"Kak-"Gue pulang bareng keumdong, lo pulang sendiri"
Senyum manis yang sedari tadi menghiasi wajah manis pemuda itu hilang seketika bersama dengan kepergian pemuda hwang itu, seharusnya minhee paham bahwa dia hanya opsi kedua yang bahkan tidak di inginkan oleh yunseong. Dan dia juga sadar bahwa dia bukanlah tandingan untuk seorang keum donghyun.
Harusnya dari awal dia sadar apa yang bisa di harapkan dari minhee yang hanya anak kampung yang beruntung bisa bersekolah di sekolah favorit di kota karena perjodohannya dengan seorang anak orang kaya bernama hwang yunseong.
Pemuda manis itu hanya tersenyum miris kemudian kembali meyakinkan dirinya harus terbiasa dengan ini, minhee adalah orang yang kuat.
Kang minhee kamu pasti bisa
Hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya dia akan pulang berjalan kaki karena tidak terbiasa naik bus, rasanya aneh minhee tidak terbiasa dengan keadaan kota.
Jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh perlu menempu sekitar tiga puluh menit perjalanan, tak apa minhee sudah terbiasa.
"Minhee pulang" minhee masuk membuka pintu kemudian menaruh sepatunya di rak yang ada di dekat pintu.
"Eh, udah pulang yunseong mana?" Ucap mamah minhyun ibu hwang yunseong.
"Eh- anu-
"Aku disini kok mah" pemuda hwang itu tiba-tiba muncul di pintu.
Minhee melirik pemuda itu sebentar, kemudian mata minhee sedikit membulat melihat bekas kissmark di leher yunseong rasanya nyeri di dalam dada minhee melihat tanda itu, seolah tanda itu adalah tamparan untuknya bahwa dia memang tidak akan pernah mendapatkan hwang yunseong.
"Mamah kira kalian gak pulang bareng, baguslah" minhyun kemudian kembali fokus menonton televisi yang menampilkan berita gosip di salah satu chanel tv terkenal.
Minhee hanya tersenyum kecut, kemudian berdiri di depan yunseong lalu merogoh sesuatu di kantong tasnya dia mengeluarkan sebuah plaster, kemudian menaruhnya di bekas merah yang ada di leher yunseong.
"Aku gak mau kamu kena marah kalau mamah liat ini". Setelah memasang benda tersebut kemudian melesat pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua, minhee mati-matian menahan tangisnya hingga di kamar dia menumpahkan segala tangisnya, kenapa rasanya sakit sekali.
Minhee memukul-mukul dadanya yang terasa nyeri, rasanya sangat menyakitkan melihat orang yang kamu cintai justru malah menyukai orang lain dan hebatnya dia membenci dirimu, kenapa hidupnya bisa semenyedihkan ini padahal minhee hanya berharap dia bisa hidup bahagia bersama orang-orang yang juga mencintainya tapi ternyata semesta tidak suka melihat minhee bahagia walau sebentar.
Dia ingin kisah cintanya semanis junho dan eunsang.
Saling mencintai seperti Seungwoo dan byungchan.
Penuh tawa seperti jinhyuk dan wooseok.
Tapi lagi-lagi dia di tampar kenyataan bahwa inilah hidup seorang kang minhee yang di penuhi rasa sakit, dia ingin pulang kepelukan mamahnya. Tempat ini berbeda sekali dengan tempatnya di kampung ayahnya bilang bahwa dia akan hidup lebih baik disini, namun kenyataannya minhee akan lebih memilih tinggal di kampung setiap hari bermain bersama hyungjun di sawah dan bergembala sapi ketimbang hidup di kota dan bertemu hwang yunseong.
Entah sampai kapan minhee akan menahan ini semua.
Setelah puas menangis minhee tertidur diatas tempat tidurnya tanpa mengganti pakaian sekolahnya, tidur adalah cara yang paling efektif untuk menenangkan diri ketika hidupmu tidak lagi menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited [Hwangmini]
Teen FictionHwang Yunseong tidak pernah menginkan seorang Kang Minhee, tapi untuk pertama kalinya dia merasa posisinya terancam sejak kedatangan Koo Jungmo di dalam kisahnya bersama minhee.