Part 1 - Pertemuan Itu

4.5K 284 13
                                    

Note : Cerita ini sudah pernah tamat sebelumnya. Sudah pernah terbit ebooknya juga dulu, tapi sekarang sudah dihapus. Buat yang udah beli ebooknya dulu masih bisa tetap baca ebooknya kok.

Dan buat yang ketinggalan baca. Bisa baca versi lengkapnya di KBM App di akun Ara_raara atau beli PDF langsung Rp.15.000 melalui WA 0856-5495-1239.

***

Adelio Marvelo Bagaskara, atau yang biasa disapa Velo keluar dari mobilnya. Dia melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit tempatnya bekerja setahun belakangan ini. Velo menjadi dokter umum di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta setelah menyelesaikan masa studinya selama kurang lebih 4 tahun.

Setelah lulus dari jurusan kedokteran itu, dia tidak langsung diangkat menjadi dokter. Melainkan dia harus menjalani masa koas selama 1,5 tahun dan mengabdi di sebuah puskesmas pedesaan satu tahun terlebih dahulu. Barulah akhirnya diangkat jadi dokter.

Dia memang memilih karier yang berbeda dengan papanya yang merupakan seorang dosen dan juga pengusaha. Dari kecil dia sudah bercita-cita ingin menjadi dokter. Dan beruntung orang tuanya selalu mendukung apapun keputusannya itu. Hingga dia bisa sukses seperti sekarang ini.

Diusianya yang ke dua puluh tujuh tahun ini dia sudah sangat mapan dengan pekerjaan tetapnya sebagai dokter itu. Orang tuanya pun mulai menanyainya perihal kapan dia akan menikah mengingat umurnya yang sudah sangat layak untuk berumah tangga. Apalagi dia juga sudah memiliki pekerjaan sehingga bisa menghidupi keluarganya kelak. Namun sampai saat ini dia masih belum menikah juga.

Velo memiliki wajah yang tampan bahkan hampir mendekati sempurna. Sehingga tentu saja banyak perempuan di luar sana yang berlomba-lomba mencari perhatiannya. Entah itu temannya sewaktu kuliah ataupun rekan sesama dokternya. Namun entah kenapa dia tidak tertarik sama sekali untuk menjalin sebuah hubungan serius.

Sampai usianya saat ini pun dia tak pernah yang namanya berpacaran. Baginya yang terpenting adalah belajar dan bekerja agar bisa membanggakan kedua orang tuanya. Tapi siapa sangka kalau saat ini orang tuanya mulai mendesaknya untuk segera menikah. Apalagi dengan dalih mereka ingin melihatnya bahagia dengan membina rumah tangga. Hal itu kadang membuat Velo merasa sedikit kesal.

"Lecek amat muka lo pagi-pagi"

Velo mengernyitkan keningnya melihat teman satu propesinya itu sudah ada di depan ruangannya. Dia menatap Arven dengan pandangan malas karena sudah dipastikan rekan sekaligus sahabatnya itu tahu pasti apa yang membuatnya badmood.

"Soal pernikahan lagi? Ya lo turutin aja sih mau orang tua lo itu. Gampang kan? Lagian nikah juga bukan ide yang buruk"

Arven nampak mengangkat bahunya santai. Dia ikut masuk ke ruangan Velo dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Gampang pala lo!" Ketus Velo. Dia meraih jas dokternya dan memasangnya.

"Ya gampang. Lo tinggal pilih cewek mana yang mau lo jadiin istri. Terus ajak deh ketemu orang tua lo. Di rumah sakit ini aja kalau ga salah banyak kan dokter muda dan cantik yang suka tebar pesona sama lo"

"Gue bukan elo!"

"Ya jelas bukanlah. Lo sama sekali belum pernah pacaran. Sedangkan mantan gue dimana-mana. Makanya bro, jangan lurus amat napa hidup lo. Bengkokin dikit, nakal dikit gapapa kali"

Velo hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan sahabatnya itu. Mereka 180 derajat sangat berbeda. Velo dengan sikapnya yang dingin terhadap wanita. Sedangkan Arven sangat wellcome, sehingga terlalu welcomenya banyak wanita yang menjadi pacarnya. Namun anehnya mereka bisa bersahabat sejak SMA.

Velo bukannya tidak tahu kalau Arven itu badboy. Pacarnya dimana-mana dan dia kadang suka bermain-main di klub malam sampai pagi. Velo sudah lelah menasehati sahabatnya itu hingga akhirnya dia membiarkannya saja.

MARVELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang