Ini sudah seminggu Shiren berada di rumah keluarga Velo. Ify pun masih mengira Shiren calon mantunya meskipun Velo beberapa kali menjelaskan padanya. Namun menurutnya itu hanya akal-akalan Velo saja agar tidak segera menikah.
"Ini sudah seminggu loh yang, kamu emangnya ga bisa ngeliat gimana interaksi Velo sama Shiren. Mereka itu beneran ga ada apa-apa. Lagian Shiren juga pasti ga enakan karena kamu mikirnya dia calon istrinya Velo" ujar Rio mencoba berbicara pada istrinya itu.
"Masa sih mas? Velo kan emang begitu ke perempuan. Lagian buat apa dia bawa Shiren kesini kalau mereka ga ada apa-apa?"
"Velo kan udah pernah jelasin kalau Shiren itu ga punya siapa-siapa lagi. Makanya dia bermaksud mengajak dia kesini"
"Tapi tetep aja aku berharapnya Shiren yang bakal jadi menantu kita mas. Gadis itu keliatannya baik, cantik pula. Dia cocok kok sama Velo. Mau mereka ada hubungan atau engga aku bakal usahain mereka nikah"
Rio hanya bisa menghela napasnya. Kalau istrinya sudah berkehendak, baik dia maupun Velo susah untuk menolak. Dia terlalu mencintai Ify hingga akan melakukan apapun keinginan istri tercintanya itu.
"Terserah kamu aja lah, yang" balas Rio akhirnya.
"Kamu dukung aku dong mas. Kamu pengen kan liat anak kita itu nikah. Umurnya udah hampir 28 tahun tapi belum nikah juga. Vela aja udah punya anak. Kayla juga. Dia kayaknya nurutin kamu dulu deh yang terlalu sibuk kerja sampai-sampai lupa sama kehidupan sendiri. Apa harus kita jodohin juga sama seperti kita dulu mas?"
"Biarin aja berjalan apa adanya sayang. Percaya aja sama anak kita itu"
"Yaudah iya, mas"
*****
"Minum dulu"
Velo menoleh ke arah Shiren yang datang dengan membawa dua gelas minuman di tangannya. Lalu perempuan itu meletakkan salah satu gelas itu di meja yang ada di hadapannya.
"Thanks" sahut Velo. Dia meraih gelas itu dan meneguk minumannya sedikit demi sedikit.
"Aku kayaknya mau cari kerja deh. Aku ga enak terus-terusan ngerepotin keluarga kalian. Kalian udah baik banget sama aku. Aku hutang budi sama kalian"
"Udahlah ga usah dipikirin. Kami ga ngerasa direpotin kok. Kami senang bisa bantu kamu."
"Iya tetap aja aku ga akan bisa selamanya ngerepotin kalian. Aku janji setelah aku dapat kerja dan kontrakan, aku bakal langsung pindah dari sini"
Shiren merasa sangat beruntung karena bertemu Velo dan keluarganya. Mereka semua sangat baik kepadanya. Bahkan Ify sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Mengingat anak perempuan satu-satunya sudah ikut sang suami.
"Terus gimana kalau kamu ketemu orang yang mau merkosa kamu waktu itu? Aku yakin dia ga akan tinggal diam aja. Dia pasti masih nyari kamu"
Shiren terdiam mendengarnya. Memang dia takut pada orang itu. Tapi dia juga tidak enak terlalu lama menumpang di rumah Velo.
"Makanya kalian nikah aja bang, dengan begitu Shiren bisa tinggal disini. Dan omnya itu ga berhak lagi atas Shiren karena dia sudah punya suami" celetuk Ify yang mengintrupsi pembicaraan keduanya.
"Ma..."
"Mama benar kan? Lagian Shiren pasti mau kok nikah sama kamu. Iyakan sayang? Kamu mau kan jadi istri anak tante?"
Shiren bingung dan kelimpungan sendiri harus menjawab apa. Memang selama seminggu ini dia diam-diam menaruh hati pada Velo. Laki-laki itu tampan, mapan, dan yang terpenting sikapnya sangat baik. Sehingga wanita mana saja bisa dengan mudah jatuh hati dan termasuk dirinya. Pasti beruntung yang menjadi istrinya kelak. Namun dia tidak bisa begini. Velo sudah dengan baik hati menolongnya lepas dari omnya dan laki-laki hidung belang itu. Dia tidak bisa memanfaatkan dukungan orang tua Velo agar mereka menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELO
RomanceA Story about Adelio Marvelo Bagaskara Menjadi anak pertama dan belum menikah diusianya yang ke dua puluh tujuh tahun membuat Velo diserang pertanyaan kapan nikah oleh keluarganya. Apalagi mengingat saudari kembarnya yang sudah menikah dan memiliki...