa. Ia sangat exited. Sebab kembalinya dia ke Medan kali ini tidak sendirian saja melainkan bersama dengan seluruh anggota keluarganya, kecuali Mbak Uli dan keluarga kecilnya. Bukan hanya kedua orang tuanya dan Ixel saja yang akan pergi, tapi juga Jeff dan Mama Ellen akan turut serta berlibur ke Medan bersama.
Seperti yang sudah kalian ketahui, Mama Rahayu pernah berkata beliau tak akan pernah mengunjungi Juno di Medan sampai sang anak pulang ke Mandalanusa. Sekarang ia menepati janji itu. Mereka semua mengantarkan Juno kembali ke Medan semuanya. Jadi jangan heran kalau sekarang semuanya pada sibuk menyiapkan barang-barang apa saja yang akan dibawa ke sana.
“Halo, Je...” sapa Juno sesaat setelah panggilan teleponnya diangkat.
“Ya, Je. Ada apa?” terdengar suara Jeff di seberang sambungan.
“Udah beres-beresnya?”
“Udah kok. Aku bawa barang sekedarnya ajalah. Koper kecil satu doang. Ntar kalo ada yang kurang-kurang tinggal beli aja di Medan,” jawab Jeff enteng.
Juno langsung geleng-geleng kepala mendengar jawaban sang pacar. “Kebiasaan banget sih kamu. Kalau bisa bawa dari rumah kenapa harus beli di sana? Ntar repot lagi...”
“Nggaklah...”
“Ya udah, terserah kamu. Mama udah selesai juga?”
“Lah, kalo Mama sih pakaiannya kan semua emang di koper. Jadi nggak sibuk-sibuk lagi dianya.”
“Iya juga sih...”
“Kamu sendiri gimana? Udah beres semua?” tanya Jeff.
“Udah kok. Aku kan Cuma beresin barang-barang pribadi aku doang. Selebihnya mama yang handle,” jawab Juno. “Lagi sibuk tuh di belakang sama papa. Biasa ngomel-ngomel karena papa dari tadi selow banget cuma setor pakaian tiga pasang. Udah. Langsung deh kena omel mama. Kolornya mana? Singletnya mana? Gitu-gitu...” cerita Juno.
Jeff terkekeh.
“Nah, itu baru cowok. Santai. Gak ribet-ribet.”
“Maksudnya??? Kamu nyindir aku?”
“Nggak gitu sih...”
“Nggak gitu gimana? Aku kan orangnya ribet. Kalo pergi hampir semua barang dibawa. Kalo bisa kamarnya juga pengen aku bawa. Terus menurut kamu aku bukan cowok?”
“Cowoknya 60% lah...!”
“Ohh, jadi gituuu... Kalo kamu berapa persen?”
“100% dong!” jawab Jeff cepat.
“Pede gila!”
“Lah iya.100%. kalo nggak maksimal, mana bisa muasin kamu.”
“Aku kan Cuma 60%. Jadi aku nggak memuaskan dong?”
“Bukan gitu...aahhh, bercanda kali, Je...” Jeff pusing sendiri sama pernyataannya.
“Oke. Gak ada jatah lagi!” ancam Juno.
“Bercanda, Yaaanggg...”
“Aku serius!”
“Ralat. Kamu 90% kok.”
“Bisa gitu ya? Main ralat seenak jidat.”
“Je itu pejantan tangguh. Mukanya boleh imut kayak marmut, tapi tekadnya baja kayak singa.”
“Iyelah tu...” kata Juno dengan logat Melayu seperti yang sering diucapkan karakter kartun Upin-Ipin.
“Iyelah. Awak takut tak dikasih jatah same I punya boyfriend,” balas Jeff.
“Betul... betul.... betul...!” kata Juno.
Mereka berdua terkekeh.
“Ya udah, kalo kamu sama Mama udah selesai beres-beresnya, buruan datang ke sini. Kita makan malam bersama di rumah aja,” kata Juno.
“Oke, Je. Ntar aku bilangin sama mama yaa...”
“Iyaa. Udah dulu ya, Je. See you, Honey...”
“See you. Love you.”
=/=

Menjelang makan malam, Jeff dan Mama Ellen datang ke rumah. Juno langsung mempersilahkan sang mama pacar menuju meja makan, sementara dirinya membantu Jeff menaruh barang bawaan ke dalam. Setelah itu keduanya bergabung di meja makan.
Mereka makan dalam suasana ceria dan hangat.
“Nanda perginya besok juga, Jun?” tanya Mama.
“Belum dong, Ma, dua hari lagi kan resepsi di tempat suaminya,” jawab Juno.
“Emang Nanda mau honeymoon kemana?” tanya Ixel.
“Ke Medan.”
“Loh, dia ke Medan juga?” kali ini papa yang sedari tadi diam angkat bicara.
“Iya. Hadiah pernikahan dari Juno,” Mama yang menjawab.
“Emang kamu ngasih hadiah paket bulan madu ya?” kali ini Jeff yang bertanya ke Juno.
Juno mengangguk.
“Keren...” Puji Jeff.
“Nanda bilang kalau bisa dia bakal nyusul kita ke Medan sehabis resepsi di tempat suaminya. Biar seru kalo rame-rame katanya,” terang Juno.
“Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku pergi ke Pulau Sumatra,” celetuk Mama Ellen.
“Sama sih,” kata Jeff.
“Kalau ke Medannya belum pernah. Tapi kalau ke Sumatra sih kami sekeluarga sudah pernah. Bahkan pernah tinggal cukup lama di Bengkulu karena papanya anak-anak memang orang Bengkulu. Selepas Juno tamat SD kita baru pindah ke sini,” kata Mama.
“Selain di Bengkulu, aku pernah ke Lampung dan Palembang,” kata Ixel.
“Aku pernah ke Palembang, Jambi, Padang, Lampung dan Medan tentunya,” ujar Juno.
“Indonesia ini memang luas. Mungkin kalau kita menghabiskan seluruh hidup kita untuk menjelajahinya, bisa saja tidak akan terjamah semuanya saking luasnya,” kata Papa.
Mereka mengangguk setuju.

PTA 2 : THE JOURNEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang