🌌

469 42 9
                                    

"Kau cantik sekali, Hyung"

Tidak sekali pun Soonyoung pernah menyangka dalam hidupnya, sebuah kalimat pujian paling sederhana yang diucapkan adiknya akan berdampak besar bagi Soonyoung di kemudian hari. Terperangkap erat, menjadikannya sesak karena oksigen nampak begitu angkuh untuk mau terhirup olehnya. Dusta jika Soonyoung mengatakan ia tidak menyukainya. Nyatanya adalah dirinya sendiri yang terpikat dan menjadi pecandu untuk setiap tetes nektar yang diucapkan Seokmin.



•••

F L O W E R

OST : Seventeen - Flower

•••

"Apa semua sudah rampung?"

Soonyoung menoleh, mendapatkan Jihoon berjalan ke arahnya dengan sebelah tangan membawa tas jinjing hitam cukup besar. Menatap intens Jihoon dari pangkal rambut hingga ujung kaki. Berpikir jenis alasan yang cukup masuk akal untuk membuat seorang Jihoon kembali ke ruang latihan. Semua member sudah pulang berjam-jam yang lalu dan Soonyoung sendiri juga tengah bersiap untuk pulang ke dorm.

"Sudah. Aku juga sudah mendapat persetujuan dari coach. Hanya tinggal mengajarkannya pada member." Soonyoung menjawab terlebih dahulu. Dilihatnya Jihoon hanya menganggukkan kepala tidak berniat berbicara lebih jauh.

"Apa yang kau lakukan di sini? Dan untuk apa tas besar hitam itu?" Soonyoung bertanya penasaran. Ini hampir pagi buta dan jadwal perilisan album sudah di depan mata. Mereka masih mempunyai jadwal latihan yang padat dan Jihoon bukannya beristirahat di dorm malah kembali ke ruang latihan.

"Aku akan pulang."

Soonyoung mengerutkan dahi tidak mengerti. Pulang? Apa maksudnya pulang?

"Ke Busan."

Soonyoung terkejut tentu saja. Alasan macam apa yang bisa dipakai untuk pulang ke kampung halaman ketika comeback terus menggonggong minta dibelai. Mulutnya sudah bersiap untuk menginterogasi lebih jauh tapi sepertinya Jihoon cukup tahu keadaan. Jadi ia mencoba menjelaskan lebih rinci.

"Ibuku sakit. Sepertinya cukup parah karena Ibu sampai dirawat di rumah sakit. Aku akan menjenguk dan menemaninya." Jihoon bisa melihat ekspresi Soonyoung berubah, menyesal sepertinya. "Aku sudah memberitahu Seungcheol Hyung, dan Hyung bilang oke," lanjut Jihoon.

"Ah maaf, aku sungguh tidak tahu." Soonyoung merasa bersalah tentu saja. Mendapat kabar seperti itu menjelang comeback bukanlah hal yang mudah. Pasti Jihoon sangat mengkhawartirkan ibunya.

"Kau berangkat dengan apa ke Busan? Apa perlu kutemani?" Soonyoung lanjut bertanya. Ia sungguhan khawatir dengan Jihoon. Hampir seluruh lagu untuk album ini Jihoon yang mengerjakan. Bisa berhari-hari mendekam di studio tanpa kembali ke dorm. Jadwal makan yang berantakan dan hanya mengonsumsi kopi hitam untuk menjaganya dari kantuk. Terkadang Soonyoung sendiri yang akan menyeret Jihoon untuk pulang dan beristirahat. Tidak jarang pula Seungcheol mengomel kalau Jihoon sudah berulah. Jihoon benar-benar sinting jika sudah di dalam studionya.

Soonyoung terpikir beberapa hal. Mereka belum melakukan rekaman lagu. Belum mendiskusikan pemilihan lagu apa saja yang akan dimasukkan. Belum juga menghapal gerakan. Bahkan gerakannya pun baru saja tadi mendapat persetujuan dari coach. Belum lagi latihan untuk menyelaraskan gerakan. Belum juga menjalani pengambilan gambar. Secara garis besar, hampir semua belum dan Soonyoung benar-benar gemas dengan kenyataan yang ada. Memikirkannya satu-satu membuat Soonyoung sakit kepala. Ingin sekali ia berteriak sambil berguling di lantai ruang latihan sekarang juga untuk melepas stress.

F L O W E R  |  SEOKSOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang