Mungkin benar, bahwa aku terlalu takut menyapamu.
Jalanan memang mengajarkanku untuk selalu berani.
Nyatanya, masih ada hal yang membuatku kalah.
Lalu, tanpa ragu-ragu mulai menyerah.
Aku takut.
Jika nanti kau yang sudah asing dari awal ingin pergi tanpa jejak.Aku begitu betah dengan sikapku yang dingin.
Percayalah.
Jika sejak awal mataku tak memandangmu, aku tak akan sependiam dan bahkan bisa sedingin ini.Sebelum tidur, aku selalu mempertanyakan takdir.
Mana yang harus ku percaya.
Ilusi yang selalu saja menghantui kepalaku, ataukah kenyataan yang sedang ku hadapi saat ini.
Apakah sapaanmu kemarin hanya ada dalam mimpi ?
Ataukah aku benar-benar hidup dalam genggamanmu ?
Tidak.
Sadarlah !!
Jangan.
Kita hanyalah apa-apa yang tidak pernah ada._PJ_
KAMU SEDANG MEMBACA
JERUJI REALITA
General Fiction" Kita adalah rasa yang terhimpit realita. Aku harus diam-diam mendoakanmu baik-baik saja. Tak ingin kau tahu, tak ingin menghampirimu. Biarlah !! "